betina W = 9 x 10
-5
L
2,528
. Hubungan panjang berat menunjukkan nilai korelasi yang kuat untuk ikan jantan r = 0,862 dan ikan betina r = 0,746 Gambar 4. Untuk menentukan
pola pertumbuhan dilakukan dengan uji t. Hasil analisis uji t terhadap nilai b diperoleh ikan jantan menunjukkan pola pertumbuhan isometrik t
hitung
t
tabel
yang berarti pertambahan berat ikan jantan seimbang dengan pertambahan panjang dan ikan betina
memperlihatkan pola pertumbuhan allometrik t
hitung
t
tabel
yang berarti pola pertumbuhan panjang tidak seimbang dengan pertambahan beratnya dan karena nilai b 3
maka pola pertumbuhannya adalah allometrik negatif, yang berarti pertambahan panjang lebih cepat dibanding pertambahan berat. Nilai b yang rendah b = 2,528 pada ikan betina
memperlihatkan ikan betina lebih kurus dibanding ikan jantan b = 3,157. Pola pertumbuhan ikan pelangi merah secara keseluruhan bersifat isometrik b = 2,852.
Gambar 4. Hubungan panjang berat ikan pelangi merah di Danau Sentani
4.1.4 Faktor Kondisi
Berdasarkan pola pertumbuhan ikan pelangi merah secara keseluruhan yang bersifat isometrik, maka penentuan nilai faktor kondisi menggunakan rumus faktor
kondisi. Kisaran rata-rata faktor kondisi ikan jantan adalah 1,003 – 1,019 dan betina
Jantan
Gabungan Jantan -Betina
Betina
1,058 – 1,212. Nilai rata-rata faktor kondisi ikan jantan dan betina yang tertinggi ditemukan pada bulan Desember 1,019 ± 0,186; 1,212 ± 0,129, sedangkan yang terendah
untuk ikan jantan ditemukan pada bulan Januari 1,003 ± 0,084 dan ikan betina pada bulan Mei 1,058 ± 0,174 Tabel 5.
Tabel 5. Kisaran faktor kondisi ikan pelangi merah selama penelitian Bulan
Jantan Betina Kisaran Rata-rata
Sb Kisaran Rata-rata Sb
Des 0,558 - 1,597
1,019 0,186
0,879 - 1,649 1,212
0,129 Jan
0,869 - 1,268 1,003
0,084 0,936 - 1,514
1,192 0,126
Feb 0,795 - 1,283
1,005 0,105
0,879 - 1,469 1,183
0,117 April
0,722 - 1,244 1,005
0,103 0,938 - 1,445
1,186 0,139
Mei 0,628 - 1,343
1,014 0,168
0,723 - 1,448 1,058
0,174
Keterangan : Sb : Simpangan baku
Nilai rata-rata faktor kondisi ikan pelangi merah jantan dan betina pada tingkat kematangan gonad IV-V yang tertinggi ditemukan pada bulan Desember 1,080 ± 0,140;
1,190 ± 0,111 Gambar 5, nilai faktor kondisi pada bulan April-Mei 2008 bias karena sampel ikan pelangi merah matang gonad TKG IV-V yang ditemukan sedikit.
Gambar 5. Faktor kondisi ikan pelangi merah matang gonad TKG IV-V Faktor kondisi ikan pelangi merah pada tiap tingkat kematangan gonad
memperlihatkan nilai bervariasi. Kisaran nilai faktor kondisi yang tertinggi baik pada ikan jantan maupun betina terdapat pada tingkat kematangan gonad empat TKG IV dan
terendah pada TKG I Tabel 6. Tabel 6. Faktor kondisi ikan pelangi merah berdasarkan TKG
0.000 0.200
0.400 0.600
0.800 1.000
1.200 1.400
1.600
Des Jan
Feb Faktor
Kondisi
Bulan Jantan
Betina
TKG Jantan Betina
Kisaran Rata-rata
Sb N ekor
Kisaran Rata-rata
Sb N ekor
I 0,686 -1,402
1,006 0,114
314 0,613 – 1,429
1,045 0,164
122 II
0,613 -1,276 0,996
0,121 56
0,592 – 1,447 1,085
0,113 145
III 1,990-1,262
1,089 0,104
9 0,766 – 1,292
1,092 0,102
81 IV
0,724-1,205 0,994
0,145 9
0,917 – 1,437 1,145
0,146 29
V 0,888-1,224
1,008 0,091
16 0,889 – 1,396
1,122 0,137
17 Keterangan : Sb : Simpangan baku
4.1.5 Nisbah Kelamin Selama penelitian, ikan pelangi merah jantan yang tertangkap berjumlah 404 ekor
50,6 dan betina 394 ekor 49,4, sehingga secara keseluruhan nisbah kelamin ikan pelangi merah mengikuti pola 1 : 1. Dari uji khi kuadrat terhadap nisbah kelamin secara
keseluruhan memperlihatkan hasil yang tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95 [X
2 hitung
1,02 X
2 tabel
db=1
3,84]. Pola perbandingan 1 : 1 juga terlihat pada uji khi kuadrat terhadap nisbah kelamin per bulan pengamatan Tabel 7.
Tabel 7. Nisbah kelamin ikan pelangi merah berdasarkan bulan pengamatan Bulan
Jantan ekor Betina ekor Nisbah kelamin X
2
hitung Des
177 153
1,16 1,745
ns
Jan 63
84 0,75
3
ns
Feb 88
77 1,14
0,733
ns
April 48
40 1,2
0,727
ns
Mei 28
40 0,70
2,118
n
S
Keterangan : ns : tidak berbeda nyata
Nisbah kelamin berdasarkan kelas panjang total ikan pelangi merah memperlihatkan nilai yang tertinggi pada kelas panjang 112-114 mm. Hasil uji khi kuadrat
terlihat berbeda nyata pada kelas panjang 100 – 102 mm [x
2
hitung 4, 86 x
2
tabel 3,84] dan 112 – 114 mm [x
2
hitung 9,85 x
2
tabel 3,84] Tabel 8.
Tabel 8. Nisbah kelamin berdasarkan kelas panjang total Selang Kelas Panjang
Total mm Jantan
ekor Betina
ekor Nisbah
Kelamin X
2
hitung 88 - 90
13 6
2,17 2,50
ns
91 - 93 45
33 1,36
1,85
ns
94 - 96 69
79 0,87
0,68
ns
97 - 99 89
72 1,24
1,79
ns
100 - 102 64
91 0,70
4,86
s
103 - 105 50
55 0,91
0,25
ns
106 - 108 24
22 1,09
0,09
ns
109 - 111 23
22 1,05
0,04
ns
112 - 114 21
5 4,20
9,85
s
115 - 117 4
8 0,50
1,33
ns
118 - 120 2
1 2,00
0,50
ns
Keterangan : s : berbeda nyata ; ns : tidak berbeda nyata
Nisbah kelamin ikan pelangi merah yang matang gonad TKG IV-V tertinggi diperoleh pada bulan Desember 1 : 1,56 dan yang terendah pada bulan Februari 1 : 0,3.
Dari hasil uji khi kuadrat, nisbah kelamin pada tiap bulan pengamatan menunjukkan hasil yang tidak berbeda pada bulan Desember dan Mei dan berbeda nyata pada bulan Januari
dan Februari, dimana jumlah ikan betina lebih banyak dari ikan jantan. Pada bulan April tidak dapat dianalisis karena bias akibat sampel yang tertangkap sedikit Tabel 9.
Tabel 9. Nisbah kelamin ikan pelangi merah matang gonad TKG IV-V pada tiap bulan pengamatan
Bulan Jantan ekor Betina ekor
Nisbah kelamin X
2
hitung Des
28 18
1,56 2,17
ns
Jan 10
25 0,40
59,46
s
Feb 3
10 0,30
14,13
s
April 2
2 Mei
1 1
1,00
ns
Keterangan : s : berbeda nyata; ns : tidak berbeda nyata
Berdasarkan hasil uji khi kuadrat nisbah kelamin ikan pelangi merah pada tiap stasiun penelitian terlihat mengikuti pola 1 : 1 kecuali pada stasiun 4, tidak ditemukan ikan
yang matang gonad Tabel 10, Lampiran 6.
Tabel 10. Nisbah kelamin ikan pelangi merah matang gonad pada tiap stasiun penelitian Stasiun Jantan Betina Nisbah
Kelamin X
2
hitung 1 11 14
0,8 3,6
ns
2 9 13 0,7
3,1
ns
3 10 13 0,8
3,3
ns
4 0 0 5 8 10
0,8 2,6
ns
6 4 6 0,7
1,4
ns
Keterangan : ns : tidak berbeda nyata
4.1.6 Tingkat Kematangan Gonad