Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
dari sistem kapitalisme adalah keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mengesampingkan moral.
6
Selain mengancam kebutuhan primer daruriyat rakyat, yakni kebutuhan untuk minum, mandi, memasak dan mencuci. Privatisasi air juga mengancam
kebutuhan sekunder hajiyat rakyat yakni kebutuhan untuk mengairi lahan pertanian dan perkebunan juga akan berdampak pada kebangkrutan dan
menyengsarakan petani. Efek lain dengan adanya privatisasi adalah menciptakan kekacauan sosial yang dapat menimbulkan biaya sosial social cost yang tinggi
hal ini dikarenakan setiap masyarakat tidak terkecuali yang miskin akan gelisah dan kesulitan mendapatkan air bersih karena air merupakan kebutuhan dasar yang
diberikan Tuhan secara gratis dan kini guna mendapatkannya harus dengan uang membayar karena nilai air telah dimutilasi menjadi barang komersil.
7
Tidak hanya itu, apabila di eksploitasi secara besar-besaran bahkan dapat merusak ekosistem disekitarnya dan akan terjadinya kelangkaan air.Masalah
kekurangan air dapat menimbulkan bencana bagi manusia dan kelalaian dalam pengelolaan sumber daya air juga dapat berakibat bencana. Kelangkaan air baik
kuantitas maupun kualitasnya telah sering menjadi pemicu perselisihan yang berakhir pada perkelahian. Pengakuan hak atas air menjadi sangat penting, karena
air adalah hak azasi, tanpa air manusia akan mati. Meningkatnya permintaan air di tengah-tengah kelangkaan air membuat
perusahaan-perusahaan besar swasta menjadikan kondisi tersebut sebagai
6
George Ritzer, Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Dari Teori Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Post Modern, Terj. Inyiank Ridwan Muzir. 2008, hal.
55.
7
Munawar Khalil. “Privatisasi Privatisasi Sumber Daya Air dalam Tinjauan Hukum Islam”. Jurnal Pemikiran Islam Afkaruna.Vol. 1.No. 1 Januari – Juni 2006.
peluang bisnis karena nilai air telah dimutilasi menjadi barang komersil. Tarif yang dibebankan kepada penggunapun tinggi. Hal ini menjadi sangat wajar karena
pada dasarnya logika dari berbisnis adalah bagaimana bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Demi tercapainya hal tersebut maka segala langkah
dilakukan tanpa memperdulikan apakah langkah tersebut menimbulkan masalah atau tidak karena pada dasarnya air merupakan kebutuhan vital bagi manusia.
Dengan semakin mahalnya air bersih bagi masyarakat berpenghasilan rendah maka masyarakat terpaksa menggunakan air tidak bersihkotor karena air
merupakan kebutuhan pokok. Apabila dikonsumsi terus menerus maka akan mengancam kesehatan penggunanya. Tidak sedikit masyarakat yang terjangkit
gizi buruk akibat mengkonsumsi air tidak bersihkotor. Karena air tidak gratis dan untuk memperolehnya masyarakat harus
bersaing, baik dengan membeli atau membangun infrastruktur air bersih di tingkat rumah tangga, hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat miskin semakin tidak
berdaya dalam bersaing dengan masyarakat yang lebih kaya untuk memperoleh akses ke prasarana dasar sekalipun. Hal seperti ini dapat menimbulkan konflik di
dalam masyarakat. Kasus seperti itu pernah terjadi di daerah Serang, Banten. Lebih dari 9.000
rumah tangga tani di Padaricang Banten kini terancam oleh kencangnya bisnis air yang terjadi semenjak dikeluarkanya UU privatisasi air pada tahun 2004. Mumun
salah satu anggota serikat petani Indonesia mengatakan bahwa puluhan sumber daya air di Padaricang telah di monopoli oleh para investor baik yang mengelola
air secara kemasan ataupun menyedot air-air pegunungan dan menjualnya dengan
mobil-mobil tangki. Saat ini di kecamatan Padaricang saja, setidaknya dua peruahaan air minum kemasan telah dibangun dan terbukti telah menyebabkan
penurunan debit air untuk irigasi. Satu kasus baru-baru ini terjadi pada tahun 2008 adalah kasus pembangunan pabrik air Danone yang telah merampas 100 hektar
sawah yang subur di Padaricang untuk kemudian dikonversi menjadi sumur athesis penghasil air. Danone beralih tidak akan mengambil air permukaan, tetapi
lebih parahnya Danone akan mengambil air bawah tanah dengan pengeboran sedalam 800 meter. Akibatnya, 6.200 hektar sawah di Padaricang terancam
kekeringan. Dua perusahaan lainya yang telah merampas kedaulatan petani dalam mengakses air di antaranya adalah coca-cola dan sosro. Selain itu, Lyones
perusahaan MNC dari Inggris juga telah menguasai PDAM di Jakarta. Fakta menunjukan bahwa konflik petani yang bersaing untuk mendapatkan air irigasi
telah meningkat.
8
Permasalahan kebutuhan air tidak hanya menyangkut permasalahan kesejahteraan, akan tetapi juga menyangkut permasalahan keyakinan bagi
seseorang. Air menjadi alat kebutuhan bagi seseorang untuk bersuci seperti berwudhu dan berjinabat. Jika air menjadi komoditas yang di komersialisasikan
bisa berarti dalam beragama hanya di peruntukan bagi orang-orang yang cukup uang karena dapat membelinya dengan mudah. Akan tetapi bagi rakyat yang tidak
cukup uang bisa dikatakan kebutuhan keimananya tidak akan terpenuhi. Dalam sejarah soal air, yang ditemukan dalam komunitas tradisional sebagai bagian
pranata sosial yang lebih dahulu lahir sebelum negara, memandang hubungan
8
Pembaharuan Tani, Privatisasi Air Ancam Kedaulatan Petani Banten, Serikat Petani Indonesia: Jakarta,edisi 59, Januari 2009, hal. 4.
manusia dengan air sebagai relasi alamiah dan tidak bisa lepas dari nilai etik keagamaan yang diyakini dan menjadi satu kesatuan dalam interaksi masyarakat
dengan sumber daya air.
9
Berlatar belakang dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mencermati tentang permasalahan yang timbul akibat komersialisasi sumber mata
air. Dimana penulis akan mengkaji hal tersebut dalam karya ilmiah dan kemudian
dikemas dengan judul “Komersialisasi Sumber Daya Air Menurut Hukum Islam Studi Kasus di Desa Padarincang, Serang Banten”.