Las busur listrik Cacat Pada las

9 Perincian lebih lanjut dari klasifikasi ini dapat dilihat dalam gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Klasifikasi cara pengelasan Sumber : http:klasifikasi_las_teknikmesin.blogspot.com

2.2 Las busur listrik

Las busur listrik atau yag sering disebut dengan las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las listrik ini adalah merupakan sambungan tetap dengan menggunakan busur listrik untuk pemanasan. Panas oleh busur listrik terjadi karena adanya loncatan electron dari elektroda melalui udara ke benda kerja. Elektron tersebut bertumbukan dengan udara gas serta memisahkannya menjadi electron dan ion positif . Daerah dimana terjadi loncatan elektron disebut busur Arc. Busur yang terjadi diantara katoda karbon dan anoda logam dapat meleburkan logam sehingga bisa dipakai untuk penyambungan dua buah logam. 10 Las busur listrik dapat dibagi menjadi : 1. Las Elektroda Karbon 2. Las Elektroda Terbungkus 3. Las busur rendam 4. Las busur CO2 5. Las TIG 6. Las MIG 7. Las busur dengan elektroda berisi Fluks. 2.2.1 Prinsip kerja las listrik Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam, menggunakan tenaga lisrtik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mencapai temperature tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik E dengan kuat arus I dan waktu t yang dinyatakan dalam satuan panas joule, atau kalori seperti rumus di bawah ini: H=E x I x t Dimana : H = Panas Dalam Satuan joule. E= Tegangan Listrik Dalam Volt. I = Kuat Arus Dalam Amper. t = Waktu Dalam Detik. 11

2.3 Cacat Pada las

Jenis Cacat Permukaan Las: 1. Lubang Jarum Pin Hole Sebab: Terbentuk gas di dalam bahan las sewaktu pengelasan akibat kandungan belerang dalam bahan. Akibat: Kemungkinan bocor di lokasi cacat. Penanggulangan: Gouging 100 di lokasi cacat dan perbaiki sesuai pembuatan prosedur pengelasan WPS asli. Gambar 2.2 Cacat las Lubang jarum. Sumber: Sri Widharto, 2007 2. Percikan Las Spatter Sebab: Elektrode lembab, kampuh kotor, angin kencang, lapisan galvanisir, ampere capping terlalu tinggi. Akibat: Tampak jelek, mengalami karat permukaan. Penanggulangan: Cukup dibersihkan dengan pahat. Pembersih dengan gerinda tidak boleh mengingat akan memakan bahan induk. 12 Gambar 2.3 Cacat las Percikan las. Sumber: Sri Widharto, 2007 3. Retak Crack Sebab: Tegangan di dalam material, penggetasan pada bahan dan daerah terimbas panas, karat tegangan, bahan tidak cocok dengan kawat las, pengelasan tanpa perlakuan panas yang benar. Akibat: Fatal. Penanggulangan:Diselidiki dulu sebabnya, setelah diketahui baru ujung-ujung retak dibor dan bagian retak digouging dikikis 100 kemudian diisi dengan bahan yang cocok sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasanWPS. Jika sebabnya adalah ketidak cocokan materil atau retak berada di luar kampuh, maka seluruh sambungan las berikut bahannya diganti. Gambar 2.4 Cacat las keadaan Retak. Sumber: Sri Widharto, 2007 13 4. Keropos Porosity Sebab: Lingkungan las lembab atau basah, kampuh kotor, angin berhembus dipermukaan las, lapisan galvanis, salah jenis arus, salah jenis polaritas, ampere capping terlalu besar. Akibat: Melemahkan sambungan, tampak buruk, mengawali karat permukaan. Penanggulangan: Cacat digerinda hingga hilang kemudian dilas isi sesuai dengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Gambar 2.5 Cacat Las keadaan Keropos. Sumber: Sri Widharto, 2007 5. Muka Cekung Concavity Sebab: Tukang las terlalu cepat selesai, amper capping terlalu tinggi, kecepatan las capping terlalu tinggi, elektroda terlalu kecil, bukaan sudut kampuh terlalu besar. Akibat: Melemahkan sambungan, mengawali karat permukaan, dapat terjadi keretakan akibat tegangan geser. Penanggulangan: Cukup di sempurnakan bentuk capping dan sedikit penguat reinforcement. 14 Gambar 2.6 Cacat Las Keadaan Muka cekung. Sumber: Sri Widharto, 2007 6. Longsor Pinggir Undercut Sebab: Suhu metal terlalu tinggi, ampere capping terlalu tinggi. Akibat: Melemahkan sambungan, mengawali karat permukaan. Penanggulangan: Cukup diisi dengan stringer saja.Undercut yang tajam seperti takik, dilarang harus segera diperbaiki karena dapat menyebabkan keretakan notch. Gambar 2.7 Cacat Las keadaan Longsor Pinggir. Sumber: Sri Widharto, 2007 7. Penguat berlebihan Excessive Reinforcement Sebab: Elektrode terlalu rapat, kecepatan capping terlalu rendah, ampere capping terlalu rendah, suhu metal terlalu dingin. Akibat: Diragukan fusi dan kekuatannya, perlu diuji ultrasonik proba sudut angle probe, jika ternyata fusi tidak ada, seluruh sambungan diapkir. 15 Penanggulangan: Gounging 100 dan dilas ulang sesuaidengan pembuatan prosedur pengelasan WPS. Gambar 2.8 Cacat Las keadaan Penguat berlebihan. Sumber: Sri Widharto, 2007 8. Penetrasi Tidak Sempurna Incomplete Penetration Sebab: Celah terlalu sempit, elektrode terlalu tinggi, ampere mesin las tidak tetap, celah tidak seragam sempit dan lebar tidak beraturan, ampere akar las rendah, kampuh kotor, elektrode terlalu besar. Akibat: Di bagian cacat berpotensi retak. Penanggulangan: Gouging 100 pada bagian cacat dan dilas ulang sesuai WPS. Gambar 2.9 Cacat Las Karena Penetrasi tidak sempurna. Sumber: Sri Widharto, 2007 9. Penetrasi Berlebihan Excessive Penetration Sebab: Celah terlalu lebar, elektrode terlalu kecil, ampere akar terlalu tinggi, kecepatan akan terlalu rendah, elektrode terlalu dalam. 16 Akibat: Biasa menyebabkan retak akar, karat sebelah dalam, menghancurkan piq bola pembersih dalam pipa. Penanggulangan: Bongkar total, setel kembali dan dilas ulang sesuai WPS. Gambar 2.10 Cacat Las karena Penetrasi berlebihan. Sumber: Sri Widharto, 2007 10. Retak Akar Root Crack Sebab: Celah terlalu lebar, elektrode terlalu kecil, ampere akar terlalu tinggi, kecepatan akan terlalu rendah, elektrode terlalu dalam. Akibat: Biasa menyebabkan retak akar, karat sebelah dalam, menghancurkan piq bola pembersih dalam pipa. Penanggulangan: Bongkar total, setel kembali dan dilas ulang sesuai WPS. Jika retak keluar dari jalur las maka seluruh material diganti. Gambar 2.11 Cacat Las keadaan Retak akar. Sumber: Sri Widharto, 2007 17 11. Terbakar Tembus Blow Hole Sebab: Celah tidak seragam, ampere mesin las tiba-tiba naik, posisi elektrode naik turun. Akibat: Pada lokasi cacat sambungan lemahdan terdapat kemungkinan bocor, mengawali erosi dan karat tegangan pada lokasi cacat. Penanggulangan: Gouging 100 di lokasi cacat dan diisi ulang sesuai WPS. Gambar 2.12 Cacat Las keadaan Terbakar tembus. Sumber: Sri Widharto, 2007 12. Longsor Pinggir Akar Root Undercut Sebab: Suhu metal terlalu tinggi pada saat pengelasan akar, ampere akan terlalu besar. Akibat: Mengawali erosi dan karat sebelah dalam, memungkinkan terjadinya retak takik notch. Penanggulangan: Lokasi cacat di gouging 100 dan dilas ulang sesuai WPS. Gambar 2.13 Cacat Las Keadaan Longsor pinggir akar. Sumber: Sri Widharto, 2007 18

2.4 Baja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

3 68 108

PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TUNGSTEN HASIL LAS TIG (TUNGSTEN INERT GAS) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON MEDIUM

8 62 91

ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN JARAK PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK, SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON RENDAH DENGAN ELEKTRODA 6013

0 1 13

KEKERASAN IMPAK STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA St37 SKRIPSI

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelasan - Pengaruh Variasi Diameter Elektroda Pada Pengelasan Baja Karbon Rendah Jenis St37 Terhadap Kekuatan Impak, Kekerasan, Dan Struktur Mikro

0 0 39

Pengaruh Variasi Diameter Elektroda Pada Pengelasan Baja Karbon Rendah Jenis ST 37 terhadap Distribusi Kekerasan, Kekuatan Impak, dan Struktur Mikro

1 1 14

PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO PENGELASAN PADA PADUAN BAJA KARBON RENDAH JENIS SS400 DENGAN METODE SMAW - UNS Institutional Repository

0 0 16

VARIASI PERBANDINGAN CAMPURAN ANTARA AIR DAN GARAM SEBAGAI MEDIA PENDINGINAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON AISI 1050

0 2 93

ANALISA PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN AUSTENISASI PADA PERLAKUAN PANAS PENGERASAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON AISI 1050

0 0 92

ANALISIS PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AUSTENISASI TEHADAP KEKERASAN, KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO DENGAN PROSES LAKU PANAS PADA BAJA KARBON AISI 1050

0 1 104