BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tailing
Menurut Boul 1981, diacu dalam Fauziah 2009, penambangan emas menghasilkan sisa pengolahan bahan tambang atau sering disebut tailing, yaitu
berupa bubuk batuan yang berasal dari batuan mineral yang telah digerus sedemikian rupa hasil pemisahan tembaga, emas dan perak di pabrik pengolahan.
Sifat fisik tailing yang merupakan masalah bagi pertumbuhan tanaman adalah tekstur, agregasi dan struktur, densitas dan infiltrasi, kompaksi, daya pegang dan
stabilitasnya. Menurut USDA ukuran partikel tailing relatif kecil dan seragam berupa pasir halus berukuran 0,25
–
0,10 mm. Selain itu, sifat kimia tailing seperti status hara yang rendah, kandungan logam berat seperti Cd, Hg, Pb, As yang
dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan Boul 1981, diacu dalam Fauziah 2009.
Kendala utama dalam melakukan aktivitas revegetasi pada lahan-lahan terbuka pasca penambangan adalah kondisi lahan yang tidak mendukung
marginal bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi ini secara langsung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kondisi tanah yang kompak karena
pemadatan dapat menyebabkan buruknya sistem tata air water infiltration and percolation dan aerasi peredaran udara yang secara langsung dapat berdampak
negatif terhadap fungsi dan perkembangan akar. Akar tidak dapat berkembang dengan sempurna dan fungsinya sebagai alat absorpsi unsur hara akan terganggu.
Akibatnya tanaman tidak dapat berkembang dengan normal, sehingga pertumbuhannya tetap kerdil dan merana Fauziah 2009.
2.2 Leda Eucalyptus deglupta Blume
Leda atau rainbow Eucalyptus termasuk jenis cepat tumbuh fast growing species terutama pada waktu muda, sehingga memiliki prospek untuk
dikembangkan sebagai tanaman industri maupun reboisasi. Sistem perakaran E. deglupta yang masih muda cepat sekali memanjang menembus ke dalam tanah
dan intensitas penyebaran akar ke arah bawah hampir sama banyaknya dengan ke arah samping Suhendi dan Djapilus 1978, diacu dalam Hendromono 1987.
Umumnya, E. deglupta tumbuh baik pada tanah bertekstur ringan atau sedang, dengan pH masam atau netral, tidak tergenang air dan menyukai tanah subur
Webb et al. 1984, diacu dalam Hendromono 1987. Sifat-sifat tanaman Eucalyptus tersebut telah dibuktikan dalam penelitian Widiastuti 2011, tentang
kesesuaian lahan untuk tanaman Eucalyptus. Menurut Suhendi dan Djapilus 1978, diacu dalam Hendromono 1987, E.
deglupta termasuk jenis yang tetap hijau sepanjang tahun dan sangat membutuhkan cahaya, serta tanaman ini dapat bertunas kembali setelah di
pangkas dan agak tahan terhadap serangan rayap. Saat ini, E. deglupta dibudidayakan secara luas di seluruh dunia, terutama untuk pulp bubur kayu
yang digunakan dalam pembuatan kertas. Pohon ini juga ditanam untuk keperluan pajangan, karena multi-warna garis-garis mencolok yang menutupi bagasi.
2.3 Arang Tempurung Kelapa