72 penangkapan rajungan X
3
. Setelah distandarisasi dengan fungsi nilai didapat bahwa bubu lipat lebih baik daripada jaring kejer.
6.1.2 Analisis Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berhubungan dengan pengoperasian alat penangkapan rajungan, apakah alat tangkap tersebut efektif atau tidak bila
dioperasikan. Kriteria penilaian yang digunakan dalam aspek teknis adalah produksi per tahun, produksi per trip, produksi per tenaga kerja, dan produksi per
jam operasi. Semua data yang digunakan berdasarkan pada hasil wawancara dengan nelayan. Hasil penilaian aspek teknis dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.
Tabel 22 Skoring dan standarisasi fungsi nilai aspek teknis unit penangkapan rajungan jaring kejer dan bubu lipat di Gebang
Mekar
Kriteria Penilaian Unit
Penangkapan Rajungan
X
1
V
1
X
1
X
2
V
2
X
2
X
3
V
3
X
3
X
4
V
4
X
4
VA
2
U P
Jaring Kejer 2000
10 3,33
0,83 2
Bubu Lipat 4200
1 150
1 30
1 2,08
1 4
1
Keterangan : X
1
= Produksi per tahun kg X
2
= Produksi per trip kg X
3
= Produksi per tenaga kerja kg X
4
= Produksi per jam operasi kg VA
= Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari V
i
X
i
UP = Urutan Prioritas
Penilaian kunggulan berdasarkan aspek teknis, unit penangkapan bubu lipat lebih baik daripada jaring kejer untuk kriteria seluruhnya yaitu produksi per tahun
X
1
, produksi per trip X
2
, produksi per tenaga kerja X
3
dan produksi per jam operasi X
4
.
6.1.3 Analisis Aspek Sosial
Analisis aspek sosial meliputi penilaian terhadap kriteria aspek sosial yaitu penyerapan tenaga kerja tiap alat penangkapan, peneriman nelayan per unit
penangkapan, kemungkinan kepemilikan unit penangkapan ikan oleh nelayan dan tingkat penguasaan teknologi alat tangkap Tabel 23. Semua data berdasarkan
wawancara langsung dengan nelayan. Kriteria penyerapan tenaga kerja dilihat dari jumlah tenaga kerja yang ikut
dalam pengoperasian untuk setiap unit alat tangkap. Nilai pada kriteria pendapatan
73 nelayan per tahun diperoleh dari sistem bagi hasil antar nelayan per unit
penangkapan tanpa memperhitungkan kelebihan yang diperoleh oleh nelayan tertentu, misalnya juru mudi lebih dari ABK lainnya. Kriteria kemungkinan
kepemilikan unit penangkapan ikan oleh nelayan diperoleh dari pembagian antar pendapatan nelayan per tahun dengan investasi dari setiap unit penangkapan serta
tingkat penguasaan teknologi alat tangkap oleh para nelayan berdasarkan wawancara dengan nelayan selama menggunakan alat tangkap tersebut.
Tabel 23 Skoring dan standarisasi fungsi nilai aspek sosial unit penangkapan rajungan jaring kejer dan bubu lipat di Gebang
Mekar
Kriteria Penilaian Unit
Penangkapan Rajungan
X
1
V
1
X
1
X
2
V
2
X
2
X
3
V
3
X
3
X
4
V
4
X
4
VA
3
U P
Jaring Kejer 3
8.100.000,- 0,43
1 1
1 2
Bubu Lipat 5
1 30.208.050,-
1 1.16
1 1
1 4
1
Keterangan : X
1
= Jumlah tenaga kerja X
2
= Pendapatan nelayan per tahun Rp X
3
= Kemungkinan kepemilikan X
4
= Tingkat penguasaan teknologi 1 mudah;2 sedang;3 sedikit sukar;4 sukar
VA = Fungsi nilai dari alternatif A, yaitu jumlah dari V
i
X
i
UP = Urutan Prioritas
Penilaian keunggulan unit penangkapan rajungan berdasarkan aspek sosial menempatkan unit penangkapan bubu lipat pada urutan prioritas pertama untuk
kriteria jumlah tenaga kerja X
1
, pendapatan nelayan per tahun X
2
dan kemungkinan kepemilikan X
3
. Selanjutnya untuk kriteria tingkat penguasaan teknologi X
4
kedua alat tangkap rajungan memiliki urutan prioritas yang sama. Penilaian terhadap aspek sosial secara keseluruhan setelah dilakukan standarisasi
didapat bubu lipat lebih baik daripada jaring kejer.
6.1.4 Analisis Aspek Ekonomi