Respon Tumbuhan Dan Produksi Kedelai (Glycine Max L.) Terhadap Pemberian Kascing Dan Pupuk Posfat

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI
(Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN
KASCING DAN PUPUK POSFAT

SKRIPSI

OLEH:
BAMBANG FERNANDO
040301008/BDP AGRONOMI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI
(Glycine max L.) TERHADAP PEMBERIAN KASCING DAN
PUPUK POSFAT


SKRIPSI

OLEH:

BAMBANG FERNANDO
040301008/BDP AGRONOMI

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Gelar Sarjana
di Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh:
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Sc. Agr. R. K. Damanik Dipl. Ing. Agr.)
Ketua

(Ir. Guslim, MS.)
Anggota


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi

Nama
NIM
Departemen
Pogram Studi

: Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max L.)
Terhadap Pemberian Bokashi Limbah Padat (Sludge) Kelapa
Sawit dan Pupuk Posfat
: BAMBANG FERNANDO

: 040301008
: Budidaya Pertanian
: Agronomi

Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing

(Prof. DR. Sc. Agr. R. K. Damanik Dipl. Ing. Agr.)
Ketua

(Ir. Guslim, MS)
Anggota

Mengetahui,

( Ir. Edison Purba, Ph.D )
Ketua Departemen

TANGGAL LULUS : 20 JUNI 2009


Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The research was aimed to gain the information on vermicast and
phosphate fertilizer which is suitable for the growth and the yield of soybean. The
research was conducted at Faculty Agriculture, University of North Sumatera,
Medan with the altitude + 25 m above the sea level, from November 2008 to
February 2009. The research was used the Factorial Completely Randomized
Block Design with 2 factors. The first factor was vermicast (K) with 4 degree e.g.
0 ton/Ha, 9 ton/Ha,18 ton/Ha, 27 ton/Ha, and the second factor was the phosphate
fertilizer’s dosage (P) with 4 degree e.g. 0 g P2O5/plant, 60 Kg P2O5/Ha, 120 Kg
P2O5/Ha, 180 Kg P2O5/Ha with 3 replication. The parameters which is noticed
were plant’s high, leaf’s amount, weight of dried crown of plant, the amount of
productive branch, the dry weight of 100 seeds, yield of each plant, and yield of
each block. The result show that vermicast which is suitable for all parameters,
the growth of plnat’s high is 12.18 ton/Ha, 15.71 ton/Ha for the amount of leaf,
12.22 ton/Ha for weight of dried crown of plant, 16.06 ton /Ha for the amount of
productive branch, 15.07 ton/Ha for the dry weight of seeds, 13.29 ton/Ha for the
yield of each sample, and 13.25 ton/Ha for the yield of each block. The phosphate

fertilizer’s dosage which is suitable for all parameters, the growth of plant’s high
is 92.5 kg P2O5/Ha, amount of leaf is 95.31 kg P2O5/Ha, 86.4 kg P2O5/Ha for
weight of dried crown of plant 96.21 kg P2O5/Ha for the amount of productive
branch, 97.67 kg P2O5/Ha for the dry weight of 100 seeds, 84.39 kg P2O5/Ha for
the yield of each sample, and 84.62 kg P2O5/Ha for the yield of each block. There
was no interaction between the both factors.
Keywords : vermicast, Phosphate Fertilizer, Soybean.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemberian Kascing dan pupuk
posfat yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian diadakan
di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian
tempat sekitar ± 25 m diatas permukaan laut pada akhir November 2008 sampai
akhir Februari 2009. Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak
kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor I adalah Kascing
(K)dengan 4 taraf perlakuan yaitu 0 g/tanaman, 9 ton/Ha, 18 ton/Ha, 27 ton/Ha
dan faktor II adalah dosis pupuk posfat (P) dengan 4 taraf perlakuan yaitu 0 Kg

P2O5/Ha, 60 Kg P2O5/Ha,120 Kg P2O5/Ha, 180 Kg P2O5/Ha dengan 3 ulangan.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tajuk,
jumlah cabang produktif, bobot 100 biji, produksi per tanaman, produksi per plot.
Hasil penelitian diperoleh pemberian kascing yang sesuai untuk seluruh
parameter, pertumbuhan tinggi tanaman sebesar 12.18 ton/Ha, jumlah daun
sebesar 15.71 ton/Ha, jumlah cabang sebesar 12.22 ton/Ha, berat kering tajuk
sebesar 16.06 ton /Ha, bobot 100 biji sebesar 15.07 ton/Ha, produksi per sampel
sebesar 13.29 ton/Ha serta produksi per plot sebesar 13.25 ton/Ha. Pemberian
dosis pupuk posfat sesuai untuk seluruh parameter, pertumbuhan tinggi tanaman
sebesar 92.5 kg P2O5/Ha, pertumbuhan jumlah daun sebesar 95.31 kg P2O5/Ha,
berat kering tajuk sebesar 86.4 kg P2O5/Ha, jumlah cabang sebesar 96.21 kg
P2O5/Ha, bobot 100 biji sebesar 97.67 kg P2O5/Ha, dan produksi per sampel
sebesar 84.39 kg P2O5/Ha serta produksi per plot sebesar 84.62 kg P2O5/Ha. Tidak
ada interaksi antara kedua perlakuan yang diberikan.
Kata kunci : Kascing, Pupuk Posfat, Kedelai.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Pontianak pada tanggal 22 Agustus 1986 dari
Ayahanda Ir. H. Yanto Effendy R. dan Ibunda Hj. Ivonne Guykens. Penulis
merupakan anak kedua dari empat bersaudara.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Al-Azhar Medan dan pada tahun yang
sama lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur
SPMRM. Penulis memilih program studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi Himpunan
Mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian. Pernah menjadi pementor agama islam,
mengikuti organisasi BKM AL-Mukhlisin (2005-2008), Pengajian Nahdathus
syuban.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PTPN IV Kebun Pabatu
Kecamatan Dolok Merawan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Hanya milik Allah SWT lautan ilmu dan dengan kemurahan-Nya kita
mendapatkan cahaya limpahan ilmu milik-Nya untuk mengelola sebahagian

kekayaan yang diberikan kepada kita. Sungguh sayang, jika kekayaan yang telah
dibentangkan dihadapan kita tidak dimanfaatkan dengan baik. Adapun judul
penelitian yaang dipilih adalah Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai
(Glycine max L.) Terhadap Pemberian Kascing dan Pupuk Posfat.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak
Prof. Dr Sc. Agr. R. K. Damanik Dipl. Ing. Agr, dan Ir. Guslim, MS selaku
komisi pembimbing.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta
Ir. H. Yanto Effendy Rubingun, Ibunda tersayang Hj. Ivonne Guykens, Kakanda
Sherly Ayu Kartika, Adinda Fredy Gunawan dan Fresty Ivo Wulandari, serta
seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi yang kuat kepada penulis, tidak
lupa kepada teman-teman BKM Al-Mukhlisin FP USU yang telah banyak
membantu selama persiapan skripsi penelitian, khususnya kepada Hartarto, Eka,
Adi, Roihan, Abangda Herman Azzam, dan adik-adik mentoring 2006 Ulfan,
Alam, Kamar, Endik, Bram, Ahmad, Iqbal serta adik mentoring 2007 Mirza,
Hadi, Hanafi, dan Tommi serta teman-teman yang lainnya, atas segala
dukungannya selama pembuatan skripsi.
Semoga Skripsi ini dapat terlaksana.
Medan, 2009
Penulis


Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT ................................................................................................ i
ABSTRAK .................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................. 1
Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
Hipotesis Penelitian .......................................................................... 4
Kegunaan Penelitian......................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ................................................................................ 5

Syarat Tumbuh .................................................................................. 7
Iklim........................................................................................ 7
Tanah ...................................................................................... 8
Bekas Cacing (Kascing) .................................................................... 9
Pupuk Posfat dan Peranannya Pada Tanaman .................................... 11
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 14
Bahan dan Alat ................................................................................... 14
Metode Penelitian .............................................................................. 14
Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 17
Persiapan Lahan .................................................................... 17
Persiapan Media Tanam dan Aplikasi Kascing....................... 17
Pemupukan Dasar .................................................................. 17
Penanaman ............................................................................ 17
Aplikasi Pupuk Fosfat ............................................................ 18
Penjarangan ........................................................................... 18
Penyulaman ........................................................................... 18
Pemeliharaan Tanaman .......................................................... 18
Penyiraman ................................................................ 18
Pembumbunan ........................................................... 19

Pengajiran .................................................................. 19
Penyiangan................................................................. 19
Pengendalian Hama dan Penyakit ............................... 19
Panen..................................................................................... 19
Pengamatan parameter ........................................................... 20
Tinggi Tanaman (cm) ................................................. 20
Jumlah Daun (helai) ................................................... 20

Universitas Sumatera Utara

Bobot Kering Tajuk (gr) ............................................. 20
Jumlah Cabang (cabang) ............................................ 20
Bobot 100 Biji (gr) ..................................................... 21
Produksi Biji per Sampel (gr) ..................................... 21
Produksi Biji per Plot (gr) .......................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian...................................................................... 22
Pembahasan ........................................................................... 37
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................... 47
Saran ..................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Hal
1. Komponen Kimiawi Kascing ..................................................................... 3
2. Tinggi Tanaman 6 MST (cm) Pada Berbagai Dosis Kascing dan
Berbagai Dosis Pupuk Posfat ..................................................................... 22
3. Jumlah Daun 6 MST (helai) Pada Berbagai Dosis Kascing dan
Berbagai Dosis Pupuk Posfat ..................................................................... 25
4. Berat Kering Tajuk (gr) Pada Berbagai Dosis Kascing dan
Berbagai Dosis Pupuk Posfat ..................................................................... 27
5. Jumlah Cabang (cabang) Pada Berbagai Dosis Kascing dan
Berbagai Dosis Pupuk Posfat ..................................................................... 29
6. Bobot 100 Biji (gr) Pada Berbagai Dosis Kascing dan Berbagai
Dosis Pupuk Posfat .................................................................................... 31
7. Produksi per Tanaman (gr) P Pada Berbagai Dosis Kascing dan
Berbagai Dosis Pupuk Posfat ..................................................................... 33
8. Produksi per Plot (gr) Pada Berbagai Dosis Kascing dan Berbagai
Dosis Pupuk Posfat .................................................................................... 35

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Hal
1. Hubungan Dosis Kascing dan Tinggi Tanaman 6 MST ............................. 23
2. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Tinggi Tanaman 6 MST ..................... 24
3. Hubungan Dosis Kascing dan Jumlah Daun 6 MST................................... 25
4. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Jumlah Daun 6 MST ........................... 26
5. Hubungan Dosis Kascing dan Berat Kering Tajuk ..................................... 27
6. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Berat Kering Tajuk ............................. 28
7. Hubungan Dosis Kascing dan Jumlah Cabang ........................................... 29
8. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Jumlah Cabang .................................. 30
9. Hubungan Dosis Kascing dan Berat 100 Biji ............................................. 31
10. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Berat 100 Biji ..................................... 32
11. Hubungan Dosis Kascing dan Produksi per Tanaman ................................ 33
12. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Produksi per Tanaman ........................ 34
13. Hubungan Dosis Kascing dan Produksi per Plot ........................................ 35
14. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Produksi per Plot ................................ 36

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST................................................. 50
2. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST ............................................. 50
3. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST................................................. 51
4. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST ............................................. 51
5. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST................................................. 52
6. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST ............................................. 52
7. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST................................................. 53
8. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST ............................................. 53
9. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST................................................. 54
10. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MST ............................................. 54
11. Data Pengamatan Jumlah Daun 2 MST ...................................................... 55
12. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 2 MST .................................................. 55
13. Data Pengamatan Jumlah Daun 3 MST ...................................................... 56
14. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 3 MST .................................................. 56
15. Data Pengamatan Jumlah Daun 4 MST ...................................................... 57
16. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 4 MST .................................................. 57
17. Data Pengamatan Jumlah Daun 5 MST ...................................................... 58
18. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 5 MST .................................................. 58
19. Data Pengamatan Jumlah Daun 6 MST ...................................................... 59
20. Daftar Sidik Ragam Jumlah Daun 6 MST .................................................. 59

Universitas Sumatera Utara

21. Data Pengamatan Berat Kering Tajuk ........................................................ 60
22. Daftar Sidik Ragam Berat Kering Tajuk .................................................... 60
23. Data Pengamatan Jumlah Cabang .............................................................. 61
24. Daftar Sidik Ragam Jumlah Cabang .......................................................... 61
25. Data Pengamatan Berat 100 Biji ................................................................ 62
26. Daftar Sidik Ragam Berat 100 Biji ............................................................ 62
27. Data Pengamatan Produksi per Tanaman ................................................... 63
28. Daftar Sidik Ragam Produksi Per Tanaman ............................................... 63
29. Data Pengamatan Produksi per Plot ........................................................... 64
30. Daftar Sidik Ragam Produksi Per Plot ....................................................... 64
31. Deskripsi Tanaman Kacang Kedelai Varietas Anjasmoro .......................... 65
32. Hasil Ananilis Unsur Hara Kascing ........................................................... 66
33. Hasil Analisa Unsur Hara Tanah Inceptisol................................................ 68
34. Bagan Lahan Percobaan ............................................................................ 70
35. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 72
36. Penampilan Visual Tanaman Kedelai......................................................... 73
37. Cara Pembuatan Kascing ........................................................................... 77

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

The research was aimed to gain the information on vermicast and
phosphate fertilizer which is suitable for the growth and the yield of soybean. The
research was conducted at Faculty Agriculture, University of North Sumatera,
Medan with the altitude + 25 m above the sea level, from November 2008 to
February 2009. The research was used the Factorial Completely Randomized
Block Design with 2 factors. The first factor was vermicast (K) with 4 degree e.g.
0 ton/Ha, 9 ton/Ha,18 ton/Ha, 27 ton/Ha, and the second factor was the phosphate
fertilizer’s dosage (P) with 4 degree e.g. 0 g P2O5/plant, 60 Kg P2O5/Ha, 120 Kg
P2O5/Ha, 180 Kg P2O5/Ha with 3 replication. The parameters which is noticed
were plant’s high, leaf’s amount, weight of dried crown of plant, the amount of
productive branch, the dry weight of 100 seeds, yield of each plant, and yield of
each block. The result show that vermicast which is suitable for all parameters,
the growth of plnat’s high is 12.18 ton/Ha, 15.71 ton/Ha for the amount of leaf,
12.22 ton/Ha for weight of dried crown of plant, 16.06 ton /Ha for the amount of
productive branch, 15.07 ton/Ha for the dry weight of seeds, 13.29 ton/Ha for the
yield of each sample, and 13.25 ton/Ha for the yield of each block. The phosphate
fertilizer’s dosage which is suitable for all parameters, the growth of plant’s high
is 92.5 kg P2O5/Ha, amount of leaf is 95.31 kg P2O5/Ha, 86.4 kg P2O5/Ha for
weight of dried crown of plant 96.21 kg P2O5/Ha for the amount of productive
branch, 97.67 kg P2O5/Ha for the dry weight of 100 seeds, 84.39 kg P2O5/Ha for
the yield of each sample, and 84.62 kg P2O5/Ha for the yield of each block. There
was no interaction between the both factors.
Keywords : vermicast, Phosphate Fertilizer, Soybean.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemberian Kascing dan pupuk
posfat yang sesuai untuk pertumbuhan dan produksi kedelai. Penelitian diadakan
di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian
tempat sekitar ± 25 m diatas permukaan laut pada akhir November 2008 sampai
akhir Februari 2009. Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak
kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor I adalah Kascing
(K)dengan 4 taraf perlakuan yaitu 0 g/tanaman, 9 ton/Ha, 18 ton/Ha, 27 ton/Ha
dan faktor II adalah dosis pupuk posfat (P) dengan 4 taraf perlakuan yaitu 0 Kg
P2O5/Ha, 60 Kg P2O5/Ha,120 Kg P2O5/Ha, 180 Kg P2O5/Ha dengan 3 ulangan.
Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat kering tajuk,
jumlah cabang produktif, bobot 100 biji, produksi per tanaman, produksi per plot.
Hasil penelitian diperoleh pemberian kascing yang sesuai untuk seluruh
parameter, pertumbuhan tinggi tanaman sebesar 12.18 ton/Ha, jumlah daun
sebesar 15.71 ton/Ha, jumlah cabang sebesar 12.22 ton/Ha, berat kering tajuk
sebesar 16.06 ton /Ha, bobot 100 biji sebesar 15.07 ton/Ha, produksi per sampel
sebesar 13.29 ton/Ha serta produksi per plot sebesar 13.25 ton/Ha. Pemberian
dosis pupuk posfat sesuai untuk seluruh parameter, pertumbuhan tinggi tanaman
sebesar 92.5 kg P2O5/Ha, pertumbuhan jumlah daun sebesar 95.31 kg P2O5/Ha,
berat kering tajuk sebesar 86.4 kg P2O5/Ha, jumlah cabang sebesar 96.21 kg
P2O5/Ha, bobot 100 biji sebesar 97.67 kg P2O5/Ha, dan produksi per sampel
sebesar 84.39 kg P2O5/Ha serta produksi per plot sebesar 84.62 kg P2O5/Ha. Tidak
ada interaksi antara kedua perlakuan yang diberikan.
Kata kunci : Kascing, Pupuk Posfat, Kedelai.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kedelai adalah tanaman yang sangat potensial untuk dibudidayakan,
mengingat kedelai adalah salah satu komoditi pangan utama yang diperlukan
sebagai pangan murah dan bergizi, pakan ternak serta bahan baku industri.
Kebutuhan akan komoditi kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan
dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kesadaran
masyarakat akan gizi makanan. Kedelaimerupakan sumber bahan makanan yang
mengandung protein tinggi, rendah kolesterol dan harga terjangkau.
(Dispertansu, 2007).
Indonesia adalah salah satu negara yang mengimpor kedelai dari Amerika
Serikat, dikarenakan produksi dalam negeri tidak mampu untuk memenuhi
permintaan konsumen. Menurut dianas pertanian Sumatera Utara (2007) produksi
pada tahun 2007 menurun dibandingkan tahun 2006 yakni produksi tahun 2007
sebesar 4.436 ton, dari tahun 2006 sebesar 7.043 ton.

Hasil ini masih relatif

rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan kedelai secara nasional. Oleh karena
itu upaya peningkatan produksi kedelai perlu terus dilakukan mengingat adanya
krisis pangan yang melanda secara global.
Selain itu permasalahan yang dihadapi adalah faktor tanah, terjadinya
penghanyutan dan pencucian unsur hara dari tanah semakin besar, sehingga
persediaan unsur hara didalam tanah semakin sedikit serta unsur hara hilang tidak
dikembalikan lagi, karena terangkut bersamaan bagian tanaman pada saat panen

Universitas Sumatera Utara

menyebabkan ketidak suburan tanah. Kascing juga dapat mencegah kehilangan
tanah akibat aliran permukaan. Pada saat tanah masuk ke dalam saluran
pencernaan cacing. maka cacing akan mensekresikan suatu senyawa yaitu Cahumat. Dengan adanya senyawa tersebut partikel-partikel tanah diikat menjadi
suatu kesatuan (agegat) yang akan dieksresikan dalam bentuk kascing. Agegatagegat itulah yang mempunyai kemampuan untuk mengikat air dan unsur hara
tanah (IPPTP Mataram, 2001).
Upaya yang dilakukan untuk menambah peningkatan hasil produksi baik
kualitas dan kuantitas produksi kedelai adalah dengan penambahan bahan organik
dalam tanah agar dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman
yang dapat lebih efektif. Bahan organik berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran
tanah yang menjadikannya agegat yang mantap. Keadaan ini berpengaruh
terhadap porositas, daya penyimpanan dan penyediaan air serta aerase tanah atau
dengan kata lain dapat memperbaiki struktur tanah (Mulat, 2003).
Cacing memiliki sistem daur ulang yang luar biasa terhadap bahan
organik. Cacing tanah dapat memperbaiki aerasi tanah dan menghaluskan bahan
organik. Menurut Russell dan Russell, (1950) kascing

mengandung bahan

organik, nitrat, fosfor tersedia, kalsium, magnesium dan mempunyai kapasitas
tukar kation serta kejenuhan basa yang tinggi.
Menurut Reddy et al., (1990) yang menyatakan

penggunaan dosis

pupuk kascing untuk tanaman yang diaplikasikan ke dalam tanah untuk
menambah unsur hara bagi tanah dapat menghemat penggunaan pupuk
posfat sekitar 20%.

Universitas Sumatera Utara

Kandungan yang terdapat di dalam kascing dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Komponen kimiawi kascing :
Komponen

Komposisi

kimiawi

(%)

Nitrogen (N)

1,10-4,00

Fosfor (P)

0,30-3,50

Kalium (K)

0,20-2,10

Magnesium (Mg)

0,30-0,60

Sulfur (S)

0,24-0,63

Besi (Fe)

0,40-1,60

(Palungkun, 1999).

Unsur hara makro tanaman salah satunya adalah unsur P. Unsur hara P
memiliki peranan yang sangat penting didalam keberlangsungan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, yaitu mempercepat pertumbuhan akar, mempercepat
pendewasaan tanaman, mempercepat pembentukan buah dan biji serta
meningkatkan produksi (Isnaini, 2006).
Masalah yang timbul dalam penggunaan pupuk posfat ialah unsur P
mudah terikat dengan koloid tanah menjadi unsur P yang tidak tersedia bagi
tanaman. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan penambahan
bahan organik pada tanah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui
bahan organik yang tepat digunakan sebagai pupuk.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pemberian kascing dan pupuk P yang sesuai bagi
pertumbuhan dan produksi kedelai.

Hipotesis Penelitian
1. Diduga ada pengaruh pemberian kascing terhadap pertumbuhan dan produksi
kedelai.
2. Diduga ada pengaruh pupuk P terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai
3. Diduga ada pengaruh interaksi antara pemberian kascing dan pupuk P
terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai

Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat gelar sarjana di Universitas Sumatera
Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Akar kedelai mulai muncul disekitar misofil. Kemudian akar muncul
kedalam tanah, sedangakan kotiledon akan terangkat ke permukaan tanah akibat
pertumbuhan dari hipokotil. Akar tanaman kedelai terdiri dari akar tunggang dan
akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang. Untuk memperluas permukaan
kontaknya dalam menyerap unsur hara, akar juga membentuk bulu-bulu akar.
Bulu akar merupakan penonjolan dari sel-sel epidermis akar. Pada akar terdapat
bintil-bintil akar yang berkoloni dari bakteri Rhizhobium japonicum yang
terbentuk di akar, yang dapat mengikat N, bersimbiosa dengan tanaman
(Suprapto, 1999).
Bintil akar dapat terbentuk pada tanaman kedelai muda setelah ada akar
rambut pada akar utama atau akar cabang. Bintil akar dibentuk oleh Rhizobium
japonicum. Akar mengeluarkan triptofan dan substansi lain yang menyebabkan
perkembangan pesat dari populasi bakteri yang menyebabkan akar rambut
melengkung sebelum bakteri menginfeksi ke dalamnya. Gejala ini tidak tampak
apabila infeksi terjadi pada akhir pertumbuhan akar rambut (Hidajat, dkk, 1985).
Batang kedelai yang masih muda setelah perkecambahan menurut
AAK (1991) dibedakan menjadi dua bagian yaitu hipokotil dan epikotil. Hipokotil
adalah bagian batang dibawah keping biji yang belum lepas sampai ke pangkal
batang, sedangkan epicotil adalah bagian batang yang berada diatas keping biji.
Sistem pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe

Universitas Sumatera Utara

determinate adalah tipe pertumbuhan pucuk batang yang jika tanaman telah
berbunga pertumbuhan batangnya terhenti dan tipe indeterminate adalah
pertumbuhan pucuk batang dapat terus berlangsung walaupun tanaman telah
mengeluarkan bunga (Adisarwanto, 2005).
Daun kedelai berwarna hijau, mempunyai dua bentuk daun, yaitu stadia
kotiledon yang tumbuh saat masih kecambah dengan dua helai daun tunggal dan
daun bertangkai tiga yang tumbuh setelah masa perkecambahan. Daun berbentuk
bulat (oval), yang mempunyai bulu. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar
0,0025 mm. kepadatan bulu berkisar 3-20 buah/mm. pada varietas anjasmoro
kepadatan bulu jarang (Adisarwanto, 2005).
Kedelai dapat berbunga ketika memasuki stadia reproduktif

yaitu

5-7 minggu bergantung pada varietas. Bunga kedelai umumnya muncul pada
ketiak tangkai daun. Jumlah bunga yang ada pada setiap tangkai daun beragam,
antara 2-25 bunga (Adisarwanto, 2005). Penyerbukan bunga berlangsung secara
sendiri dengan tepung sari sendiri karena pembuahan terjadi sebelum bunga
kedelai mekar (AAK, 1991).
Polong pertama kali muncul sekitar 7-10 hari setelah munculnya bunga
pertama. Polong berwarna hijau, Panjangnya polong muda sekitar 1 cm. Jumlah
polong terbentuk pada setiap ketiak daun sangat beragam, antara 1-10 polong
dalam setiap kelompok. Dalam satu polong berisi 1-4 biji. Bentuk biji kedelai
pada

umumnya

bulat

lonjong,

ada

yang

bundar

bulat

agak

pipih

(Adisarwanto, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Syarat Tumbuh

Iklim
Kedelai dapat tumbuh dengan curah hujan yang merata sehingga
kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Pada fase perkecambahan air
merupakan hal terpenting. Kebutuhan air akan bertambah sesuai dengan umur
tanaman. Kebutuhan air tertinggi pada saat berbunga dan pengisian polong.
Menurut Adisarwanto (2005) pada umumnya kebutuhan air tanaman kedelai
berkisar 350 – 450 mm selama masa pertumbuhan kedelai, dan Curah hujan
dalam hitungan pertahunnya adalah sekitar 1.500-2.500 mm/tahun.
Tanaman menghendaki suhu tanah yang optimal sekitar 300C untuk
mendukung

proses

perkecambahannya.

Disamping

suhu

tanah

kedelai

menghendaki suhu lingkungan yang optimal untuk proses pembentukan bunga
yaitu 25-280C (Adisarwanto, 2005).
Kedelai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada ketinggian
tempat berkisar 20-300 m dpl. Umur berbunga tanaman kedelai yang ditanam
pada dataran tinggi mundur 2-3 hari dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam
di dataran rendah (Adisarwanto, 2005).
Kedelai termasuk tanaman berhari pendek, artinya kedelai tidak mampu
berbunga jika panjang hari melebihi batas kritis yaitu 15 jam per hari. Oleh sebab
itu pada daerah topik yang panjang hari 12 jam kedelai akan mengalami
penurunan

produksi

karena

masa

berbunganya

menjadi

pendek

(Adisarwanto, 2005).

Universitas Sumatera Utara

Tanah
Tanaman kedelai dapat tumbuh baik jika dreanase dan aerase tanah baik,
untuk dapat tumbuh subur kedelai menghendaki tanah yang subur, gembur, serta
kaya akan bahan organik. Bahan organik yang cukup akan memperbaiki dan
menjadi bahan makanan bagi organisme dalam tanah (Suprapto,1999).
Tanah yang dapat ditanami kedelai memiliki air dan hara tanaman untuk
pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi sebaiknya diadakan
perbaikan draenase dan aerase sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen.
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada jenis tanah alluvial, regosol, gumusol,
latosol dan andosol (Suprapto,1999).
Keasaman berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sebab keasaman
tanah mempengaruhi pada jumlah unsur hara yang bisa diserap oleh tanaman,
kondisi keasaman yang baik adalah 6-7 pada kondisi ini semua unsur hara paling
banyak tersedia sehingga penyerapan unsur hara menjadi efektif (Isnaini, 2006).
Jika pH 5,5 atau pada tanah masam pertumbuhan bintil akar akan
terhambat sehingga proses pembentukan nitrifikasi akan berjalan kurang baik
serta kedelai dapat keracunan alumunium (Najiyati dan Danarti, 1999).

Universitas Sumatera Utara

Bekas Cacing (Kascing)

Keberadaan berbagai mikroba tanah sesungguhnya sangat diperlukan
karena sangat berperan melepaskan atau memproduksi unsur hara yang
dibutuhkan tanaman, seperti halnya cacing tanah. Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita. Namun hewan ini mempunyai potensi yang
sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia (Nuryati, 2004).
Cacing makhluk fauna berukuran kecil yang membuat lorong pada tanah,
memakan tanah dan menghaluskan bahan organik. Kegiatan cacing didalam tanah
bukanlah suatu kegiatan sia-sia sebab sisa kotoran cacing ini tertinggal di
permukaan tanah juga tertinggal di lorong tanah yang dilewatinya, produk inilah
yang disebut kascing. Kelebihan kascing sendiri adalah adanya keseimbangan
unsur hara baik makro maupun mikronya (Palungkun, 1999).
Bahan organik yang telah melewati proses vermikompos yang disebut
kascing, ternyata kandungannya lengkap baik makro maupun mikro. Unsur-unsur
tersebut merupakan makanan bagi tanaman yang sangat berperan unruk
perkembangan dan pertumbuhan akar, batang, daun, bunga dan buah
(Mulat, 2003).
Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan
juga merupakan

sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan

membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman (Sugeno, 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh IPPTP Mataram (2001) mengatakan
bahwa kascing mengandung banyak mikroba tanah yang berguna, seperti
aktinomisetes 2,8 x 106 sel/g Berat Kering, bakteri 1,8 x 10 8 sel/g BK dan fungi

Universitas Sumatera Utara

2,6 x 105 sel/g BK dengan adanya mikroorganisme tersebut berarti kascing
mengandung senyawa yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kesuburan
tanah atau untuk pertumbuhan tanaman antara lain bakteri Azotobacter sp yang
merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya
unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman.
Tisdale et al, (1985) menyatakan bahwa serapan unsur P oleh tanaman
juga dipengaruhi oleh adanya unsur N. Pemberian unsur P yang dikombinasikan
dengan N dapat meningkatkan serapan P oleh tanaman.
Pengujian Mikoriza dan pupuk kascing yang dilakukan oleh Gonggo
(2008) (bekas cacing) yang terdiri atas 4 dosis yaitu 0, 5, 10, dan 15 ton kascing
/ha. Memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil biji kering kedelai yang
ditanam ditanah ultisol, Hasil pengujian menunjukan bahwa Mikoriza dan pupuk
kascing ternyata meningkatkan hasil biji kering per tanaman yang mendapat dosis
kascing 15 ton/ha tertinggi sebesar 47.56 g diperoleh per tanaman.
Menurut Krishnawati (2003) yang mengatakan kascing mengandung
berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman yaitu mengandung
unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta suatu hormon seperti giberellin, sitokinin
dan auxin yang pada konsentrasi tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
Pemakaian pupuk kascing yang dikombinasikan dengan pupuk kimia
dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia sampai 25% dari dosis pupuk kimia
yang dianjurkan. Secara fisik kascing dapat menggemburkan tanah serta
memperbaiki aerase tanah yang dapat menyokong perkembangan akar tanaman,

Universitas Sumatera Utara

selain itu kascing juga dapat memperbaiki sifat kimia tanah, menambah mikroba
tanaman sehingga tanah sehat dan hasil tanaman meningkat (Mulat, 2003).

Pupuk Posfat dan Perananya Pada Tanaman
Tanaman

kedelai

memerlukan

unsur

P

dalam

setiap

masa

pertumbuhannya. Tanaman lebih banyak menyerap H2PO4 dibandingkan HPO4
dan PO4. Posfat didalam tanah mudah tersedia pada pH tanah antara 5,5 – 7,0 jika
pH tanah berada diatas atau dibawah kisaran tersebut maka serapan P oleh
tanaman akan menyusut (Hasibuan, 2006).
Status hara tanaman kedelai dan tanah di dalam bertanam kedelai erat
kaitanya dengan tingkat hasil tanaman yang dapat dinilai dan digambarkan.
Periode penggunaan P terbesar atau dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak
pada kedelai adalah dimulai pada pembentukan polong sampai kira-kira 10 hari
biji berkembang penuh. Hal ini disebabkan karena P banyak terdapat didalam selsel tanaman. (Lakitan, 2004).
Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam metabolisme sel.
Posfat dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan
perakaran tanaman. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh
semua faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara
tersebut berada di permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan serta hasil tanaman (Agustina, 1990).
Pemberian pupuk pada pertanian intensif juga harus memperhatikan
hukum penambahan hasil yang berkurang (The Law of Determinishing Return)
yang dapat diartikan bahwa apabila penggunaan pupuk dalam jumlah besar

Universitas Sumatera Utara

meningkatkan hasil pertanian, sampai pada suatu kondisi dimana penambahan
pupuk tidak lagi mampu meningkatkan hasil pertanian seperti sebelumnya
(Isnaini, 2006).
Penambahan hasil tanaman sebagai respon penambahan pupuk berbanding
lurus dengan selisih hasil maskimum dengan hasil aktual. Hasil maskimum
dicapai pada sejumlah nutrisi yang tidak terlalu tinggi dosisnya karena makin
tinggi dosis, maka hasil justru menurun (Agustina, 1990).
Pemberian dosis pupuk P sebesar 0, 50 , 100 ,150 P2O5 ton/ha memberikan
pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kedelai yang ditanam
di tanah Ultisol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk P ternyata
meningkatkan tinggi tanaman, jumlah cabang, berat kering tajuk, berat akar,
serapan P dan menurunkan nisbah tajuk/akar. Hasil menunjukkan bahwa dosis P2
(100 P2O5 ton/ha) memberikan pertumbuhan tanaman yang paling baik. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa pemakaian dosis 100 Kg P2O5/ha meningkatkan
berat kering akar 3,5 kali lipat dibandingkan kontrol (tanpa pemberian pupuk P).
Pemakaian dosis ini juga meningkatkan berat kering tajuk, jumlah cabang, jumlah
daun dan tinggi tanaman yang paling besar dibandingkan dengan dosis P lain.
Peningkatan ini diduga erat kaitannya dengan semakin tingginya jumlah P yang
terserap oleh tanaman. Posfat yang terserap ini digunakan untuk pembentukan
akar serta pertumnbuhan tanaman. Serta serapan posfat oleh tanaman dipengaruhi
oleh interaksi antara sumber asam humat dengan dosis P yang digunakan
(Suhardi, 2007)
Bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain sehingga
faktor lain tersebut tertutupi dan masing-masing faktor mempunyai sifat yang

Universitas Sumatera Utara

jauh berbeda pengaruhnya dan sifat kerjanya, maka akan menghasilkan hubungan
yang berbeda dalam mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman
(Sutedjo dan Kartosapoetra, 1987)
Kandungan yang terdapat di dalam pupuk SP-36 dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Tabel 2 : Persen Kandungan SP 36
No

Uraian

1

Kadar unsur hara fosfor sebagai P2O5

Persyaratan

-

Total

36%

-

Yang dapat diserap

34%

-

Yang larut air

30%

2

Kadar belerang sebagai S

5%

3

Kadar asam bebas sebagai H3PO4

Maksimal 6%

4

Kadar air

Maksimal 5%

(Nasih, 1995)

Secara umum fungsi dari fosfor dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai
berikut: dapat mempercepat pertumbuhan akar semai, dapat mempercepat serta
memperkuat tanaman muda menjadi dewasa pada umumnya, dan dapat
mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji (Sutedjo, 2002).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Universitas Sumatera Utara,
Medan dengan ketinggian + 25 m dpl, mulai bulan November 2008 sampai
dengan Februari 2009.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah benih Kedelai varietas
Anjasmoro, Kascing, pupuk P yaitu SP36, tanah top soil, air, Insektisida
Decis 2.5 EC untuk mengendalikan hama dan fungisida Dithane M-45 untuk
mengendalikan jamur serta bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, Polibek ukuran
35x40 cm/volume 10 kg, gembor, meteran, jangka sorong, polibek, timbangan
analitik, handsprayer, pacak sampel, pacak ajir, kertas label, ember dan alat lain
yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian
Penelitian

menggunakan

rancangan

acak

kelompok

(RAK)

dengan 2 faktor perlakuan, yaitu :
Faktor I: Kascing yang terdiri dari 4 taraf yaitu:
K0

= 0 ton/ha = 0 g/ polibek

K1

= 9 ton/ha = 81 g/ polibek

Universitas Sumatera Utara

K2

= 18 ton/ha = 162 g/ polibek

K3

= 27 ton/ha = 243 g/ polibek

Factor II : Pupuk P yang terdiri dari 4 taraf yaitu :
P0

= 0 Kg P2O5/ha = 0 g P2O5/ polibek

P1

= 60 Kg P2O5/ha = 0,54 g P2O5/polibek

P2

= 120 Kg P2O5/ha = 1,08 g P2O5/polibek

P3

= 180 Kg P2O5/ha = 1,62 g P2O5/polibek

Sehingga akan diperoleh 16 kombinasi perlakuan yaitu :

K0P0
K0P1
K0P2
K0P3

K1P0
K1P1
K1P2
K1P3

K2P0
K2P1
K2P2
K2P3

K3P0
K3P1
K3P2
K3P3

Jumlah ulangan

:

3 ulangan

Jumlah kombinasi

: 16 kombinasi

Jumlah plot

: 48 plot

Jumlah tanaman/plot

:

8 tanaman

Jumlah sampel

:

5 tanaman

Jumlah seluruh tanaman

: 384 tanaman

Jumlah tanaman sampel

: 240 tanaman

Panjang plot

: 180 cm

Lebar plot

: 90 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Universitas Sumatera Utara

Jarak antar polibek

: 10 cm

Data hasil penelitian dianalisis sidik ragam dengan model linier sebagai
berikut:

Yij = µ + τi + αj + β k + (αβ ) jk + εijk
Dimana :
Yij

= Hasil pengamatan pada unit percobaan dalam blok ke-I dengan
perlakuan kascing taraf ke-j dan pupuk P taraf ke-k

µ

= Nilai tengah

τi

= Efek dari blok ke-i

αj

= Efek dari perlakuan kascing taraf ke-j

βk

= Efek dari perlakuan dosis pupuk taraf ke-k

(αβ ) jk = Efek interaksi perlakaun kascing taraf ke-j dan perlakua dosis pupuk

taraf ke-k

εijk

= Efek galat yang mendapat perlakuan kascing taraf ke-i dan perlakuan
dosis pupuk posfat ke-j dan interaksi perlakuan kascing dan dosis pupuk
posfat ke-k.

(Gomez dan Gomez, 1995).

Jika sidik ragam menunjukkan pengaruh nyata maka analisis dilanjutkan
denagan menggunakan Uji Duncan Multiple Range Test 5%

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Analisis data secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan kascing
berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati.
Begitu juga pada perlakuan berbagai dosis pupuk posfat menunjukkan
berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati.
Interaksi antara perlakuan kascing dan berbagai dosis pupuk posfat tidak
berpengaruh nyata terhadap seluruh parameter yang diamati.
Tinggi Tanaman Umur 6 MST (cm)
Hasil pengamatan tinggi tanaman umur 6 MST dan daftar sidik ragam
tinggi tanaman umur 6 MST dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10 yang
menunjukkan bahwa perlakuan kascing dan perlakuan berbagai dosis pupuk
posfat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 6 MST, sedangkan pada
interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman.
Data rataan tinggi tanaman pada perlakuan kascing dan dosis pupuk posfat
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman Umur 6 MST (cm) Pada Perlakuan Kascing dan
Berbagai Dosis Pupuk Posfat.
Kascing
Pupuk P
Rataan
K0
K1
K2
K3
(0 ton/ha) (9 ton/ha) (18 ton/ha) (27 ton/ha)
…cm…
P0 (0 Kg/ha)
45.378
48.279
51.871
43.651
47.295ab
P1 (60 Kg/ha)
47.381
54.633
49.177
48.348
49.885a
P2 (120 Kg/ha)
50.282
57.12
45.033
48.003
50.109a
P3 (180 Kg/ha)
45.171
46.138
48.21
46.138
46.414b
Rataan
47.053b
51.543a
48.573ab
46.535b
48.426
Keterangan

: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada setiap kolom dan baris
menunjukkan tidak berbeda dengan uji DMRT 5 %

Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa pada Perlakuan kascing, perlakuan
K1 berbeda nyata dengan K0 dan K3, perlakuan K1 tidak berbeda dengan K2. Pada
perlakuan Pupuk Posfat, perlakuan P2 berbeda nyata dengan P3, dan perlakuan P2
tidak berbeda dengan P0 dan P1.
Hubungan tinggi tanaman umur 6 MST (cm) dan kascing dalam bentuk
gafik dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Hubungan Kascing dan Tinggi Tanaman Umur 6 MST.
Pada Gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara kascing
dengan tinggi tanaman membentuk model gafik kuadratik. Pada gafik dapat
dilihat bahwa dosis kascing optimum sebesar 12,18 (ton/ha) dengan tinggi
tanaman 50.45 cm.

Universitas Sumatera Utara

Hubungan tinggi tanaman umur 6 MST (cm) dan posfat dalam bentuk
gafik dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Tinggi Tanaman 6 MST.
Pada Gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara berbagai dosis
pupuk posfat dengan tinggi tanaman membentuk model gafik kuadratik. Pada
kurva dapat dilihat bahwa dosis pupuk posfat optimum sebesar 92,5 (Kg/ha)
dengan tinggi tanaman 50,63 cm.

Jumlah Daun Umur 6 MST (Helai)

Hasil pengamatan jumlah daun umur 6 MST dan daftar sidik ragam
jumlah daun dapat dilihat pada Lampiran 19 dan 20. yang menunjukkan bahwa
perlakuan kascing dan berbagai dosis pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap
jumlah daun umur 6 MST, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan tidak
berpengaruh terhadap jumlah daun umur 6 MST.

Universitas Sumatera Utara

Data rataan jumlah daun umur 6 MST pada perlakuan kascing dan dosis
pupuk posfat dapat dilihat pada Tabel 4:
Tabel 4. Rataan Jumlah Daun Umur 6 MST (Helai) Pada Perlakuan Kascing dan
Berbagai Dosis Pupuk Posfat.
Kascing
K0
K1
K2
(0 ton/ha) (9 ton/ha) (18 ton/ha)
…Helai…
P0 (0 Kg/ha)
29.824
34.244
33.914
P1 (60 Kg/ha)
33.814
35.523
34.952
P2 (120 Kg/ha)
31.255
38.335
36.055
P3 (180 Kg/ha)
31.903
33.469
33.704
Rataan
31.699b
35.393a
34.656a
Pupuk P

Keterangan

K3
(27 ton/ha)
32.824
32.779
37.724
31.942
33.817a

Rataan

32.701b
34.267ab
35.842a
32.75b
33.892

: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada setiap kolom dan baris
menunjukkan tidak berbeda dengan uji DMRT 5 %

Pada Tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa pada perlakuan Kascing,
Perlakuan K1 berbeda nyata dengan K0, perlakuan K1 tidak berbeda dengan
perlakuan K2 dan K3. Pada perlakuan Pupuk Posfat, perlakuan P2 berbeda nyata
dengan P3 dan P0 Perlakuan P2 tidak berbeda dengan P1 .
Hubungan jumlah daun umur 6 MST dan kascing dalam bentuk gafik
dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Kascing dan Jumlah Daun Umur 6 MST.

Universitas Sumatera Utara

Pada Gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara kascing
dengan jumlah daun membentuk model gafik kuadratik. Pada gafik dapat dilihat
bahwa dosis kascing optimum sebesar 15.71 (ton/ha) dengan jumlah daun
35.37 helai.
Hubungan jumlah daun umur 6 MST dan berbagai dosis pupuk posfat
dalam bentuk gafik dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Jumlah Daun Umur 6 MST.
Pada Gambar 4 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara posfat dengan
jumlah daun membentuk model gafik kuadratik. Pada gafik dapat dilihat
bahwa dosis posfat optimum sebesar 95.31 (Kg/ha) dengan jumlah daun
35.37 helai.
Berat Kering Tajuk (g)
Hasil pengamatan berat kering tajuk dan daftar sidik ragam jumlah daun
dapat dilihat pada Lampiran 21 dan 22 yang menunjukkan bahwa perlakuan
kascing dan berbagai dosis pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap berat kering

Universitas Sumatera Utara

tajuk, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh terhadap
berat kering tajuk.
Data rataan berat kering tajuk pada perlakuan kascing dan dosis pupuk
posfat dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 5. Rataan Berat Kering Tajuk (g) Pada Perlakuan Kascing dan Berbagai
Dosis Pupuk Posfat.
Kascing
Pupuk P

K0
(0 ton/ha)

P0 (0 Kg/ha)
P1 (60 Kg/ha)
P2 (120 Kg/ha)
P3 (180 Kg/ha)
Rataan
Keterangan

26.354
27.518
29.203
26.234
27.327b

K1
(9 ton/ha)

K2
(18 ton/ha)
...g…
28.039
30.125
31.73
28.561
33.174
26.154
26.796
27.999
29.935a
28.210ab

K3
(27 ton/ha)

Rataan

25.352
28.079
27.879
26.796
27.026b

27.468ab
28.972a
29.102a
26.956b
28.125

: Angka yang diikuti notasi huruf yang sama pada setiap kolom dan baris
menunjukkan tidak berbeda dengan uji DMRT 5 %

Pada Tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa pada perlakuan Kascing,
perlakuan K1 berbeda nyata dengan K0 dan K3, perlakuan K1 tidak berbeda
dengan K2. Pada perlakuan Pupuk Posfat, perlakuan P2 berbeda nyata dengan P3,
dan perlakuan P2 tidak berbeda dengan P1 dan P0.
Hubungan berat kering tajuk dan kascing dalam bentuk gafik dapat dilihat
pada Gambar 5.

Gambar 5. Hubungan Kascing dan Berat Kering Tajuk.

Universitas Sumatera Utara

Pada Gambar 5 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara kascing
dengan berat kering tajuk membentuk model gafik kuadratik. Pada gafik dapat
dilihat bahwa dosis kascing optimum sebesar 12.22 (ton/ha) dengan berat kering
tajuk 29.32 g.
Hubungan jumlah berat kering tajuk dan berbagai dosis pupuk posfat
dalam bentuk gafik dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Hubungan Dosis Pupuk Posfat dan Berat Kering Tajuk.
Pada Gambar 6 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara posfat dengan
berat kering tajuk membentuk model gafik kuadratik. Pada gafik dapat dilihat
bahwa dosis posfat optimum sebesar 86.4 (Kg/ha) dengan berat kering tajuk
29.29 g.
Jumlah Cabang (cabang)
Hasil pengamatan jumlah cabang dan daftar sidik ragam jumlah cabang
dapat dilihat pada Lampiran 23 dan 24 yang menunjukkan bahwa perlakuan
kascing dan berbagai dosis pupuk posfat berpengaruh nyata terhadap jumlah

Universitas Sumatera Utara

cabang, sedangkan interaksi antara kedua perlakuan tidak berpengaruh terhadap
jumlah cabang.
Data rataan jumlah cabang pada perlakuan kascing dan dosis pupuk posfat
dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel 6. Rataan Jumlah Cabang (Cabang) Pada Perlakuan Kascing dan Berbagai
Dosis Pupuk Posfat.
Kascing
Pupuk P

K0
(0 ton/ha)

P0 (0 Kg/ha)
3.483
P1 (60 Kg/ha)
3.949
P2 (120 Kg/ha) 3.65
P3 (180 Kg/ha) 3.726
Rataan
3.702b
Keterangan

K1
K2
(9 ton/ha) (18 ton/ha)
…cabang…
3.999
3.961
4.148
4.082
4.477
4.21
3.909
3.936
4.133a
4.047a

K3
(27 ton/ha)
3.833
3.828
4.405
3.73
3.949a

Rataan

3.819b
4.002ab
4.186a
3.825b
3.958

: Angka yang diikuti notasi huruf sama pada setiap kolom dan baris
menunjukkan tidak berbeda dengan uji DMRT 5 %

Pada Tabel 6 diatas dapat dilihat bahwa, pada Perlakuan Kascing,
perlakuan K1 berbeda nyata dengan perlakuan K0, perlakuan K1 tidak berbeda
dengan K2 dan K3. Pada perlakuan Pupuk Posfat, perlakuan P2 berbeda nyata
dengan P3 dan P0, Perlakuan P2 tidak berbeda dengan P1.
Hubungan jumlah cabang dan dengan kascing dalam bentuk gafik dapat
dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Hubungan Kascing dan Jumlah Cabang.

Universitas Sumatera Utara

Pada Gambar 7 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara berbagai dosis
kascing dengan jumlah cabang membentuk model gafik kuadratik. Pada gafik
dapat dilihat bahwa dosis kascing optimum sebesar 16.06 (Ton/Ha) dengan
jumlah cabang 4.13 cabang.
Hubungan jumlah caban