Hasil Pengujian Impak Hasil Pengujian

61

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari uji impak, kekerasan hardness, dan uji mikro yang dilakukan pada spesimen jenis baja St37 dengan variasi diameter elektroda yang dipakai.

4.2 Hasil Pengujian

Berikut adalah hasil dari pengujian yang dilakukan.

4.2.1 Hasil Pengujian Impak

Pada pengujian impak ini bertujuan untuk mengukur keuletan suatu bahan terhadap beban tiba-tiba dengan cara mengukur perubahan energi potensial sebuah bandul yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. Perbedaan tinggi ayunan bandul merupakan ukuran energi yang diserap oleh benda uji. Besar energi yang diserap ditentukan oleh keuletan suatu benda uji. Jika nilai impaknya besar maka itu artinya bahan yang digunakan tergolong ulet dan dapat mengalami patah getas. Hal- hal yang dapat antara lain adanya takikan notch, kecepatan pembebanan yang tinggi yang dapat menyebabkan regangan yang tinggi pula. Pada pengujian impak ini dilakukan dengan metode Charpy dengan sudut awal pemukulan sebesar 147º. Adapun hasinya dapat dilihat dibawah ini. 62 Tabel 4.1 Hasil pengujian impak pada spesimen baja ST37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm Spesimen Sudut α Sudut β A mm² Jenis Patahan 1 147 121,5 60 Liat 2 147 120,5 60 Liat 3 147 123 60 Liat Gambar 4.1 Patahan spesimen baja ST37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm. Table 4.2 Hasil pengujian impak pada specimen baja ST37 dengan jenis elektroda RB 26 diameter 3,2 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm² Jenis Patahan 1 147 112,5 60 Liat 2 147 105 60 Liat 3 147 108 60 Liat 63 Gambar 4.2 Patahan specimen baja ST37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 3,2 mm. Table 4.3 Hasil pengujian impak pada specimen baja ST37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm Jenis Patahan 1 147 91 60 Liat 2 147 91,5 60 Liat 3 147 93.5 60 Liat Gambar 4.3 patahan specimen baja ST37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. 64 Mencari ketinggian bandul sebelum dan setelah terjadi pemukulan. H 1 = sin α-90.s + s = {sin 147-90 0,75 m + 0,75 m} = 0,8386 x 0,75 m + 0,75 m = 1,3790 m Baja ST37 elektroda RB26 diameter 2,6 mm Spesimen 1 h 2 = sin β-90 .s + s = {sin 121,5 – 90 0,75m + 0,75 m} = 0,5224 x 0,75 m + 0,75 m = 1,1418 m Spesimen 2 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 120,5 – 90 . 0,75 m + 0,75 m = 0,5075 x 0,75 m + 0,75 m = 1,1306 m 65 Spesimen 3 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 123-90 0,75 m + 0,75 m =0.5446 x 0,75 m + 0,75 m = 0,4084 m + 0,75 m = 1,1584 m Baja ST37 elektroda RB26 diameter 3,2 mm. Spesimen 1 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 112,5-90 0,75 m + 0,75 m = 0,2164 x 0,75 m + 0,75 m = 0,1623 m + 0,75 m = 0,9123 m Spesimen 2 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 105 -90 . 0,75 m + 0,75 = 0,2588 x 0,75 m + 0,75 m = 0,1941 m + 0,75 m = 0,9441 m 66 Spesimen 3 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 108-90 . 0,75 m +0,75 m = 0,3090 x 0,75 m + 0,75 m = 0,2317 + 0,75 m = 0,9817 m Baja ST37 elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Spesimen 1 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 91-90 . 0,75 m + 0,75 m = 0.0174 x 0,75 m + 0,75 m = 0.0130 m + 0,75 m = 0,7630 m Spesimen 2 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 91.5-90 . 0,75 + 0,75 m = 0.0261 x 0,75 + 0,75 m = 0.0195 + 0,75 m = 0,7695 m 67 Spesimen 3 h 2 = sin β-90 .s + s = sin 93,5-90 . 0,75 m + 0,75 m = 0.0610 x 0,75 m + 0,75 m = 0,7957 m Untuk mendapat kecepatan awal bandul sebelum terjadi pemukulan : Ep = Ek m.g h 1 = ½ m. v 1 ² v 1 = √2.g.h 1 = √2 x 9,81 ms2 x 1,3790 m = 5,2014 ms Untuk mendapat kecepatan akhir setelah terjadi pemukulan : Ep = Ek m.g h 2 = ½ m. v 2 ² maka didapat kecepatan akhir untuk tiap-tiap spesimen sebagai berikut : Baja ST37 elektroda RB26 diameter 2,6 mm. spesimen 1 ; v 2 = 4,7330 ms 68 spesimen 2 ; v 2 = 4,7098 ms spesimen 3 ; v2 = 4,7673 ms Baja ST37 elektroda RB26 diameter 3,2 mm, spesimen 1 ; v 2 = 4,2307 ms spesimen 2 ; v 2 = 4,3038 ms spesimen 3 ; v 2 = 4,3887 ms Baja ST37 elektroda RB26 diameter 4,0 mm, spesimen 1 ; v 2 = 3,8691 ms spesimen 2 ; v 2 = 3,8855 ms spesimen 2 ; v 2 = 3,9511 ms Energi yang diserap spesimen baja ST37saat terjadi pemukulan terhadap benda uji dapat dihitung dengan rumus berikut : E = Ep 1 – Ep 2 = m.g.h 1 – m.g.h 2 = m.g h 1 - h 2 maka didapat energi yang diserap oleh tiap-tiap spesimen : 69 Baja ST37 elektroda RB26 diameter 2,6 mm; spesimen 1 ; E = 60,0348 J spesimen 2 ; E = 62,8695 J spesimen 3 ; E = 55,8334 J Baja ST37 elektroda RB26 diameter 3,2 mm : Spesimen 1 ; E = 118,1208 J Spesimen 2 ; E = 110,0723 J Spesimen 3 ; E = 100,5558 J Baja ST37 elektroda RB26 diameter 4,0 mm : Spesimen 1 ; E = 155,9083 J Spesimen 2 ; E = 154,2632 J Spesimen 3 ; E = 147,6320 J Dari persamaan rumus di atas, dapat dicari nilai impak tiap spesimen dengan menggunakan rumus I = E A Dimana : I = Nilai ketangguhan Impak joulemm 2 . E = Energi yang diserap Joule A = Luas penampak spesimen mm 2 70 Maka untuk itu didapat nilai impak pada masing-masing spesimen yaitu, 1. Baja ST37 RB26 diameter 2,6 mm : -spesimen 1, I = 1,0005 -spesimen 2, I = 1,0478 -spesimen 3, I = 0.9305 2. Baja ST37 RB26 diameter 3,2 mm : -spesimen 1, I = 1,9686 -spesimen 2, I = 1,8345 -spesimen 3, I = 1.6759 3. Baja ST37 RB26 diameter 4,0 mm : -spesimen 1, I = 2,5984 -spesimen 2, I = 2,5710 -spesimen 3, I = 2,4605 71 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Data Impak Spesimen Diameter Elektroda mm A mm² h2 m v2 ms E joule I Jmm² Ī Jmm 2 1 2,6 60 1,1418 4,7330 60,0348 1,0005 2 2,6 60 1,1306 4,7098 62,8695 1,0478 0.9929 3 2,6 60 1,1584 4,7673 55,8334 0,9305 4 3,2 60 0,9123 4,2307 118,1208 1,9686 5 3,2 60 0,9441 4,3038 110,0723 1,8345 1.8263 6 3,2 60 0,9817 4,3887 100,5558 1,6759 7 4,0 60 0,7630 3,8691 155,9083 2,5984 8 4,0 60 0,7695 3,8855 154,2632 2,5710 2.5433 9 4,0 60 0,7957 3,9511 147,6320 2,4605 Keterangan : Ī : Nilai Impak rata-rata Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata impak tertinggi terdapat pada spesimen Baja ST37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 4,0 mm yaitu sebesar 2,5433 Jmm 2 , dan nilai rata-rata impak terendah terdapat pada specimen Baja ST37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 2,6 mm yaitu 0.9929 Jmm 2 . Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya diameter elektroda yang dipakai saat pengelasan sangat mempengaruhi terhadap ketangguhan nilai impak suatu spesimen. 72 Gambar 4.4 Grafik Nilai Hasil Pengujian Impak Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa nilai impak tertinggi terdapat pada spesimen St37 dengan pengelasan menggunakan diameter elektroda sebesar 4,0 mm yaitu sebesar 2,5989 Jmm 2 , dan nilai impak terendah terdapat pada spesimen St37 dengan pengelasan menggunakan elektroda berdiameter 2,6 mm yaitu sebesar 0,9305 Jmm 2 . Nilai impak tertinggi rata-rata didapat pada spesimen St37 dengan pengelasan menggunakan elektroda berdiameter 4,0 mm. Hal ini dapat disebabkan karena penggunaan elektroda berdiameter yang tergolong tinggi. Maka dengan pemakaian elektroda tersebut memungkinkan meminimalisir terjadinya porositas dan terperangkapnya udara di dalam rongga-rongga kosong pada daging lasan. Kejadian ini dapat mempengaruhi kekuatan impaknya. Untuk nilai impak terendah terdapat pada spesimen St37 dengan pengelasan menggunakan elektroda berdiameter 2,6 mm. elektroda berdiameter 2,6 mm tergolong rendah. Hal ini dapat mengurangi kekuatan impaknya. Sehingga 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 N il ai Ket an g g u h an Im p ak J m m 2 ST37 RB26 diameter 2,6 ST37 RB26 diameter 3,2 ST37 RB26 diameter 4,0 73 memungkinnya terjadinya porositas yang banyak. Hal ini juga dapat disebabkan dengan adanya butir-butir lasan yang tidak merata, dan juga adanya udara yang terjebak di dalam rongga-rongga daging lasan. Untuk spesimen St37 dengan pengelasan menggunakan elektroda berdiameter 3,2 mm, hasil rata-ratanya yaitu sebesar 1,8263 Jmm 2 . Untuk nilai impaknya juga tergantung besarnya diameter elektroda yang dipakai. Dari grafik di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan elektroda yang berdiamaeter berbeda sangat berpengaruh terhadap nilai impaknya. Dan pada penelitian ini dapat diketahui dengan menggunakan elektroda berdiameter yang besar maka hasil impaknya akan semakin kuattinggi.

4.2.2 Hasil Uji kekerasan Hardness

Dokumen yang terkait

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

3 68 108

PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TUNGSTEN HASIL LAS TIG (TUNGSTEN INERT GAS) TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON MEDIUM

8 62 91

ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN JARAK PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK, SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON RENDAH DENGAN ELEKTRODA 6013

0 1 13

KEKERASAN IMPAK STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA St37 SKRIPSI

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelasan - Pengaruh Variasi Diameter Elektroda Pada Pengelasan Baja Karbon Rendah Jenis St37 Terhadap Kekuatan Impak, Kekerasan, Dan Struktur Mikro

0 0 39

Pengaruh Variasi Diameter Elektroda Pada Pengelasan Baja Karbon Rendah Jenis ST 37 terhadap Distribusi Kekerasan, Kekuatan Impak, dan Struktur Mikro

1 1 14

PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO PENGELASAN PADA PADUAN BAJA KARBON RENDAH JENIS SS400 DENGAN METODE SMAW - UNS Institutional Repository

0 0 16

VARIASI PERBANDINGAN CAMPURAN ANTARA AIR DAN GARAM SEBAGAI MEDIA PENDINGINAN TERHADAP KEKERASAN, KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON AISI 1050

0 2 93

ANALISA PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN AUSTENISASI PADA PERLAKUAN PANAS PENGERASAN TERHADAP STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON AISI 1050

0 0 92

ANALISIS PENGARUH VARIASI TEMPERATUR AUSTENISASI TEHADAP KEKERASAN, KEKUATAN IMPAK DAN STRUKTUR MIKRO DENGAN PROSES LAKU PANAS PADA BAJA KARBON AISI 1050

0 1 104