Latar Belakang Pengaruh Edukasi Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di RSUP. H. Adam Malik Medan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit sirkulasi darah yang merupakan kasus terbanyak pada rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit. Hasil pencatatan dan pelaporan rumah sakit SIRS, Sistem Informasi Rumah Sakit menunjukkan kasus baru penyakit sirkulasi darah terbanyak pada kunjungan rawat jalan maupun jumlah pasien keluar rawat inap dengan diagnosis penyakit Hipertensi tertinggi pada tahun 2007 Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara maju dan negara berkembang. Menurut data dari The National Health and Nutrition Examination Survey NHNES menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31 , yang berarti terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988-1991 Yogiantoro, 2006. Berdasarkan hasil laporan Riskesdas 2007, hipertensi sebanyak 6.8 menjadi penyebab kematian ketiga pada semua kelompiok umur setelah stroke 15,4, dan TB 7,5. Sedangkan menurut Ditjen Bina Yanmedik, penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyakit yang menempati urutan teratas sebagai penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit baik pada tahun 2007 maupun 2008. Penyakit sirkulasi darah pada tahun 2007 menyebabkan kematian sebanyak 21.830 orang dengan Case Fatality Rate CFR 11,02 dan pada tahun 2008 menyebabkan kematian sebanyak 23.163 orang dengan Case Fatality Rate CFR 11,06 Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2008. Menurut Canadian Education Hypertension Program Recommendation tahun 2009, hipertensi merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular, penyakit arteri koroner, gagal jantung kongestif, gagal ginjal, penyakit vaskular Universitas Sumatera Utara perifer, demensia dan atrial fibrilasi. Faktor risiko hipertensi antara lain adalah faktor genetik, umur, jenis kelamin, etnis, stres, obesitas, asupan garam, dan kebiasaan merokok Yogiantoro, 2006. Pada orang yang berusia diatas 50 tahun, tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg lebih berisiko terjadinya penyakit kardiovaskular bila dibandingkan dengan tekanan darah diastolik. Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk memperoleh tekanan darah yang diinginkan 14090 mmHg, atau 13080 mmHg untuk pasien dengan diabetes atau penyakit ginjal kronis. Seseorang dengan tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80-89 mmHg yang disebut dengan prehipertensi membutuhkan pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular. Terapi yang terbaik untuk mengontrol tekanan darah adalah bila pasien memiliki motivasi. Motivasi meningkat ketika pasien memiliki pengalaman yang baik dan percaya kepada dokternya National Institutes of Health, 2003. Kontrol tekanan darah TD sistolik 140 mmHg dan TD diastolik 90 mmHg, meskipun ditingkatkan, masih jauh dibawah target Healty People dari 50; hanya 30 yang masih menyadari mereka menderita hipertensi National Institutes of Health, 2003. Menurut data tahun 1999-2000 hanya 34 dari penderita hipertensi di Amerika yang mencapai kontrol tekanan darah Chobanian, et al, 2003. Uji klinis baru menunjukkan bahwa kontrol tekanan darah yang efektif dapat dicapai dalam sebagian besar pasien yang menderita tekanan darah tinggi, tetapi sebagian besar akan memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi. Ketika seorang dokter gagal meresepkan mengenai modifikasi gaya hidup, dosis obat yang memadai, atau kombinasi obat yang tepat, maka kontrol tekanan darah tidak akan memadai National Institutes of Health, 2003 . Intervensi perilaku pada pasien, seperti konseling, terbukti efektif meningkatkan kontrol tekanan darah Boulware, 2001. Penanganan hipertensi tidak hanya ditekankan pada terapi farmakologis saja, tetapi juga diperlukan terapi Universitas Sumatera Utara nonfarmakologis yaitu pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya modifikasi gaya hidup agar dapat memperoleh target tekanan darah yang ingin dicapai. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti pengaruh edukasi terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di RSUP.H. Adam Malik Medan.

1.2. Rumusan Masalah