Perumusan Masalah Tujuan Teknologi Penangkapan Pilihan untuk Perikanan Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

2 disebut wadong. Bubu lipat ini di Kabupaten Cirebon diperkenalkan pertama kali oleh nelayan andon nelayan Cirebon yang bermukim di Jakarta atau ikut kapal nelayan asing. Nelayan tersebut kemudian mencoba membuat duplikat dari bubu lipat dengan ukuran yang lebih kecil dan lebih sederhana yaitu berukuran P x L x T = 52 cm x 33 cm x 20 cm, sedangkan yang berukuran kecil mempunyai ukuran P x L x T = 44 cm x 28 cm x 15 cm. Sebenarnya bubu lipat ini berasal dari Taiwan sehingga sering disebut bubu Taiwan dengan ukuran P x L x T = 70 cm x 51 cm x 38 cm. Perkembangan bubu lipat di daerah Cirebon sangat cepat dengan sentra pembuatan bubu di Desa Citemu Kecamatan Mundu Pesisir. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengusaha pembuat bubu lipat wadong untuk skala industri rumahan per harinya mereka mampu membuat 100 buah. Bahkan bubu lipat ini sudah mulai dikenal sampai daerah Jawa Tengah dan Banten. Perubahan teknologi penangkapan rajungan dari set bottom gillnet jaring kejer menjadi teknologi penangkapan dengan bubu lipat wadong di Gebang Mekar, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan produksi rajungan di Gebang Mekar dan dapat menunjang tujuan umum pembangunan perikanan yaitu meningkatkan kesejahteraan nelayan, mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, menciptakan lapangan kerja serta menghasilkan devisa negara. Kajian mengenai bubu lipat wadong ini masih belum banyak dilakukan. Hal ini menjadi salah satu alasan dilakukannya penelitian ini. Penelitian yang ada hanya melihat tingkat keramahan lingkungan alat tangkap bubu lipat yang dilakukan oleh Agatri 2005. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian mengenai teknologi pilihan perikanan rajungan yaitu antara bubu lip at wadong dan jaring kejer dilihat secara aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi dengan contoh kasus di Gebang Mekar Kabupaten Cirebon, sehingga dalam penerapannya dapat mengoptimalkan tingkat pemanfaatan sumberdaya rajungan yang ada dengan memperhatikan keberlanjutan dari sumberdaya rajungan.

1.2 Perumusan Masalah

Meningkatnya kebutuhan ekspor untuk produk rajungan menjadi agenda nelayan untuk terus mengeksploitasi sumberdaya rajungan yang ada di Pantai 3 Utara Jawa. Sementara itu, sampai saat ini belum ada penelitian yang mengarah pada pengelolaan sumberdaya yang optimal dan lestari mengenai sumberdaya rajungan yang ada di Pantai Utara Jawa. Padahal selain udang, rajungan menjadi primadona Pantai Utara Jawa khususnya di Gebang Mekar sebagai salah satu sentra penangkapan rajungan di Kabupaten Cirebon. Usaha perikanan rajungan yang berkembang saat ini masih berskala usaha kecil sehingga belum berfungsi secara optimal. Hal ini dikarenakan rendahnya permodalan dan pengetahuan manajerial pendapatan yang rendah. Sementara itu sejak tahun 2001 sudah ada alat tangkap bubu lipat atau disebut wadong oleh nelayan setempat yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan sebagai alat tangkap pengganti jaring kejer. Karena itu perlu kiranya mengetahui lebih dalam mengenai teknologi penangkapan yang baru yaitu bubu lipat wadong dengan membandingkan dengan yang lama yaitu jaring kejer dengan berbagai kriteria berdasarkan aspek bilogi-teknis-sosial-ekonomi, dari kedua alat tangkap tersebut mana yang lebih menguntungkan tanpa mengesampingkan keberlanjutan dari sumberdaya yang ada. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah utama yang dihadapi pada pengembangan usaha perikanan rajungan di Gebang Mekar Kabupaten Cirebon adalah belum diketahuinya tingkat kelayakan unit penangkapan rajungan yaitu bubu lipat dan jaring kejer yang ada berdasarkan aspek teknis, biologi, sosial dan ekonomi efisiensi usaha dan investasi sehingga sumberdaya perikanan rajungan dapat dimanfaatkan secara optimal serta dapat meningkatkan taraf hidup nelayan. Untuk itu pengkajian terhadap dua alat tangkap jaring kejer dan bubu lipat yang digunakan untuk menangkap rajungan diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas alat tangkap mana yang lebih efektif, efisien dan berkelanjutan.

1.3 Tujuan

Tujuan umum penelitian ini antara lain : 1. Menentukan teknologi penangkapan pilihan yang efektif, efisien dan berkelanjutan berdasarkan aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi. 2. Menentukan strategi pengembangan alat tangkap rajungan yang terpilih di Gebang Mekar. 4

1.4 Manfaat Penelitian

Dokumen yang terkait

Studi Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Unit Penangkapan Gillnet (Studi Kasus pada Nelayan Pemilik Unit Penangkapan Gillnet di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

1 6 278

Pengaruh Lama Perendaman {Soaking Time) Jaring Kejer Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) di Perairan Gebang Mekar, Cirebon

0 7 94

Implikasi Penerapan Sistem HACCP terhadap Status Usaha Pengrnahan Hasil Perikanan Skala Kecil dan Rumah tangga (Kasus Usaha Pengolahan Rajungan di Desa Gebang Mekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat)

0 23 187

Teknologi Penangkapan Pilihan untuk Perikanan Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

3 39 250

Analisis Perkiraan Dampak Ekonomi Kebijakan Legal Minimum Size Rajungan (Portunus pelagicus) terhadap Nelayan Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon

1 17 222

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 3 46

Selektivitas Jaring Kejer dengan Mesh Size Berbeda Terhadap Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Analisis Pemasaran dan Nilai Tambah Produk Rajungan (Portunus pelagicus) di desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon.

1 2 1

Karakteristik Rajungan (Portunus pelagicus) Hasil Tangkapan Jaring Kejer Pada Kedalaman Berbeda Di Perairan Gebang Kabupaten Cirebon.

0 0 1

Karakteristik Biota Hasil Sampingan Alat Tangkap Garok Rajungan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon dan Losari Kabupaten Brebes.

0 0 1