meningkatkan kuantitas produksi
Rencana Produksi per-tahun Jenis Barang
KBLI Satuan
Kapasitas
Air Minum Dalam kemasan 15540
liter 550.000.000
Minuman ringan 15541
liter 72.000.000
Penolakan Terhadap Tirta Investama
Masyarakat Padarincang yang menyadari masa depan ketersediaan air menyatakan kesepahaman bersama bahwa komersialisasi air akan memunculkan dampak negatif bagi
lingkungan dan masyarakat sekitar; setidaknya akan menghilangkan hak dasar warga atas air serta semakin berkurangnya kapasitas dan kualitas air di wilayah Padarincang. Pada tahun
2008 warga telah dengan tegas menolak kehadiran korporasi besar di sektor air. PT. Tirta Investama dipandang sebagai salah satu perusahaan yang telah menyebabkan terjadinya
kekeringan. Catatan di Sukabumi dan Klaten menjadi referensi empirik bagi warga Padarincang untuk terus menggalang solidaritas dan dukungan dalam upaya mencabut surat
izin Bupati No. 593Kep.50-Huk2007 tertanggal 8 Februari 2007.
Surat izin tersebut memiliki kecacatan dari sisi proses, pertama tidak adanya proses sosialisasi untuk mendapatkan legitimasi publik terkait dukungan warga atas rencana pembangunan
tersebut, kedua tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku bahwa seharusnya surat izin tersebut terbit setelah AMDAL selesai dibuat.Pemaksaan kehendak ini pada akhirnya
memunculkan gerakan penolakan fase pertama dengan memunculkan nama Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan yang beranggotakan kelompok pemuda dan mahasiswa, alim
ulama, tokoh masyarakat serta beberapa aktivis dari Kontras, Walhi, LBH Jakarta serta mendapatkan perhatian dari Komnas HAM. Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan telah
berhasil menghentikan sementara rencana pembangunan yang telah berlangsung di Cirahab, Desa Curug Goong, Padarincang. Bupati Serang H. Ahmad Taufik Nuriman bersedia
menghentikan dan berjanji akan mencabut surat izin yang telah diberikan kepada PT. Tirta Investama, disusul dengan pernyatan dari pihak perusahaan bahwa mereka bersedia
menghentikan pembangunan dan mencari tempat lain jika warga Padarincang tetap melakukan penolakan.
Penolakan warga pada terhadap kehadiran PT. Tirta Investama yang akan mengeskploitasi air di kawasan Cirahab Padarincang karena minimnya keterlibatan warga tidak bisa disalahkan.
Pemerintah saerah seharusnya sejak awal melakukan sosialisasi dengan baik dan transparan. Bahkan ada sebagian warga yang merasa dibodohi pada tahap pembebasan lahan, mereka
mendapat informasi jika lahan tersebut diperuntukkan untuk pembangunan sarana pendidikan sehingga menimbulkan antusiasme warga yang dilakukan pada akhirnya memunculkan reaksi
dari warga.
Kedamaian warga Padarincang ternyata tidak berlangsung lama. Setelah berlangsungnya pesta demokrasi tahun 2009, PT.Tirta Investama mulai kembali mengsusik kedamaian
kehidupan warga Padarincang. Bersama dengan pemerintah daerah Banten dan Serang, PT. Tirta Investama berupaya untuk merealisasikan hasrat mereka mendirikan pabrik AMDK.
Pada pertengahan tahun 2010, warga Padarincang menggelar forum terbuka yang melahirkan kesepakatan mengenai bahaya krisis air yang akan muncul di Padarincang, sebagai respon atas
rencana Aqua Danone untuk kembali membangun pabrik di Padarincang yang sebelumnya untuk membantu rencana tersebut. Dalam perjalanannya, masyarakat dikagetkanoleh
hadirnya alat berat di kawasan tersebut, pengeboran rencana tersebut telah dihentikan pada tahun 2008 akibat penolakan masyarakat.
Forum terbuka ini dihadiri warga, aktivis, ulama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat, yang intinya bertujuan untuk membangun sikap bersama terhadap rencana hadirnya kembali Aqua
Danone di Padarincang. Forum terbuka ini diisi dengan diskusi tentang dampak privatisasi dan komersialisasi air. Berdasarkan diskusi di forum terbuka ini, telah meneguhkan kembali sikap
masyarakat untuk menolak kebijakan pemerintah Kabupaten Serang yang telah memberikan izin kepada PT. Tirta Investama untuk beroperasi di Padarincang. Kronologi gerakan
penolakan warga terhadap PT. Tirta Investama bisa dilihat pada kotak 2 berikut ini
Pro-Kontra Warga
Tidak dapat dipungkiri, sejak awal munculnya gerakan perlawanan terhadap pembangunan pabrik AMDK,pada saat yang bersamaan juga muncul kelompok warga lainnya yang
mendukung kehadiran pabrik AMDK tersebut.Warga yang mendukung rencana pembangunan pabrik beranggapan bahwa segala kebijakan pemerintah harus didukung dalam bentuk
apapun, dengan segala konsekuensi yang menyertainya. Proses industrialisasi memang memiliki dampak baik positif maupun negatif, namun warga yang mendukung pembangunan
berpendapat bahwa pembangunan pabrik tersebut sangat dibutuhkan meskipun harus ada yang dikorbankan. Beberapa alasan yang diungkapkan warga yang mendukung
pembangunan pabrik antara lain adalah :
1. Pembangunan pabrik tersebut kan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat di
sekitar lokasi 2.
Memberi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 3.
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan pembangunan khususnya di Kecamatan Padarincang
Warga pendukung pembangunan pabrik memiliki pandangan praktis dan cenderung bermuara pada bagaimana mendapatkan keuntungan finansial. Persoalan kekeringan ataupun hilangnya
hak warga atas air tidak begitu dipersoalkan. Secara politik kelompok ini mendapat mendapat dukungan dari pihak legislatif khususnya dari salah satu anggota dewan yang berasal dari
komisi IV. Anggota dewan ini bahkan terlibat langsung dalam penggalangan dukungan dan meng-klaim telah mendapatkan restu dari alim ulama yang terhimpun dalam kelompok
pengajian Tambihul Umah
2
. Selain anggota dewan yang telah disebut di atas, Kepala Desa mana aja..?? juga merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok ini. Pada awalnya, para Kepala Desa merupakan bagian dari kelompok yang menolak kehadiran pabrik Aqua Danone, namun seiring
berjalannya waktu, sikap mereka berbalik mendukung kehadiran pabrik tersebut. Pada sisi yang lain, kelompok warga yang menolak kehadiran pembangunan pabrik
berpendapat bahwa tidak setiap kebijakan pemerintah harus selalu didukung, mengingat kemungkinan-kemungkinan adanya penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang serta
tidak berpihak pada kepentingan warga. Kebijakan pemerintah harus dikawal dan dikontrol untuk menghindari dampak buruk akibat kegagalan kebijakan. Alasan-alasan warga yang
menolak kehadiran pabrik Aqua Danone adalah :
1. Mempertahankan hak dasar warga atas air
2. Melindungi sumber air dari ancaman kekeringan
3. Menjaga ketentraman dan kenyamanan Padarincang sebagai daerah pertanian
4. Menghindari terjadinya kerusakan yang lain, sebagai efek domino dari aktivitas industri
5. Menjaga Rawa Danau sebagai cagar alam yang harus dipertahankan
Pandangan yang dikemukakan didasarkan atas bagaimana menjaga kelestarian alam. Selain itu, hak atas air bagi warga tidak boleh diabaikan oleh negara. Praktek komersialisasi air justru
akan menghilangkan hak atas air warga sebagai salah satu hak dasar.
Kronologis Perlawanan
1. Warga Serang Adukan Danone Group Ke DPRD Rabu, 28 Mei 2008. Karena respon
warga tidak ditanggapi oleh pemerintah dan perusahaan, maka warga mengadukan kekhawatirannya ke pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Serang.
2.
12 juni 2008. Aktivitas pembangunan pabrik Aqua dihentikan sementara mengingat
semakin menguatnya penolakan warga terhadap rencana pembangunan pabrik tersebut, warga mengancam akan melakukan boikot dan memblokade akses jalan
menuju lokasi pembangunan. Rencana bahwa akan ada pertemuan atara pihak
2
Sebagai catatan penggerak pengajian Tambihul Umah memiliki hbungan yang dekat dengan salah satu pengusaha lokal yang memliki kepentingan langsung terhadap rencana pembangunan pabrik Aqua Danone dan memiliki
hubungan kekerabatan dengan anggota dewan yang berasal dari komisi IV
perusahaan dengan 13 kepala desa se kecamatan Padarincang yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 juni terancam batal mengingat pertemuan tersebut dinilai hanya
sebagai upaya untuk memuluskan rencana pembangunan. Sebelumnya Pertemuan di Le Dian yang difasilitasi PT. Tirta Invstama menemui jalan buntu. Disamping itu,
Pemda belum sampai mengeluarkan IMB dan izin operasi karena belum ada kajian amdalnya. Radar Banten, 13 Juni 2008
3. Menanggapi pengaduan masyarakat, pihak perusahaan melakukan manuver untuk
mengantisipasinya, bahkan melakukan ekspose tandingan untuk melawan opini masyarakat dengan melibatkan ahli untuk mencounter pendapat masyarakat tersebut
di depan komisi D DPRD Kabupaten Serang. Salah satu manuver yang dilakukan selama proses berupa CSR, karena penolakan maka
mereka meningkatkan intensitasnya dan menjanjikan jumlah yang besar setiap bulannya. Namun bila ditelusuri naskah releasenya sesungguhnya penuh tipuan, karena
yang berkembang di masyarakat adalah tiap bulan akan memperoleh CSR sekitar Rp. 500 juta hingga Rp. 1 milyar, faktanya tidak demikian lihat lampiran 2
4. 30 Juni 2008 . Warga melakukan audiensi dengan bupati Serang, Ahmad Taufik
Nuriman. Dalam pertemuan tersebut warga mendesak agar bupati mencabut surat izin yang diberikan kepada PT. Tirta Investama. Dihadapan perwakilan warga yang terdiri
dari para alim ulama, tokoh masyaakat, pemuda, kalangan LSM dan mahasiswa yang hadir dalam audiensi terebut Taufik Nuriman mengatakan jika rencana pembangunan
pabrik ini hanya akan menimbulkan suasana tidak kondusif di tengah-tengah masyarkat pihaknya bersedia untuk mencabut izin lokasi tetapi ia berharap kepada
masyarakat agar memberikan kesempatan pada pihak perusahaan untuk menyampaikan hasil kajian, jika tidak ada dampak yang akan merugikan maka
masyarakat harus bekerja sama untuk memuluskan rencana pembangunan tersebut.
5.
1 Juli 2008 Ekspos hasil studi Amdal yang digelar di aula Setda II kabupaten Serang
mendapatkan protes dari perwakilan masyarakat, Ketua Forum Lintas Barat, Abdul azis mengatakan keberadaan pabrik Aqua telah terbukti hanya menimbulkan masalah,
beberapa pengalaman seperti di Sukabumi dan Klaten cukup menjadi landasan kuat kenapa warga harus menolak kehadiran PT. Tirta Investama, ekspos yang digelar oleh
pihak perusahaan hanya merupakan ritual korporasi agar tampak ilmiyah
Di luar acara ekspos, mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Serang HAMAS menggelar aksi penolakan pembangunan pabrik Aqua. HAMAS menuntut
agar rencana pembangunan itu dibatalkan dengan alasan hanya akan mnimbulkan kekeringan dan merugikan warga.
Parmaningsih selaku Coorporation Secretary PT. Tirta Investama tetap optimis jika rencana pembangunan pabrik Aqua dapat dilanjutkan, ia menilai penolakan warga itu
hal yang biasa, kehawatiran warga bahwa akan terjadi kekeringan sudah dipikirkan karena pihak perusahaan hanya akan mengabil air bawah tanah dan tidak akan
mengganggu eksistensi air dipermukaan, bahkan perusahaan sudah mempersiapkan program penghijauan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekeringan.
Radar Banten, 2 Juli 2008
6.
3 Juli 2008
Warga mendirikan posko pengaduan terkait adanya kehawatiran warga atas rencana pembangunan pabrik Air Minum Dalam Kemasan AMDK. Abdul Azis menuturkan
posko ini berfungsi sebagai pusat informasi dan koordinasi antar warga untuk memudahkan pemantauan terhadap perkembangan rencana pembangunan pabrik
Aqua,. Radar Banten, 4 Juli 2008
7. 7 Juli 2008
Senin 77 DPRD Kabupaten Serang kembali melakukan rapat kerja membicarakan nasib investasi PT Tirta Investama, anak perusahaan Danone yang membangun pabrik
Aqua di Kampung Cirahab Desa Curugoong Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang
Provinsi Banten Ini adalah kali ketiga DPRD Serang memanggil Eksekutif yang memberikan izin mendirikan bangunan. Jelas, dalam rapat itu juga dibahas tentang
penolakan mayoritas warga Kecamatan Padarincang yang menolak pembangunan pabrik Aqua itu yang dianggap merugikan khalayak di Padarincang.
Sejak disegel oleh warga di lokasi pabrik sudah tidak terlihat lagi ada aktivitas pembangunan. Kendati demikian masya-rakat terus melakukan pemantauan.
Intinya kata Basit apapun yang dikatakan perusahaan, masyarakat sekitar tetap akan menolak keberadaan pabrik tersebut. Kami hanya meminta kepada pemerintah dan
pihak terkait agar tidak mengorbankan masyarakat Padarincang hanya karena ingin memaksakan pabrik aqua berdiri, ujarnya.
8.
Bupati Serang Ngelencer ke Perancis
SERANG – Bupati Serang Taufik Nuriman, Selasa 227, berangkat ke negara asal perusahaan air mineral merek Aqua, yaitu Perancis.Keberangkatan kali ini untuk
membicarakan masalah investasi produk air mineral yang pabriknya akan berdiri di Padarincang, Kabupaten Serang.Sekretaris Daerah Kabupaten Serang RA Syahbandar
Selasa 217, mengatakan, keberangkatan Bupati kali ini atas undangan perusahaan asal Perancis yang akan menanamkan investasinya di Serang. nvestasi yang akan
dibicarakan adalah pengadaan air bersih, kata Syahbandar seraya menyampaikan salam dari Taufik. Menurut Syahbandar, keberangkatan Bupati tidak perlu dicurigai,
karena biaya akomodasi dan lainnya ditanggung pihak perusahaan investor.
Semuanya ditanggung oleh pihak perusahaan, ungkapnya. Hingga saat ini Pemkab belum memutuskan apakah izin lokasi akan dicabut atau justru
dilanjutkan. Pasalnya, Pemkab masih ragu, karena khawatir akan di-PTUN-kan oleh perusahaan.Terkait masalah PTUN pihak perusahaan, Kabag Hukum Setda Kabupaten
Serang Bustomi membenarkan bahwa dalam aturannya masyarakat dalam hal ini perusahaan bisa mem-PTUN-kan Pemkab. Kalau bicara mungkin, semua bisa terjadi,
termasuk dalam masalah pembangunan pabrik Aqua ini, kata Bustomi. Sementara itu, sejumlah kalangan menyayangkan keberangkatan Bupati ke Perancis. Ketua Komisi D
DPRD Kabupaten Serang SM Hartono menegaskan, kegiatan Bupati akan menjadi catatan tersendiri bagi dewan. Radar Banten Edisi 23 Juli 2008
9.
5 Agustus 2008 Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Serang, Akhmad Riva’
mengungkapkan jika pihaknya baru mengetahui dari DPLH yang menuturkan bahwa izin operasi belum diberikan karena AMDAL-nya masih dalam proses penyelesaian.
Madsukra menambahkan untuk sementara waktu tidak boleh ada aktifitas pembangunan mengingat pihak perusahaan belum mendapatkan seluruh izin
termasuk AMDAL yang belum selesai dibuat. Tipikor edisi 3 Th11-15 Agustus 2008
10.
7 Agustus 2008 Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Serang SM Hartono belum bisa
berkomentar tekait pernyataan Bupati Serang yang akan mencabut surat izin PT. Tirta Investama dengan alasan belum melakukan rapat komisi. Pada tanggal 5 Agustus
Bupati Serang menyatakan sedang menunggu rekomendasi dari DPRD terkait rencana pencabutan surat tersebut dan Hartono menilai masalah ini kewenangannya ada pada
pimpinan DPRD.
Ditemui usai memberikan ceramah pengajian di halaman Kantor Kecamatan Padarincang, Selasa 58, Bupati Serang Taufik Nuriman menegaskan dirinya sudah
melayangkan surat pencabutan izin ke dinas terkait sejak 4 Juli 2008 lalu.katanya seraya memberikan batas akhir kepada dewan hingga 12 Agustus 2008 mendatang.
11.
11 Agustus 2008 | Warga Tetap Menolak, Bupati Cabut Ijin PT Tirta Investama
Warga Padarincang dan sekitarnya, tetap pada pendiriannya. Mereka menolak kehadiran PT. Tirta Investama—pemroduksi minuman kemasan Aqua—di wilayahnya.
Mereka tetap menyakini, kehadiran perusahaan itu akan berdampak pada rusaknya lingkungan dan kerugian warga.
Selain sudah menyatakan penolakannya dengan berbagai cara, hingga kini status PT. Tirta Investama sendiri belum jelas. Penolakan disampaikan dalam bentuk
demonstrasi, pernyataan sikap tokoh dan kyai hingga blokade jalan. Meski belum beroperasi, namun Pemkab sendiri belum mencabut ijin pabrik aqua itu.
Kini, aksi penolakan juga dilakukan dengan memasang spanduk bertuliskan sikap warga Padarincang yang tetap tidak ingin PT Tirta Investama beroperasi di wilayah
mereka. Spanduk itu terpasang di tempat-tempat strategis. Spanduk-spanduk itu merupakan bagian dari 100 spanduk yang dipasang masyarakat yang tergabung dalam
Aliansi Peduli Lingkungan APL. Mereka melakukan aksi memasanag sekitar 100 sepanduk di Jalan Raya Palima Padarincang Kabupaten Serang. Spanduk bertuliskan
Penolakan PT Tirta nvestama arga Mati ini menjadi perhatian besar bagi pengguna Jalan Raya Palima Padarincang.
Sementara itu, desakan agar izin lokasi pembangunan pabrik Aqua dicabut tampaknya mendapat titik terang. Hal ini diketahui setelah Bupati Serang Taufik Nuriman berjanji
di hadapan sejumlah masyarakat Padarincang akan mencabut izin lokasi pabrik Aqua. Ditemui usai memberikan ceramah pengajian di halaman Kantor Kecamatan
Padarincang, Selasa 58, Bupati Serang Taufik Nuriman menegaskan dirinya sudah melayangkan surat pencabutan izin ke dinas terkait sejak 4 Juli 2008 lalu.
Saya tidak memiliki kepentingan apapun terhadap keberadaan pabrik Aqua. Jika memang masyarakat menolak maka akan kami cabut izinnya, kata Taufik seraya
meminta warga untuk bersabar. Sebetulnya, kata Taufik, izin lokasi akan dicabut beberapa hari lalu. Namun, niatan itu
diundur setelah mendengarkan saran dari pimpinan DPRD Kabupaten Serang. Bagaimanapun juga dewan adalah mitra akami maka harus dikomunikasikan.
Pimpinan DPRD menyarankan untuk tidak buru-buru mencabut izin itu, kata Taufik. Menurut suami Ratna Dewi ini, dirinya tidak ingin disalahkan dalam masalah
pencabutan izin sehingga harus mendapat persetujuan dewan. Makanya sebelum mencabut kami koordinasikan dengan DPRD, katanya seraya memberikan batas akhir
kepada dewan hingga 12 Agustus 2008 mendatang.
Namun, ditempat terpisah Ketua DPRD Kabupaten Serang Hasan Maksudi meminta Bupati Taufik Nuriman untuk tidak tunduk kepada tekanan sebagian kalangan yang
menginginkan ijin pembangunan Pabrik Aqua dicabut. Pasalnya keputusan pemberian ijin tersebut awalnya berdasarkan kajian ilmiah dan prosedural perijinan yang berlaku,
bukan sekedar keputusan pribadi Bupati.
Lain hal kalau dulu pada saat memberikan ijin itu, murni keputusan Bupati seorang. Inikan ijin diberikan berdasarkan prosedur yang ada dan kajian. Jadi saya kira Bupati
jangan mau diintervensi, kata asan, Rabu 68 . Lebih jauh, Hasan mempertanyakan keinginan sebagian masyarakat yang menolak
pembangunan pabrik Aqua itu. Pembangunan pabrik ini bernilai manfaat bagi masyarakat serta iklim investasi jangka panjang bagi daerah. Selain itu, menurut dia, di
wilayah tersebut saat ini ada dua perusahaan sejenis yang sudah lama beroprasi. Namun hanya Aqua Danone yang dipersoalkan oleh sebagian orang. kalau yang ditolak
Cuma Aqua, inikan jadi pertanyaan. Ada apa sebenarnya dengan penolakan ini? ujarnya.
Secara terpisah Senior Plant Manager PT Tirta Investama Hery Pradonggo kaget dengan pernyataan Bupati yang mengaku pasrah soal ijin pabriknya.Pernyataan Bupati
tersebut diluar dugaan yang selama ini diperkirakan pihaknya. Hery selama ini optimis Bupati akan mengupayakan cara-cara mediasi antara PT Tirta Investama dengan
masyarakat yang menolak sebagai jalan keluar. secara resmi perusahaan belum mengambil sikap, kita masih bahas itu, katanya. TM
Gubernur Banten kritik bupati yang akan mencabut izin dengan mengatakan sebagai
bunuh diri .
12.
20 Agustus 2008 Taufik Nuriman mengaku jika pihaknya telah mendapatkan surat dari
Komnas HAM dan meminta DPLH untuk membuat surat balasan. Taufik menuturkan