xxxvii persetujuannya terhadap anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya
oleh atasan. b. Adanya upaya menimbulkan organization slack dalam anggaran, yaitu
perbedaan antara sejumlah sumber yang tersedia dalam perusahaan dengan sejumlah sumber yang dibutuhkan organisasi.
c. Timbulnya perbedaan status. Manajer yang memiliki posisi yang lebih tinggi biasanya mempunyai pengaruh dominan terhadap manajer yang
dibawahnya, sehingga bawahan dapat merasa kurang dilibatkan dan enggan untuk berpartisipasi.
D. Komitmen Organisasional
1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional merupakan identifikasi rasa, keterlibatan,
loyalitas yang diperlihatkan oleh pekerja terhadap organisasinya atau unit organisasi Gibson dalam Utomo,2002.
Robbins 2001: 69 mendefinisikan komitmen organisasional sebagai suatu keadaan seorang karyawan yang memihak pada suatu organisasi tertentu
beserta tujuan-tujuannya dan berkeinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Menurut Mowday 1979 dalam Darlis 2000 komitmen
organisasional menunjukan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi. Kemudian Wiener 1982
dalam Darlis 2002 menyebutkan komitmen organisasional adalah dorongan dari dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang
xxxviii keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan
kepentingan organisasi. Komitmen organisasional merupakan kesesuaian dengan tujuan
organisasi dan kemampuan untuk berusaha yang keras untuk kepentingan organisasi Yuwono, 1999. Lebih lanjut, Utomo 2002 menyatakan bahwa:
Komitmen organisasional ditunjukan dalam sikap penerimaan, keyakinan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi, begitu juga adanya
dorongan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.
Komitmen organisasional yang kuat menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan organisasi dan mengutamakan kepentingan organisasi Angle
dan Perry 1981, Porter et.al, 1974 dalam Darlis 2002.
2. Pembentuk antecedent dan Komponen Komitmen Organisasional Komitmen organisasional pada dasarnya dapat dibentuk. Menurut Meyer
dan Allen 1991, Komitmen organisasional memiliki minimal 3 komponen yaitu 1 affective commitmentaffective attachment terhadap organisasi yang
berhubungan dengan hasrat desire, 2 continuance commitment, berhubungan dengan biaya yang harus ditanggung apabila keluar dari
organisasi, dan 3 normative commitment yang merupakan obligasi untuk tetap berada dalam organisasi. Ketiga komponen tersebut, pada umumnya,
komitmen dipandang sebagai pernyataan psikologis psychological state. a. Affective commitment
Komitmen ini merujuk pada keterikatan emosional pekerja, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi. Individu dengan affective
xxxix commitment yang kuat akan melanjutkan pekerjaannya karena mereka ingin
untuk melakukan itu. Mowday 1982 menyatakan anteseden dari komitmen afektif
dibedakan menjadi 4 yaitu: karakteristik individu, karakteristik struktural, karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan, dan pengalaman kerja.
b. Continuance commitment Komitmen ini muncul karena adanya kesadaran akan biaya apabila
meninggalkan organisasi, biaya yang diterima dihubungkan dengan ditinggalkannya organisasi. Individu yang bekerja dalam organisasi yang
didasarkan pada continuance commitment ini karena adanya kebutuhan untuk melakukan itu.
Karena komitmen kontinuitas menunjukkan pengenalan biaya yang berhubungan dengan meninggalkan organisasi, segala sesuatu yang dapat
meningkatkan biaya dapat dianggap suatu anteseden c. Normative commitment
Komitmen ini merefleksikan perasaan karena kewajiban untuk bertahan di organisasinya dan melanjutkan pekerjaan. Mannari 1977 dalam
Mayer dan Allen 1991 mendeskripsikan komitmen ini sebagai komitmen seumur hidup dengan mempertimbangkan secara moral hak untuk tinggal
dalam suatu organisasi tanpa mempertimbangkan seberapa tinggi status pencapaian kepuasan yang diberikan oleh organisasi selama tahun kerjanya.
Orang yang mempunyai normative commitment yang tinggi berfikir bahwa memang seharusnya untuk tinggal dalam organisasi.
xl Wiener 1982 dalam Mayer dan Allen 1991 menyatakan komitmen
ini adalah totalitas dari tekanan norma internal untuk berusaha dan suatu jalan untuk menyelaraskan tujuan organisai dan minat individu serta
menyarankan bahwa individu menunjukkan tingkah laku ini karena mereka percaya itu adalah hak dan moral untuk dilakukan. Lebih lanjut Wiener
1992 dalam Mayer dan Allen 1991 menyarankan bahwa perasaan memiliki yang tinggal bersama organisasi dapat berasal dari internalisasi
tekanan normatif yang terjadi pada suatu individu, keinginan untuk masuk dalam organisasi seperti sosialisasi famili atau kultur organisasi.
E. Kultur Organisasional