Kriteria Pembangunan Objek Wisata

25 apabila daya didukung itu sangat rendah misalnya objek yang bersangkutan berbahaya bagi pengunjung, maka pembangunan objek secara teknis tidak layak, dapat juga suatu objek wisata tidak layak teknis karena tidak terdapat supply air bersih dan sebagainya. c Layak lingkungan Berdasarkan PP. nomor 29 1986 tentang analisis mengenai dampak lingkungan yang menegaskan apabila : “analisis dampak lingkungan menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan menolak rencana kegiatan yang bersangkutan” Suwantoro, 1997 : 20

2.6.2 Kriteria Pembangunan Objek Wisata

Kriteria pembangunan objek wisata harus berorientasi pada daya tarik dan memuaskan pengunjung, tanpa mempersoalkan dasar tujuan pembangunan objek wisata adalah : a. Daya Tarik Sumber Daya Wisata Potensi daya tarik sumber daya merupakan pertimbangan utama untuk pembangunan objek wisata, penilaian atas kadar daya tarik sumber daya tarik sumber daya tidak mudah karena soal rasa dan sumber daya tarik itu sendiri. b. Potensi Pasar Pengembangan sumber daya sebagai objek wisata harus memperhitungkan potensi pasar, tidak hanya dikaitkan dari segi mutu tetapi juga harus dari Universitas Sumatera Utara 26 segi kualitas seperti minat, selera dan kebutuhan, termasuk fasilitas yang disediakan. c. Kemudahan Pencapaian Kemudahan pencapaian adalah suatu keadaan dimana wisatawan dapat mencapai objek wisata dengan mudah dari tempat tinggalnya. d. Kondisi Lingkungan Perhatian dan perhitungan terhadap kondisi lingkungan suatu objek wisata bersifat timbal balik dalam arti pengaruh atau dampak lingkungan wisatawan terhadap lingkungan objek wisata, seperti : lingkungan social budaya, biota dan abiota sehingga untuk menilai hal itu diperlukan analisis dampak lingkungan. e. Prasarana Wisata Prasarana wisata adalah sumber daya alam buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh perjalanan wisatawan pada daerah tujuan wisata seperti : terminal, jalan, listrik, jembatan, telekomunikasi, air. f. Sumber Daya Tarik Pendukung Pembangunan objek wisata diperlukan adanya daya tarik pendukung lain, sehingga kunjungan wisatawan merasa puas karena menyaksikan beberapa daya tarik wisata. g. Pengelolaan Dalam pengelolaan objek wisata harus diperhitungkan kemampuan perkembangannya dikemudian hari. Universitas Sumatera Utara 27 h. Sarana Wisata Yang dimaksud sarana wisata adalah : Hotel, Biro perjalanan, Transportasi, Restaurant dan sarana pendukung lainnya. Suwantoro, 1997 : 19 Universitas Sumatera Utara 28

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN

3.1 Gambaran Umum Kabupaten Simalungun 3.1.1 Letak Geografis Kabupaten simalungun memiliki potensi Pariwisata yang cukup banyak untuk ditonjolkan kepada Wisatawan tidak dimiliki oleh daerah lain di Indonesia. Potensi ini beraneka ragam yaitu : Kebudayaan asli berupa tarian-tarian, Adat Istiadat, Peninggalan Sejarah, Legenda atau Cerita Rakyat yang unik, Rumah Tradisional, Aneka Ragam Objek Wisata seperti Panorama yang indah yang banyak tersebar di kawasan Kabupaten Simalungun. Kabupaten Simalungun terletak diantara, 2,36 - 3,18 LU dan 98,32 – 99 BT, Berada pada ketinggian 20 – 1.400 Meter dari permukaan laut, Dengan luas wilayah 4.386.61 km, Dan ibukotanya adalah Pematang Siantar. Dengan batas- batas sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tobasa - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo - Keadaan tanah di Kabupaten Simalungun ini berbukit-bukit serta pegunungan berupa dataran rendah yang memiliki tanah yang sangat subur.Kesuburan tanah ditandai dengan banyaknya Perkebunan besar milik Negara dan Swasta Asing maupun Perkebunan rakyat dengan hasil Universitas Sumatera Utara