Tanggal ex. Dividen Ex. Dividend Date Tanggal pada saat hak atas dividen periode berjalan tidak lagi
menyertai saham tersebut, jangka waktunya adalah 4 hari kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham.
Tanggal Pembayaran Payment Date Tanggal dimana pemegang saham dapat mengambil dividen sesuai
dengan dividen yang diumumkan oleh emiten.
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividen Payout Ratio
2.3.1 Cash Ratio
Cash ratio adalah perbandingan antara alat-alat likuid yang dikuasai bank dengan kewajiban yang harus segera dibayar Ade, 2006. Rasio ini
digunakan untuk menilai tingkat likuiditas perusahaan. Aktiva perusahaan yang paling likuid adalah kas. Cash ratio menunjukan kemampuan
perusahaan untuk membayar utang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang segera dapat diuangkan.
2.3.2 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio merupakan indikator struktur modal dan risiko
finansial, yang merupakan perbandingan antara hutang dan modal sendiri. Bertambah besarnya Debt to Equity Ratio suatu perusahaan menunjukkan
risiko distribusi laba usaha perusahaan akan semakin besar terserap untuk melunasi kewajiban perusahaan Purwanto dan Haryanto, 2004.
Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan persentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman Darsono 2005.
Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham, jika dilihat dari perspektif kemampuan
membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjangnya. Debt to Equity Ratio dapat dirumuskan sebagai berikut Prihadi, 2010:
DER = Total Debt Total Equity
Robinson Munter 2003 dalam Fauzan 2009 mengatakan bahwa : “Debt to Equity Ratio DER measure how much money a company should
safely be able to borrow over long periods of time. It does this by comparing the company’s total debt including short term and long term obligations
and dividing it by the amount of total equity ”.
Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya baik jangka
panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari total modal dibandingkan besarnya hutang. Oleh karena itu, semakin rendah DER akan
semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya. Semakin besar proporsi hutang yang digunakan untuk
struktur modal suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula jumlah kewajibannya Prihantoro, 2003.
2.3.3 Return On Asset
Return on Asset ROA adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan total aktiva yang ada dan setelah biaya-biaya modal biaya yang digunakan mendanai aktiva dikeluarkan dari analisis. ROA adalah
rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan.
Bambang R, 1997. Return On Assets ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan toal aktiva yang dipergunakan tidak memberikan
keuntunganrugi.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu akan dirangkum secara singkat karena mengingat penelitian ini sendiri mengacu kepada beberapa penelitian terdahulu.
Meskipun ruang lingkup dari beberapa penelitian yang akan dirangkum ini hampir sama, namun semuanya memiliki objek dan waktu yang berbeda.
Berikut ini adalah beberapa rangkuman penelitian terdahulu :
Penelitian yang dilakukan oleh Marlina 2009 dengan judul Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio, dan Return On Assets
Terhadap Dividend Payout Ratio” yang meneliti di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2004 hingga 2007 pada industri manufaktur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel cash position, DER dan ROA berpengaruh
terhadap dividend payout ratio. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kebijakan deviden yang pernah
dilakukan di Indonesia, antara lain adalah penelitian yang dilakukan Efendri 1993, yang berjudul “Faktor-faktor Yang Dipertimbangkan Dalam
Kebijakan Dividen Oleh Perusahaan- perusahaan Go Publik Di Indonesia”.
Dalam penelitian tersebut digunakan kuesioner untuk mengetahui persepsi manajemen tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam kebijakan
pembagian dividen kas. Penelitian yang menggunakan 84 sampel ini menghasilkan kesimpulan bahwa faktor peningkatan dan penurunan laba
termasuk faktor yang sangat penting yang dipertimbangkan manajemen dalam kebijakan pembagian dividen kas.
Penelitian lain yang juga meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
Dividend Payout Ratio adalah penelitian yang dilakukan oleh Hapsari 2005. Pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 335 perusahaan
yang eksis di Bursa Efek Indonesia 2001-2003. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Current Ratio dan Cash Position berpengaruh
terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan DER dan ROA tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Faktor-faktor yang