Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Pada Dai-Dai diharapkan mampu memberikan contoh atau teladan dalam perilaku sehari-hari sehingga bisa menjadi contoh dan panutan bagi para remaja muslim. Dai-Dai diharapkan tidak pasif menunggu jika ada remaja yang ingin mengaji, akan tetapi harus dapat aktif mengajak para remaja untuk giat mengaji. Dai-daiyah diharapkan selalu aktif berdakwah dengan selalu mengangkat dalil-dalil dalam Al-quran dan Al-hadist untuk meningkatkan kualitas agama mereka. Begitu banyak atau menjamurnya kegiatan kegiatan dakwah yang ada di masyarakat serta lembaga-lembaga dakwah formal maupunb non formal, akan tetapi masih banyaknya para remaja yang melakukan penyimpangan moral serta kurang optimalnya pengawasan orangtua dan pengawasan diri seperti banyak ditemukan remaja menghabiskan waktunya untuk melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti, narkoba, minum-minuman keras khamar dan, berjudi. Pengaruh negatif dari perkembangan teknologi dan budaya yang dapet merusak sendi-sendi kehidupan mereka yang akan berdampak bagi kelangsungan kehidupanberagama bagi remaja dan masyarakat sekitarnya. Karena kita ketahui remaja adalah gambaran untuk hari esok dan remaja sebagai generasi penerus yang merupakan aset bangsa ini dan harus berlandaskan iman, ilmu dan akhlak yang baik. Strategi merupakan suatu perencanaan atau keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu organisasitertentu. Dalam konteks dakwah, strategi juga sangat dibutuhkan terutama dalam organisasi Majelis Rasulullah yang merupakan bagian dari organisasi masyarakat. Majelis Rasulullah SAW Nama Majelis Rasulullah. dalam aktifitas dakwah ini berawal ketika Hb Munzir Almusawa lulus dari Study-nya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidh Tarim Hadramaut, Yaman. Beliau kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998 dengan mengajak orang bertobat dan mencintai nabi saw yang dengan itu ummat ini akan pula mencintai sunnahnya, dan menjadikan Rasul SAW sebagai Idola. Habib Munzir juga senantiasa mengingatkan agar tidak sampai putus aktifitas untuk mencari ridhanya Allah SWT dan rasa cinta Rasulullah SAW walaupun Majelis Rasulullah tidak ada sosok seorang guru besar seperti Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa. Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa merupakan da’i yang menjalankan dakwahnya di Jakarta Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa selain sebagai da’i beliau juga pimpinan dari Majelis Rasulullah , yang merupakan majelis besar yang ada di Jakarta. Majelis ini berdiri pada tahun 2000, majelis yang awalnya hanya tujuh jama’ah, kini jama’ah Majelis Rasulullah telah mencapai ratusan. 4 Majelis Rasulullah ini telah banyak diketahui umat Islam di Jakarta maupun di luar Jakarta. Hal ini menunjukan bahwa Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa berdakwah tidak hanya di Jakarta, akan tetapi dakwahnya telah menyebar keluar daerah Jakarta, sudah tentu diperlukan strategi –strategi untuk menjalankannya agar berhasil dalam menyebarkan dakwahnya. 4 www.majelisrasulullah.org Majelis Rasulullah yang memiliki banyak jama’ah baik dari kalangan orangtua maupun remaja, namun lebih banyak didominasi oleh remaja. Dominasi ini dikarenakan remaja yang haus akan nilai-nilai Islam, rasa penasaran mereka terhadap nilai-nilai Islam yang luhur dan rasa keinginan tahu mereka terhadap Nabi Muhammad SAW, yang sering ditanamkan Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa dalam setiap ceramahnya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui Strategi Dakwah Majelis Rasulullah Dalam Mencetak Dai-Dai Muda dalam bentuk karya ilmiah yang berjudul “Strategi Komunikasi Dalam Aktivitas Dakwah Majelis Rasulullah Di Pancoran Jakarta Selatan ”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Agar penelitian yang akan penulis lakukan lebih terarah dan terperinci, penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas pada “Strategi Komunikasi Dalam Aktivitas Dakwah Majelis Rasulullah Di Pancoran Jakarta Selatan Pada Tahun Mei 2000 Sampai Dengan Tahun 2013 ” 2. Rumusan Masalah Agar penelitian ini dapat menjelaskan secara mendalam berdasarkan judul dan pembatasan masalah, maka untuk itu penulis menyusun rumusan masalah yang secara umum, adalah Bagaimana strategi komunikasi dalam aktivitas dakwah Majelis Rasulullah Di Pancoran Jakarta Selatan. Sehingga terbentuk rumusan masakah sebagai berikut: a. Bagaimana perumusan strategi Majelis Rasulullah? b. Bagaimana implementasi strategi Majelis Rasulullah? c. Bagaimana evaluasi strategi Majelis Rasulullah? d. Faktor pendukung dan penghambat dakwah Majelis Rasulullah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dari penelitian ini untuk mengetahui strategi komunikasi dalam aktivitas dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan, yaitu: a. Untuk mengetahui bagaimana perumusan strategi Majelis Rasulullah b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi strategi Majelis Rasulullah c. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi strategi Majelis Rasulullah d. Untuk mengetahui apasaja fartor pendukung dan penghambat dakwah Majelis Rasulullah. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian yang penulis lakukan ini dapat dilihat dari dua aspek, yakni: a. Segi Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswaI terutama jurusan Kominikasi Penyiaran Islam agar dapat mengetahui Strategi Komunikasi Dalam Aktifitas Dakwah Majelis Rasulullah di Pancoran Jakarta Selatan. b. Segi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, masukan dan pedoman kepada lemba ga majelis ta’lim yang ada, khususnya Majelis Rasulullah yakni mengenai strategi komunikasi dalam aktifitas dakwah Majelis Rasulullah dalam masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, yaitu dengan cara memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan. 5 Menurut M. Najir dalam buku metodologi penelitian menyatakan, bahwa metode penelitian deskriptif merupakan proses pencarian fakta, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 6 Untuk melengkapi data yang ada, penulis menggunakan cara sebagai berikut: a. Data Primer Primary data, merupakan data utama yang diperoleh langsung dari responden berupa catatan tertulis dari hasil wawancara, serta dokumentasi. b. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan untuk mencari konsep dari teori-teori yang berhubungan 5 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, Juli 2007, Cet. Ke-24, h. 26. 6 M. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Galia Indonesia, 1998, Cet Ke-3, h. 63