optimal untuk menunjang pertumbuhan tanaman dibandingkan dengan pertumbuhan tanpa arang dan bokashi.
4.3 Berat Basah Total
Berat basah total merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan air dari tanaman. Menurut Tirta 2006, faktor-faktor yang
mempengaruhi berat basah total adalah panjang akar tanaman, jumlah daun, tinggi tanaman dan jumlah tunas. Berdasarkan ringkasan hasil sidik ragam Tabel 3,
pemberian arang tempurung kelapa dan bokashi pupuk kandang pada media tanam berpengaruh nyata terhadap berat basah total bibit pada taraf uji 95. Hasil
uji lanjut Duncan pada Lampiran 2C menunjukkan bahwa pemberian arang tempurung kelapa dan bokashi pupuk kandang dapat meningkatkan berat basah
total E. deglupta seperti hasil yang tersaji juga pada Gambar 3.
Gambar 3 Pengaruh pemberian arang tempurung kelapa dan bokashi pupuk kandang terhadap berat basah total bibit E. deglupta
Gambar 3 merupakan histogram hasil uji lanjut Duncan interaksi antara arang tempurung kelapa dan bokashi pupuk kandang dimana berat basah total
bibit E. deglupta berbeda-beda pada setiap perlakuan. Namun, dengan ditambahkannya arang dan bokashi, berat basah total bibit E. deglupta meningkat
dan berbeda nyata dengan kontrol. Seperti halnya dengan pertumbuhan tinggi bibit, Gambar 3 juga menyatakan bahwa kombinasi 2,5 dan 5 arang dengan
20 gram bokashi tidak memberikan hasil pertumbuhan yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Namun, kombinasi 7,5 dan 10 arang dengan 40
gram dan 60 gram bokashi memberikan hasil pertumbuhan yang berbeda nyata dengan perlakuan kontrol.
4.4 Berat Kering Total
Berat kering total merupakan parameter yang umum digunakan untuk mengetahui baik atau tidaknya pertumbuhan bibit karena parameter ini dapat
menggambarkan efisiensi proses fisiologis di dalam tanaman. Berdasarkan ringkasan hasil sidik ragam Tabel 3, pemberian arang tempurung kelapa
berpengaruh nyata terhadap berat kering total bibit. Sedangkan, bokashi pupuk kandang dan interaksi antara arang tempurung kelapa dan bokashi pupuk kandang
tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering total bibit pada taraf uji 95. Hasil uji lanjut Duncan pada Lampiran 2A menunjukkan bahwa pemberian arang
tempurung kelapa dapat meningkatkan berat kering total bibit E. deglupta seperti hasil yang tersaji juga pada Gambar 4.
Gambar 4 Pengaruh pemberian arang tempurung kelapa terhadap berat kering total bibit E. deglupta
Gambar 4 merupakan histogram hasil uji lanjut Duncan pemberian arang tempurung kelapa dimana berat kering total bibit E. deglupta meningkat seiring
presentase yang
diberikan terhadap
masing-masing perlakuan.
Dapat dikemukakan bahwa perlakuan A2, A3, dan A4 tidak bebeda nyata akan tetapi
berbeda sangat nyata dengan A0 dan A1. Hal ini berarti masing-masing presentase arang tempurung kelapa mengalami respon yang berbeda pada penigkatan berat
kering total tanaman. Biomassa yang tinggi menyebabkan proses metabolisme yang lebih besar pada bagian pucuk tanaman tersebut. Parameter berat kering total
bibit juga dapat menunjukkan akumulasi kandungan unsur hara pada tanaman. Selanjutnya, nilai dalam parameter ini sekaligus
menunjukkan nilai biomassa suatu tanaman. Semakin besar nilai berat kering total maka semakin besar nilai
biomassanya dan akan semakin baik pula pertumbuhan bibit. Hal ini dikarenakan tanaman selama hidupnya atau selama masa tertentu membentuk biomassa yang
mengakibatkan pertambahan berat dan diikuti dengan pertambahan ukuran lain yang dapat dinyatakan secara kuantitatif Sitompul dan Guritno 1995.
4.5 Nisbah Pucuk Akar