clx
BAB V
PENUTUP
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk: menguji secara empiris apakah partisipasi anggaran sebagai variabel independen mempengaruhi komitmen
organisasional sebagai variabel dependen, kultur organisasional berorientasi orang akan meningkatkan komitmen organisasional dan untuk membuktikan secara
empiris bahwa variabel kultur organisasional mempunyai pengaruh dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan komitmen organisasional
C. Kesimpulan
Berdasarkan dari pengujian hipotesis, pada penelitian ini berhasil menerima hipotesis pertama, hipotesis kedua dan hipotesis tiga yang diajukan
oleh peneliti. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Partisipasi yang tinggi dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan
komitmen organisasional sebagai hipotesis pertama pada penelitian ini berhasil diterima. Hal ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi dalam
penyusunan anggaran berpengaruh pada tingkat komitmen organisasional secara signifikan, yang artinya semakin tinggi tingkat partisipasi dalam
penyusunan anggaran maka akan meningkatkan komitmen organisasional. Dalam penyusunan anggaran secara partisipasi, manajer dapat
mengusulkan atau berperan dalam penyusunan anggaran. Anggaran tersebut pada akhirnya harus dilaksanakan oleh manajer, konsekuensinya
clxi manajer harus memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan
dan memenuhi anggaran tersebut maka dapat meningkatkan komitmennya terhadap organisasi. Sehingga adanya partisipasi penyusunan anggaran
akan meningkatkan komitmen organisasional. Hasil ini memperkuat pendapat dari Rhodes dan Steers 1981 yang menemukan bahwa
partisipasi berhubungan signifikan dengan komitmen. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan pendapat Wallace 1995 yang mengatakan bahwa
partisipasi yang lebih besar akan menghasilkan komitmen yang besar pula dan Welsch 2000: 82 yang menyatakan bahwa partisipasi dalam
penyusunan anggaran akan menimbulkan komitmen yang lebih besar dari para manajer untuk melaksanakan dan memenuhi anggaran.
2. Hipotesis kedua yang menyatakan kultur organisasional yang berorientasi pada orang meningkatkan komitmen organisasional dapat diterima.
Keinginan tinggal dalam organisasi merupakan salah satu bentuk dari komitmen normatif, dalam tingkat kebersamaan Sharedness dan
intensitas meningkatkan perilaku yang positif, dengan demikian dapat meningkatkan pula loyalitas, komitmen, kesetiaan mereka, dan
mengurangi kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi. Komitmen normatif dapat berkembang ketika suatu organisasi memberi
peluang kepada bawahan untuk bergerak lebih bebas. Pada kultur organisasional berorientasi orang, keputusan sering diambil secara
bersama, karyawan baru mendapatkan pengetahuan tentang organisasinya
clxii dari para senior, sehingga komitmennya terhadap organisasi dapat
meningkat. 3. Hipotesis ketiga yang menyatakan partisipasi anggaran akan mempunyai
pengaruh positif terhadap komitmen organisasional, pada kultur organisasional berorientasi orang, dan akan mempunyai pengaruh negatif
pada kultur organisasional berorientasi pekerjaan, berhasil diterima dalam penelitian ini. Kultur organisasional sebagai variabel moderating
berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasional. Kultur organisasional berorientasi pada
orang mengakibatkan hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan komitmen organisasional positif. Pada kultur organisasional
berorientasi pada orang employee-oriented, keputusan cenderung diambil secara kelompok atau bersama. Sehingga pada kultur ini kesempatan
individu berpartisipasi dalam penyusunan anggaran menjadi luas, dan hal ini akan meningkatkan komitmen terhadap organisasinya.
4. Variabel-variabel independen bebas yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan 78,9229 total variasi variabel dependennya
tergantung 5. Secara serentak, partisipasi anggaran, kultur organisasional, dan interaksi
antara partisipasi anggaran dan kultur organisasional mempengaruhi komitmen organisasional
clxiii
D. Keterbatasan