Nelayan Unit Penangkapan .1 Alat Tangkap

49 Tabel 13 Jumlah unit bubu lipat di Kabupaten Cirebon Kecamatan Jumlah Unit Kapetakan 6 Cirebon Utara 9 Mundu 10 Pangenan 15 Gebang Mekar 20 Losari 7 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cirebon 2006 Ket : Perkiraan 1 unit menggunakan 300 bubu lipat 4.5.2 Perahu Kapal Ikan Kapal ikan adalah kapal yang digunakan dalam usaha menangkap atau mengumpulkan sumberdaya perairan, pekerjaan–pekerjaan riset, guidance, training dan kontrol. Kapal ikan di Kabupaten Cirebon umumnya terbuat dari kayu jati dengan mengunakan motor tempel outboard. Kapal penangkap ikan tersebut berukuran 5–10 GT dengan mengunakan mesin merk Coyo, Kubota, Yanmar , Dong Feng dan Chang Chai berkekuatan 8–20 PK. Jumlah armada penangkapan di Gebang Mekar pada tahun 2004 sebanyak 1.611 unit dengan ukuran kapal 2-5 GT dan kekuatan mesin 7-25 PK. Perahu yang digunakan nelayan dengan alat tangkap bubu lipat wadong dan jaring kejer mempunyai ukuran rata-rata panjang P x L x T x d = 6-12 m x 2,5-3 m x 0,75-1,6 m x 0,75-1,25 m, pada Gambar 10 terlihat perahu yang digunakan nelayan untuk alat tangkap bubu lipat wadong. Berdasarkan pengamatan untuk perahu bubu lipat wadong dan jaring kejer sebagian besar menggunakan mesin dengan merk Cang Chai, Cang Pai , dan Dong Feng. Alasannya adalah merk mesin tersebut dirasakan lebih murah dibandingkan dengan merk mesin yang lain seperti Yanmar dan Kubota.

4.5.3 Nelayan

Nelayan merupakan bagian dari unit penangkapan ikan yang memegang peranan penting dalam keberhasilan operasi penangkapan ikan. Peranan tersebut didasarkan pada kemampuan nelayan dalam menggunakan dan mengoperasikan alat tangkap serta pengalaman dalam menentukan fishing ground daerah penangkapan ikan. Nelayan di Kabupaten Cirebon tersebar di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kapetakan, Cirebon Utara, Astana Japura, Babakan 50 dan Losari dimana Kecamatan Babakan menduduki peringkat teratas selama beberapa tahun terakhir. Gambar 10 Perahu bubu lipat wadong Berdasarkan status kepemilikannya terhadap alat tangkap, nelayan Cirebon dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Nelayan pemilik atau juragan, yaitu nelayan yang memiliki sarana produksi dan bertangung jawab membiayai operasi penangkapan. Nelayan pemilik ini merupakan bakul yang berperan dalam proses pendaratan sampai tahap pemasaran. 2. Nelayan buruh, yaitu nelayan yang secara langsung melakukan operasi penangkapan ikan. Nelayan buruh tersebut ada yang memiliki alat tangkap ada juga yang hanya menyediakan tenaga untuk operasi penangkapan buruh ini terdiri dari nelayan yang waktu bekerjanya sebagian besar digunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan dan nelayan sambilan yang hanya sebagian kecil waktunya untuk melakukan operasi penangkapan selebihnya digunakan untuk melakukan pekerjaan lain. Jumlah nelayan Gebang dalam tujuh tahun terakhir dari tahun 1998 sampai tahun 2004 terus mengalami peningkatan Tabel 14. Kenaikan jumlah nelayan rata-rata selama periode 1998-2004 sebesar 12,54. Kenaikan tertinggi terjadi antara tahun 1999-2000 yaitu sebesar 56,57. Kenaikan jumlah nelayan ini berbanding lurus dengan kenaikan jumlah alat tangkap yang ada di Gebang 51 Mekar. Sebenarnya apakah mata pencaharian sebagai nelayan masih cukup menjanjikan atau memang karena keahlian dari masyarakat sekitar yang turun temurun hanya berprofesi sebagai pelaut. Hal ini dapat dilihat dari kenyataannya bahwa masih banyak anak yang putus sekolah dan lebih memilih melaut membantu orang tuanya sehingga kemungkinan sedikit generasi yang akan datang untuk menempuh pendidikan dan mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih baik. Tabel 14 Perkembangan jumlah nelayan Gebang Mekar tahun 1998-2004 Tahun Jumlah Nelayan Persentase 1998 4.840 - 1999 4.866 0,54 2000 7.619 56,57 2001 6.445 -15,41 2002 9.841 52,69 2003 8.367 -14,98 2004 8.018 -4,17 Sumber : KCD Perikanan dan Kelautan Kecamatan Gebang Mekar 2004

4.6 Produksi dan Nilai Produksi

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Unit Penangkapan Gillnet (Studi Kasus pada Nelayan Pemilik Unit Penangkapan Gillnet di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

1 6 278

Pengaruh Lama Perendaman {Soaking Time) Jaring Kejer Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Gebang Mekar, Cirebon

0 7 94

Implikasi Penerapan Sistem HACCP terhadap Status Usaha Pengrnahan Hasil Perikanan Skala Kecil dan Rumah tangga (Kasus Usaha Pengolahan Rajungan di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 23 187

Teknologi Penangkapan Pilihan untuk Perikanan Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

3 39 250

Analisis Perkiraan Dampak Ekonomi Kebijakan Legal Minimum Size Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Nelayan Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

1 17 222

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 3 46

Selektivitas Jaring Kejer dengan Mesh Size Berbeda Terhadap Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Analisis Pemasaran dan Nilai Tambah Produk Rajungan (Portunus pelagicus) di desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

1 2 1

Karakteristik Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan Jaring Kejer Pada Kedalaman Berbeda Di Perairan Gebang Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Karakteristik Biota Hasil Sampingan Alat Tangkap Garok Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon dan Losari Kabupaten Brebes.

0 0 1