Strategi Pengembangan Bubu Lipat

76 3 Penerimaan turun 10 ; biaya tetap; 4 Penerimaan turun 20 ; biaya tetap; 5 Penerimaan turun 20 ; biaya naik 10 ; 6 Penerimaan turun 10 ; biaya naik 20 ; 7 Produksi turun 10 ; biaya naik 10 ; dan 8 Produksi turun 20 ; Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, secara umum kegiatan penangkapan rajungan Portunus pelagicus dengan menggunakan alat tangkap bubu lipat wadong layak dikembangkan Lampiran 6, 7, 8 dan 9 pada discount factor 18 dan 21. Hasil analisis sensitivitas dengan discount factor 18 dan 21 mendapatkan nilai NPV tertinggi pada alat tangkap bubu lipat tercapai pada kondisi awal yaitu sebesar Rp 110.804.064 pada discount factor 18. Pada kondisi tersebut, usaha dapat mengembalikan bunga pinjaman pada tingkat diskoto hingga 120,78. Rasio benefit-cost yang diperoleh pun relatif tinggi yaitu 5,25. Nilai NPV, Net BC Ratio dan IRR yang masih layak dari analisis sensitivitas adalah kriteria penerimaan tetap, biaya naik 10; penerimaan tetap, biaya naik 20; dan produksi turun 10, biaya naik 10.

6.3 Strategi Pengembangan Bubu Lipat

Berdasarkan hasil metode skoring dari dua alat tangkap yang digunakan dalam usaha perikanan rajungan didapat bubu lipat sebagai alat tangkap unggulan. Bubu lipat dilihat secara aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi lebih baik dari jaring kejer dan komoditi rajungan di Gebang Mekar memiliki akses pasar Internasional untuk itu perlu dikembangkan. Oleh karena itu diperlukan strategi kedepan yang baik untuk pengembangan usaha perikanan rajungan dengan alat tangkap bubu lipat. Untuk itu dilakukan pengujian dengan menggunakan metode SWOT Tabel 26 agar didapat arahan yang jelas untuk pengembangan usaha rajungan menggunakan alat tangkap bubu lipat. 77 Tabel 26 Identifikasi, skoring dan arahan pengembangan bubu lipat Kode Identifikasi SWOT Skor Kemungkinan Pengembangan Kekuatan Strenght S1 Sumberdaya rajungan cukup tersedia 3 Pemanfaatan sumberdaya secara rasional S2 Sumberdaya nelayan cukup tersedia 2 Peningkatan kualitas sumberdaya nelayan setempat secara optimal S3 Pemberian subsidi BBM dan proyek pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan 4 Mendukung usaha perikanan rajungan Kelemahan Weakness W1 Masih beroperasi di dekat pantai 5 Penyediaan armada penangkapan dijalur 2 W2 Mutu hasil tangkapan rendah 3 Pembinaan penanganan hasil tangkapan W3 Terbatasnya modal usaha 4 Mempermudah prosedur dan syarat- syarat untuk memperoleh modal usaha W4 Rendahnya tingkat pendidikan dan manajeman usaha 3 Peningkatan kualitas nelayan dengan pelatihan dan pembinaan W5 Fasilitas prasarana perikanan minim 2 Pembenahan fasilitas prasarana Peluang Opportunity O1 Akses pasar ekspor tersedia 4 Peningkatan produksi rajungan dan kualitas rajungan O2 Harga rajungan meningkat dari tahun ke tahun 2 Peningkatan produksi O3 Peningkatan permintaan pasar Internasional untuk rajungan 3 Identifikasi permintaan pasar Ancaman Threats T1 Produktivitas armada perikanan rajungan dijalur 1 cenderung menurun 3 Optimasi dijalur 2 T2 Pemanfaatan sumberdaya rajungan di jalur 1 diduga berlebihan 4 Pemanfaatan sumberdaya rajungan dijalur 2 Dengan: Nilai 1 = Tidak Penting, Nilai 2 = Sedikit Penting, Nilai 3 = Cukup Penting, Nilai 4 = Penting, dan Nilai 5 = Sangat Penting Strategi pengembangan perikanan rajungan yang didasarkan pada potensi yang dimiliki Gebang Mekar Strategi SO diarahkan kepada optimalisasi usaha perikanan rajungan dengan bubu lipat Tabel 27. Strategi ST diarahkan kepada Pengembangan usaha perikanan rajungan dijalur 2 6-12 mil Tabel 27. Strategi WO adalah peluang pengembangan yang harus ada intervensi dari luar untuk pelaksanaannya. Strategi tersebut adalah Peningkatan manajemen usaha nelayan rajungan dan pembenahan fasilitas prasarana perikanan Tabel 27. Strategi WT adalah pengembangan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang dimiliki 78 oleh Gebang Mekar dan ancaman yang dapat ditimbulkannya. Strateginya yaitu Peningkatan skala usaha armada penangkapan bubu lipat Tabel 27. Tabel 27 Analisis keterkaitan antar unsur SWOT No Unsur SWOT Keterkaitan Jumlah Bobot Strategi SO 1 SO1 Optimalisasi usaha perikanan rajungan dengan bubu lipat S1,S2,S3,O1,O2,O3 18 Strategi ST 2 ST1 Pengembangan usaha perikanan rajungan dijalur 2 6-12 mil S1,S2,S3,T1,T2 16 Strategi WO 3 WO1 Peningkatan manajemen usaha nelayan rajungan W2,W3,W4,O2,O3 15 4 WO3 Pembenahan fasilitas prasarana perikanan W5,O1,O3 9 Strategi WT 5 WT1 Peningkatan skala usaha armada penangkapan bubu lipat W1,T1,T2 12 8 SIMPULAN DAN SARAN

8.1 Simpulan

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Unit Penangkapan Gillnet (Studi Kasus pada Nelayan Pemilik Unit Penangkapan Gillnet di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

1 6 278

Pengaruh Lama Perendaman {Soaking Time) Jaring Kejer Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Gebang Mekar, Cirebon

0 7 94

Implikasi Penerapan Sistem HACCP terhadap Status Usaha Pengrnahan Hasil Perikanan Skala Kecil dan Rumah tangga (Kasus Usaha Pengolahan Rajungan di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 23 187

Teknologi Penangkapan Pilihan untuk Perikanan Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

3 39 250

Analisis Perkiraan Dampak Ekonomi Kebijakan Legal Minimum Size Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Nelayan Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

1 17 222

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 3 46

Selektivitas Jaring Kejer dengan Mesh Size Berbeda Terhadap Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Analisis Pemasaran dan Nilai Tambah Produk Rajungan (Portunus pelagicus) di desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

1 2 1

Karakteristik Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan Jaring Kejer Pada Kedalaman Berbeda Di Perairan Gebang Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Karakteristik Biota Hasil Sampingan Alat Tangkap Garok Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon dan Losari Kabupaten Brebes.

0 0 1