55
5000 10000
15000 20000
25000
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Tahun Ekspor Rajungan ton
20 40
60 80
100 120
140 160
Nilai Ekspor 1.000.000 US
Ekspor Rajungan Ton Nilai Ekspor 1.000.000 US
Sementara itu dari tahun 2000 sampai 2005 ekspor rajungan berfluktuasi. Pada tahun 2001 sampai 2002 mengalami penurunan tetapi nilai produksi terus
mengalami peningkatan ini dikarenakan harga rajungan yang terus meningkat serta nilai kurs dollar yang makin melambung Tabel 18 dan Gambar 14.
Tabel 18 Perkembangan ekspor dan nilai ekspor rajungan seluruh Indonesia selama periode 2000-2005
Tahun Ekspor Rajungan
Ton Nilai Ekspor
1000 US Persentase
Ekspor
2000 12.381
68.209.000 -
2001 11.657
87.430.000 -0,058
2002 11.226
90.349.000 -0,037
2003 12.041
91.918.000 0,073
2004 20.903
143.550.000 0,736
2005 18.593
130.905.000 -0,111
Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan 2006
Gambar 14 Perkembangan ekspor dan nilai ekspor rajungan selama periode tahun 2000-2005 di Seluruh Indonesia
4.7 Penanganan dan Distri busi Hasil Tangkapan
Ikan termasuk rajungan merupakan produk yang mudah rusak perishable sehingga memungkinkan cepatnya terjadi kemunduran mutu. Oleh karenanya
diperlukan penanganan yang baik untuk mempertahankan mutunya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan harga jual.
56 Umumnya nelayan Desa Gebang Mekar yang menangkap rajungan dengan
jaring kejer tidak membawa es atau garam sebagai bahan untuk penanganan hasil tangkapan. Mengingat waktu yang relatif singkat dan jarak dari daerah
penangkapan ikan yang tidak terlalu jauh serta lama trip yang pendek one day fishing
. Penanganan rajungan dilakukan dengan menambahkan air laut pada ember atau tempat ikan lainnya. Selanjutnya rajungan hasil tangkapan dilakukan
penanganan oleh pembeli dengan memberikan es pada rajungan atau langsung dilakukan pengolahan seperti direbus dan kemudian dikupas untuk mendapatkan
dagingnya. Sedangkan penanganan rajungan hasil tangkapan bubu lipat wadong yang lama tripnya tiga hari yaitu dengan langsung merebus rajungan didalam
dandang. Namun nelayan kurang paham mengenai penanganan yang benar. Salah satu kesalahan yang dilakukan oleh nelayan yaitu merebus rajungan dengan air
laut yang belum tentu bersih serta rajungan setelah direbus langsung terkena matahari. Sehingga setelah sampai di darat rajungan memiliki mutu yang buruk.
Tujuan utama pemasaran produksi rajungan di Desa Gebang Mekar pada umumnya bukan untuk kebutuhan lokal. Setelah rajungan hasil tangkapan
didaratkan, rajungan langsung dibawa ke bakul utama untuk dijual. Rajunga n yang dikumpulkan di bakul utama diolah melalui beberapa tahap untuk
mendapatkan daging rajungan yang baik. Kemudian sebagian besar dikirim ke pabrik pengalengan daging rajungan yang berada di Pemalang yaitu PT. Phillips
Seafoods. Pabrik pengalengan PT. Phillips Seafoods yang ada di Gebang Mekar dapat dilihat pada Gambar 15.
Biasanya daging rajungan yang dapat dimanfaatkan untuk 4,5 kg rajungan utuh dengan karapasnya diperoleh daging seberat 1 kg atau dengan perbandingan
1 : 0,25. Daging rajungan yang dikemas dibeda-bedakan berdasarkan kelasnya. Kelas I adalah daging yang berasal dari dua ruas dada terakhir dekat abdomen,
Kelas II adalah daging dari daerah ruas-ruas dada didepannya; Kelas III adalah daging dari dua kaki capit dan Kelas IV adalah daging dari empat kaki jalan atau
kaki renang. Harga daging rajungan masing- masing kelasnya berbeda juga. Kelas menunjukkan tingkatan harga rajungan dimana harga daging rajungan Kelas I
merupakan daging yang paling mahal. Klasifikasi daging rajungan tersebut sesuai
57 dengan standar perdagangan Internasional karena rajungan tersebut merupakan
rajungan tujuan ekspor Juwana dan Romimohtarto, 2000.
Gambar 15 Pabrik pengolahan PT. Phillips Seafoods
Sistem pemasaran rajungan di Gebang Mekar untuk memenuhi kebutuhan baik masyarakat lokal ataupun memenuhi permintaan perusahaan eksportir
rajungan. Untuk lebih jelasnya secara garis besar urutan kegiatan pemasaran hasil perikanan khususnya produk rajungan di Gebang Mekar Kabupaten Cirebon
ditampilkan pada Gambar 16. Urutan kegiatan pemasaran rajungan dimulai dari nelayan selaku produsen, rajungan hasil tangkapan dilelang di Tempat Pelelangan
Ikan TPI. Rajungan ada yang dibeli oleh pabrik langsung dan diolah untuk tujuan ekspor ke negara Amerika Serikat, Kanada dan Jepang. Rajungan ada juga
yang dibeli bakul untuk diolah dan hasil olahan yang lolos seleksi akan dijual ke pabrik. Tetapi yang tidak lolos seleksi dijual ke pasar lokal dalam bentuk rajungan
segar atau daging rajungan. Pasar lokal yang biasa memesan produk rajungan adalah Bandung, Jakarta dan Tegal.
58
Gambar 16 Rantai tata niaga rajungan di Gebang Mekar
Konsumen Tempat Pelelangan Ikan
Bakul Pabrik
Pedagang Pengecer NelayanProdusen
5 DESKRIPSI UNIT PENANGKAPAN RAJUNGAN
5.1 Bubu Lipat Wadong 5.1.1 Unit Penangkapan Bubu Lipat