Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH TOTAL ASSET TURN OVER, DEBT TO EQUITY RATIO DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

KARINA TASHIA TETRIANA 090503300

PROGRAM STUDI STRATA – 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 01 Juli 2013

Yang membuat pernyataan,

Karina Tashia Tetriana NIM: 090503300


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Aset Tetap dan Perputaran Total Aset terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Ditujukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, pengarahan, bantuan, kerja sama semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Jaffar, M.M., Ak selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara.

3. Ibu Dra. Salbiah, M.Si., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.


(4)

4. Bapak Drs. Hotmal Jafar, Ak., MM selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran, temuan dan masukan kepada penulis.

5. Kedua orang tua saya Alm. Etty Nadhia dan H. Hidayat Hasim terima kasih atas kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan moral maupun materi dan doa yang telah diberikan kepada penulis, kakak Astri Putriana dan adik Febyan Ramdani yang selalu mendukung dan membantu.

6. Yudhistira Permana Bangun SE yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini, sahabat-sahabat Ade, Novi, Samrah serta teman-teman Vonna, Dewi, Nida, Yulia, Novia terima kasih atas dukungan, kerja sama, bantuan, dan kebersamaan selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, 01 Juli 2013 Penulis,

Karina Tashia Tetriana NIM: 09050330


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2011.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan property dan real estate. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang

dipublikasikan melalui situs

dengan penelitian ini adalah total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio sebagai variabel bebas dan profitabilitas sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Namun secara parsial, debt to equity ratio dan debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas, sedangkan total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Kata Kunci : Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio dan Profitabilitas (ROA).


(6)

ABSTRACT

The purpose of this research was to examine the impact of total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio to profitability (ROA) of the property and real estate companies that listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011 partially and simultaneously.

Sampling method that used was purposive sampling and determines 25 companies as sample. Data that used in this research was financial statement from each sample company, which was published through websit for variables in this research were total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio as independent variable and profitability (ROA) as dependent variable. Research methodology that used was descriptive analysis method and the method of statistical analysis.

The results of this research were confirmed that total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio had significant influence to profitability (ROA) simultaneously. Examine partially, debt to equity ratio and debt to asset ratio didn’t have significant influence to profitability (ROA), but total asset turnover had significant influence to profitability (ROA).

Kata Kunci : Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio dan Profitabilitas (ROA).


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ... Latar Belakang ... 1

1.2 ... Peru musan Masalah ... 5

1.3 ... Tujua n Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ... Aset 7

2.1.1 Pengertian Aset ... 7

2.1.2Unsur - Unsur Aset ... 8

2.2 ... Total Asset Turn Over (TATO) ... 9

2.3Debt To Equity Ratio (DER) ... 10

2.4Debt To Asset Ratio ... 12

2.5 Profitabilitas.………. ... 13

2.5.1 Pengertian Profitabilitas……… .. 13

2.5.2 Jenis - Jenis Profitabilitas……….……… ... 14


(8)

2.6 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 19

2.7 Kerangka Konseptual dan hipotesis……….. 20

2.7.1 Kerangka Konseptual ... 20

2.7.2 Hipotesis Penelitian……….. 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ... Jenis Penelitian ... 24

3.2 ... Temp at dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 ... Batas an Operasional ... 24

3.4 ... Defin isi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25

3.4.1 Variabel Independen ... 25

3.4.2 Variabel Dependen ... 26

3.5 ... Popul asi dan Sampel Penelitian ... 27

3.6 ... Jenis dan Sumber Data ... 30

3.7 ... Meto de Pengumpulan Data ... 30

3.8 ... Meto de Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 30

3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 31

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 35

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian... 38

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 38

4.2.1 Statistik Deskriptif ... 38

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 39

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 40

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 44

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 46

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas ... 47

4.3 Pengujian Hipotesis ... 49

4.3.1Uji F Statistik ... 49


(9)

4.4 Uji Regresi Linear Berganda... 53

4.5 Uji Koefisien Determinasi………. 54

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 58

5.2 Keterbatasan ... 58

5.3 ... Saran 59 DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 63

DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu……… 19

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Properti Dan Real Estate……… 28

Tabel 3.2 Daftar Sampel Perusahaan……… 29

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif……… 38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas………. 40

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi……….. 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas……….. 47

Tabel 4.5 Hasil Uji F...……….. 49

Tabel 4.6 Hasil Uji T……… 51


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 42

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Uji Normalitas ... 43


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran i Populasi dan Sampel Penelitian ... 63

Halaman Lampiran ii Data Penelitian ... 65

Lampiran iii Statistik Deskriptif ... 69

Lampiran iv Uji Normalitas ... 70

Lampiran v Uji Heteroskedastisitas ... 72

Lampiran vi Uji Autokorelasi ... 73

Lampiran vii Uji Multikolinearitas ... 73


(12)

(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2011.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 25 perusahaan property dan real estate. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel yang

dipublikasikan melalui situs

dengan penelitian ini adalah total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio sebagai variabel bebas dan profitabilitas sebagai variabel terikat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas. Namun secara parsial, debt to equity ratio dan debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas, sedangkan total asset turnover berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Kata Kunci : Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio dan Profitabilitas (ROA).


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research was to examine the impact of total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio to profitability (ROA) of the property and real estate companies that listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 until 2011 partially and simultaneously.

Sampling method that used was purposive sampling and determines 25 companies as sample. Data that used in this research was financial statement from each sample company, which was published through websit for variables in this research were total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio as independent variable and profitability (ROA) as dependent variable. Research methodology that used was descriptive analysis method and the method of statistical analysis.

The results of this research were confirmed that total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio had significant influence to profitability (ROA) simultaneously. Examine partially, debt to equity ratio and debt to asset ratio didn’t have significant influence to profitability (ROA), but total asset turnover had significant influence to profitability (ROA).

Kata Kunci : Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio dan Profitabilitas (ROA).


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan perusahaan adalah menghasilkan laba (profit oriented) semaksimal mungkin. Dengan menghasilkan laba yang maksimal, maka perusahaan dapat terus berkembang dan memberikan pengembalian (return) yang menguntungkan bagi pemilik perusahaan serta mempertahankan kelangsungan hidupnya sesuai dengan konsep going concern. Manajemen perusahaan diharapkan dapat mengelola seluruh asset yang dimiliki untuk pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Perusahaan pada umumnya sangat memperhatikan masalah laba atau keuntungan, hal ini sangat penting agar perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan normal apabila perusahaan tersebut dapat beroperasi secara stabil dalam waktu yang panjang. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah profitabilitas. Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perusahaan mampu menghasilkan laba atau seberapa efektif manajemen dalam mengelola asset yang dimiliki.


(16)

Bagi pimpinan, profitabilitas dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi penanam modal dapat digunakan sebagai tolak ukur prospek modal yang sedang ditanamkan dalam perusahaan tersebut. Rasio profitabilitas yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA).

Menurut Hanafi (2007:83) “Return on Asset (ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”. Rasio ini digunakan karena menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh asset nya untuk memperoleh pendapatan.

Menurut Sutrisno (2000:2650 perputaran total asset menentukan tingkat efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh asetnya untuk menghasilkan penjualan selama satu periode tertentu. Perputaran total aset yang semakin besar mengidentifikasi semakin efektif perusahaan mengelola asetnya. Semakin tinggi nilai perputarannya maka akan semakin efektif penggunaan total asset dan semakin tinggi tingkat penjualan sehingga akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Industri property merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan rasio kepemilikan rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya


(17)

usaha-usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu perusahaan real estate dan property di Indonesia dihadapkan pada suatu keputusan penting untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengelola sumber daya dan keputusan pendanaannya serta untuk memperoleh laba yang maksimal.

Perusahaan real estate dan property memiliki dua sumber dana yakni sumber intern dan sumber ekstern. Sumber intern merupakan sumber dana yang berasal dari perusahaan itu sendiri sedangkan sumber ekstern merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan. Tidak selamanya suatu perusahaan dapat terus bertahan dengan dana yang dimilikinya untuk membiayai seluruh kegiatan operasional, perusahaan pun harus mendapatkan dana dalam berbagai cara agar perusahaan tersebut bisa bertahan. Terdapat dua cara yang dapat di tempuh oleh perusahaan untuk mendapatkan dana tersebut yakni Debt Capital yaitu hutang pada pihak ketiga dengan biaya dan bunga pinjaman dan Equity Capital yaitu menghimpun dana internal dengan menahan laba atau menjual saham ke berbagai pihak.

Perolehan dana oleh perusahaan dengan menggunakan hutang harus dikelola dengan baik karena penggunaan hutang mempunyai konsekuensi yang pasti berupa kewajiban financial dalam hal membayar angsuran pokok dan angsuran bunga. Hutang yang terlalu besar akan menyebabkan tingginya beban yang berakibat pada penurunan laba dan pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat solvabilitas perusahaan. Untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu dalam membayar total hutangnya, penulis menggunakan rasio Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR).


(18)

Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan membayar total hutangnya dengan menggunakan total ekuitas yang tersedia, rasio ini pada umumnya digunakan untuk mengukur leverage suatu perusahaan. Bagi investor, semakin besar rasio ini semakin baik karena semakin sedikit tingkat pendanaan yang harus disediakan dan semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return). Namun, DER yang terlalu tinggi juga tidak baik karena tingkat hutang yang semakin tinggi akan memperbesar kemungkinan risiko gagal bayar (risk of default) biaya bunga pinjaman maupun pokok utang yang akhirnya dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan.

Debt to Asset Ratio merupakan rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan membayar total hutang nya dengan menggunakan total asset yang tersedia. Manajemen perusahaan harus dapat mengelola serta membuat kebijakan yang tepat dalam mengambil keputusan pendanaan agar jumlah hutang tidak lebih besar dari jumlah asset untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan dalam operasi perusahaan agar dapat menghasilkan laba yang maksimal.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya. Hilda Anggraini (2009), yang meneliti analisis hubungan rasio likuiditas dan leverage terhadap rasio profitabilitas pada PT Perkebunan Nusantara II (persero) Tanjung Morawa. Hasil penelitian menunjukkan variabel debt to equity ratio memiliki hubungan negatif rendah dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Sementara Rosita Alia (2011), yang meneliti analisis pengaruh perputaran modal kerja, piutang, persediaan, ROE, DER dan DAR terhadap profitabilitas pada


(19)

perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tersebut diketahui bahwa adanya ketidak konsistenan hasil penelitian terutama yang berkaitan dengan debt to equity ratio yang di hubungkan dengan profitabilitas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai variabel tersebut. Oleh karena itu, skripsi ini berjudul

“Pengaruh Total Assets Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio Terhadap Profitabiltas Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”

1.2Perumusan Masalah

Sesuai latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah total assets turn over, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah total assets turn over, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh terhadap profitabilitas baik secara parsial maupun simultan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Bagi akademis, sebagai bahan masukan dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis sehingga hasilnya dapat lebih baik

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak manajemen perusahaan.

3. Bagi investor, sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aset

2.1.1 Pengertian Aset

Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur dalam satuan ruang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang kas.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Siburian (2004:2) dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan : Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”.

Menurut Pedoman Akuntansi BUMN revisi 2011, “Aset adalah sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dimana manfaat ekonomis di masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas”. Manfaat ekonomis masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, atau arus kas dan setara kas. Potensi tersebut dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas usaha.


(22)

2.1.2 Unsur-Unsur Aset

Aset dapat digolongkan kedalam dua kelompok yaitu aset lancar dan aset tetap.

1. Aset Lancar

Aset lancar adalah aset yang diharapkan dapat direalisasikan menjadi manfaat dalam jangka waktu satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. Aset lancar terdiri dari kas, investasi jangka pendek, wesel tagih, piutang, persediaan, biaya yang masih harus dibayar, penghasilan yang masih harus diterima dan akun-akun lainnya.

2. Investasi/Penyertaan

Investasi merupakan suatu aset yang digunakan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi. Investasi dalam aset juga dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang.

3. Aset Tetap

Aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap terdiri dari tanah, gedung, investasi jangka panjang dan lainnya.


(23)

4. Aset Tidak Berwujud

Aset tidak berwujud adalah aset tetap yang tidak berwujud yang memberikan hak ekonomi dan hukum kepada pemiliknya. Aset tidak berwujud dapat berbentuk seperti goodwill, hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang. 5. Aset Lain-Lain

Aset lain-lain menggambarkan pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aset lancar, aset tetap, investas/penyertaan, maupun aset tidak berwujud.

2.2 Total Assets Turn Over (TATO)

MenurutKasmir (2008:185) Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan seluruh aktiva untuk menghasilkan penjualan selama satu periode tertentu.

Menurut Mamduh M. Hanafi (2003:81) “Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan efektifitas penggunaan total aset”.

Perputaran total aset menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan dalam menggunakan keseluruhan aset untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Sugiyarso dan Winami (2005:117) mengungkapkan dengan demikian perputaran total aset dapat dicari dengan membagi penjualan dengan total aset.


(24)

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:222) Total Asset Turnover menunjukkan efisiensi relatif penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio total asset turnover berarti semakin efisiensi penggunaan keseluruhan aset di dalam menghasilkan penjualan.

(Wild, at al, 1997) mengungkapkan total assets turnover merupakan rasio yang digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset dalam mengahsilkan penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi pula penjualan yang dihasilkan serta semakin besar keefektifan penggunaan aktiva suatu perusahaan. TATO dihitung dengan cara membandingkan penjualan bersih selama satu periode dengan rata-rata total aktiva pada periode tersebut.

Sehingga untuk menghitung Total Assets Turn Over digunakan rumus sebagai berikut :

2.3 Debt To Equity Ratio (DER)

Kasmir (2008:166) menyebutkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang diukur dari perbandingan antara total utang dengan ekuitas (modal sendiri). Rasio ini berguna untuk mengetahui perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar.


(25)

Debt to Equity Ratio (DER) termasuk bagian dari rasio Laverage. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio laverage dapat dihitung berdasarkan informasi dari neraca, yaitu dari pos-pos aktiva dan pos-pos hutang.

Menurut Slamet (2003:35) DER adalah perbandingan antara total utang dengan total modal. DER digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan (Ang, 1997). Rasio ini juga menunjukkan pentingnya dana dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund) dan tingkat keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan (Slamet, 2003:35). Dari keterangan para ahli diatas Debt to Equity Ratio dapat diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar risiko yang harus ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi investor maupun perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin menguntungkan karena menurut Brigham dan Houston (2001:84), “pendanaan dengan utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas dan risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditor”.


(26)

2.4 Debt To Asset Ratio (DAR)

Debt to asset ratio yaitu rasio total kewajiban terhadap asset. Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Darsono (2005:54) menyebutkan rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor.

Menurut Syamsuddin, dalam Purhadi (2006:30) Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Weston dan Copeland (1996) perhitungan DAR dilakukan dengan rumus:

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Dari pihak pemegang, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden.


(27)

2.5 Profitabilitas

2.5.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.

Menurut Gitman (2003:59) “profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in productive activities”. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mengasilkan laba dan dapat diukur dalam rasio. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan dan dinyatakan dalam bentuk persentase.

Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aset atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya.Commite in terminology mendefinisikan profitabilitas adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.


(28)

Sedangkan menurut APB Statement mengartikan profitabilitas adalah kelebihan (defisit) penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi.

Profitabilitas suatu perusahaan dipengaruhi oleh:

a. Tingkat pengembalian atas investasi, untuk melihat kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang

b. Kinerja operasi, untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi c. Pemanfaatan aset, untuk memilai efektivitas dan intensitas aktivitas

dalam menghasilkan penjualan

Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau

modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.

2.5.2 Jenis-Jenis Profitabilitas 1) Profitabilitas Ekonomi

Sinonim profitabilitas ekonomi adalah return on assets dan rerturn on investment yaitu perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Modal yang diperhitungkan untuk mengukur profitabilitas ekonomi hanyalah modal kerja untuk operasi perusahaan (operating capital asset) dengan


(29)

demikian modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang ditanamkan dalam bursa efek (kecuali perusahaan kredit) tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi. Profitabilitas ekonomi yang sering juga disebut dengan return on asset (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aktiva yang tersedia dalam perusahaan.

Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik keadaan perusahaan. Usaha untuk memperbesar profitabilitas merupakan harapan bagi manajer perusahaan, oleh karena itu untuk mempertinggi profitabilitas perlu diketahui berbagai faktor-faktor yang menentukan tinggi rendahnya profitabilitas ekonomi.

2) Profitabilitas Modal Sendiri

Profitabilitas modal sendiri atau yang sering dinamakan rentabilitas usaha atau return on equity (ROE) adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau dengan kata lain profitabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

Laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas modal sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan modal asing dan pajak perseorangan atau income tax. Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal yang ada pada perusahaan itu sendiri. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan yaitu pemegang


(30)

saham biasa dan pemegang saham preferen atas modal yang mereka investasikan didalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.

2.5.3 Rasio Profitabilitas

Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut:

1) Return On Assets

Retun on assets merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan sejumlah keseluruhan aset yang tersedia dalam perusahaan. Semakin tinggi tingkat pengembalian yang dihasilkan, maka perusahaan akan semakin baik.

2) Return On Equity

Return on equity adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas investasi di perusahaan.


(31)

3) Operating Profit Margin

Operating profit margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.

4) Gross Profit Margin

Gross profit margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.

5) Net Profit Margin

Net profit margin adalah ukuran persentase dari laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.


(32)

6) Basic Earning Power

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba setelah dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total asset.

7) Earning Per Share

Rasio ini menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham menghasilkan laba.

Seperti terlihat diatas ada beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Namun, peneliti membatasi hanya menggunakan satu cara yakni dengan memakai rasio Return On Assets untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Menurut Hanafi (2008:83) “Return on Asset adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total asset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”. Rasio ini digunakan karena rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh pendapatan.


(33)

2.6 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Hasil peneliti terdahulu dan berhubungan perputaran modal kerja, perputaran aset tetap, dan perputaran total aset terhadap profitabilitas dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Judul Penelitian Peneliti Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Analisis pengaruh perputaran modal kerja, perputaran piutang, perputaran persediaan, return on equity, debt to equity ratio, dan debt to asset ratio terhadap profitabilitas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.

Rosita Aliya (2011) Variabel independen: WCTO, RTO, ITO, ROE, DER, DAR Variabel dependen: Profitabilitas (ROA)

- Variabel debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

- Variabel debt to asset ratio secara simultan tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.


(34)

2. Analisis hubungan rasio likuiditas dan leverage terhadap rasio profitabilitas pada PT. Perkebunan Nusantara II (PERSERO) Tanjung Morawa. Hilda Anggraini (2009) Variabel independen: CR, QR, DER, DAR

Variabel dependen: Profitabilitas (ROI)

- Debt To Equity

Ratio (DER) memiliki hubungan negatif rendah dan tidak signifikan terhadap ROI.

Sumber: Hasil Olahan Penulis

2.7Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.7.1 Kerangka Konseptual

Laba merupakan tujuan utama dari berdirinya setiap badan usaha, tanpa diperolehnya laba perusahaan tidak akan dapat memenuhi tujuan lainnya. Oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba atau pendapatan perusahaan tidak pernah terlepas dari penjualan yang dilakukan untuk menghitung besarnya tingkat profitabilitas, karena tanpa adanya penjualan atau pendapatan operasi mustahil perusahaan menghasilkan laba yang diharapkan.

Untuk mengukur pendayagunaan aset usaha dalam menghasilkan penjualan dapat dinilai dengan rasio Total Assets Turnover (TATO), rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aset yang


(35)

dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aset. Menurut Horne dan Wachowicz (2005:222) total assets turnover menunjukkan efisiensi relatif penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan.

Menurut Slamet (2003:35) Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang berguna untuk mengetahui perbandingan jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengukur sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Rasio ini juga menunjukkan pentingnya dana dari sumber modal pinjaman (relative importance of borrowed fund) dan tingkat keamanan yang dimilki kreditor. Semakin kecil rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Dengan semakin kecilnya nilai rasio DAR menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh modal sendiri. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Dari pihak pemegang, rasio yang tinggi akan mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi pada akhirnya akan mengurangi pembayaran deviden.


(36)

Kerangka konseptual menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Total Asset (H1)

Turn Over

(X1)

Debt to Equity

Ratio (H2) Return On Assets

(X2) (Y)

Debt to Asset Ratio (H3)

(X3)

(H4)


(37)

2.7.2 Hipotesis Penelitian

Erlina (2007:40) menyebutkan hipotesis adalah posisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : Total Asset Turn Over berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan

H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan

H3 : Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan

H4 : Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kasual. Menurut Sugiyono (2007:30) penelitian asosiatif kasual adalah “penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)”.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan mengakses situs pada dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional yang ditentukan penulis dalam penelitian ini adalah :

a) Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Variabel X yaitu Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio


(39)

b) Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan

property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Hatch dan Farhady (1981) secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek dengan mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan yang lain. Sedangkan menurut Kiddler (1981) variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

3.4.1 Variabel Independen

Menurut Erlina dan Mulyani (2007:34), “variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif dan negatif bagi variabel dependen lainnya”. Berikut adalah variabel independen yang digunakan pada penelitian ini:

a. Total Assets Turn Over

Total Assets Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan dan jumlah perusahaan yang diperoleh dari tiap aktiva.


(40)

b. Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang nya dengan menggunakan seluruh ekuitas yang tersedia.

c. Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang nya dengan menggunakan seluruh aset yang dimiliki.

3.4.2 Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2008:40) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut.


(41)

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Ardios, SE (dalam kamus standar akuntansi) menyebutkan populasi adalah kumpulan data-data yang terdiri dari kemungkinan observasi dari suatu fenomena tertentu dan sebuah sampel hanya berisi bagian dari observasi-observasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahan property dan real estate

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yang terdiri dari 32 perusahaan.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu dengan pertimbangan (judgement sampling). Kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan oleh peneliti adalah:

1. Perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011

2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (tahun 2009-2011)

3. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian memiliki kelengkapan data atau laporan keuangan yang berkaitan dengan data sesuai model yang digunakan dalam penelitian ini.


(42)

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan di atas, maka perusahaan property

dan real estate yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 perusahaan dari total 32 perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Property dan Real Estate yang Dijadikan Sampel

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel

1 2 3

1 Alam Sutera Realty Tbk.    S1

2 Bakrieland Deveploment Tbk.    S2

3 Bekasi Asri Pemula Tbk.    S3

4 Bhuwanatala Indah Permai Tbk.    S4

5 Bintang Mitra Semestaraya Tbk.  - -

6 Bukit Darmo Property Tbk.    S5

7 Bumi Citra Permai Tbk.    S6

8 Bumi Serpong Damai Tbk.    S7

9 Ciputra Development Tbk.    S8

10 Ciputra Property Tbk.    S9

11 Ciputra Surya Tbk.   -

12 Citra Kebun Raya Agri Tbk.   -

13 Cowell Development Tbk.    S10

14 Duta Pertiwi Tbk.    S11

15 Fortune Mate Indonesia Tbk.    S12

16 Global Land Development Tbk.    S13

17 Gowa Makassar Tourism D. Tbk.    S14

18 Indonesia Prima Property Tbk.    S15

19 Intiland Development Tbk.    S16

20 Jaya Real Property Tbk.    S17

21 Kawasan Industri Jabadeka Tbk.    S18

22 Laguna Cipta Griya Tbk.   -

23 Lamicitra Nusantara Tbk.    S19

24 Lippo Cikarang Tbk.    S20

25 Lippo Karawaci Tbk.    S21

26 New Century Development Tbk   -

27 Pakuwon Jati Tbk.    S22


(43)

29 Perdana Gapuraprima Tbk.    S23

30 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.    S24

31 Royal Oak Development Asia Tbk  - -

32 Sentul City Tbk.    S25

Sumber: Hasil Olahan Penulis

Tabel 3.2

Daftar Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode

1 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI 2 Bakrieland Deveploment Tbk. ELTY 3 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA 4 Bhuwanatala Indah Permai Tbk. BIPP 5 Bukit Darmo Property Tbk. BKDP 6 Bumi Citra Permai Tbk. BCIP 7 Bumi Serpong Damai Tbk. BSDE 8 Ciputra Development Tbk. CTRA 9 Ciputra Property Tbk. CTRP 10 Cowell Development Tbk. COWL

11 Duta Pertiwi Tbk. DUTI

12 Fortune Mate Indonesia Tbk. FMII 13 Global Land Development Tbk. KPIG 14 Gowa Makassar Tourism D. Tbk. GMTD 15 Indonesia Prima Property Tbk. MORE 16 Intiland Development Tbk. DILD 17 Jaya Real Property Tbk. JRPT 18 Kawasan Industri Jabadeka Tbk. KIJA 19 Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI 20 Lippo Cikarang Tbk. LPCK 21 Lippo Karawaci Tbk. LPKR

22 Pakuwon Jati Tbk. PWON

23 Perdana Gapuraprima Tbk. GPRA 24 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. RBMS

25 Sentul City Tbk. BKSL


(44)

3.6 Jenis Data Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara tertentu (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) yang diolah lebih lanjut untuk pemenuhan kebutuhan penelitian. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari publikasi Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui

3.7 Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan dua metode dalam pengumpulan data. Pertama, melalui studi pustaka dengan mengumpulkan buku-buku referensi yang berkaitan dengan penelitian dan dokumentasi penelitian terdahulu. Kedua, dengan studi dokumentasi yaitu melalui media internet dengan cara mengunduh data yang diperlukan dalam bentuk laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diaudit melalui website BEI maupun website lain yang berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan terbuka.

3.8 Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic descriptive dengan menggunakan program SPSS versi 17. Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.


(45)

3.8.1 Pengujian Asumsi Klasik

Adapun tujuan dari pengujian asumsi klasik adalah agar data yang diperoleh:

a. Berdistribusi normal.

b. Non-multikolinieritas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

c. Non-autokorelasi, artinya kesalahan penggangu dalam model regresi tidak saling berkolerasi.

d. Homoskedasititas, artinya variance variabel independen dari suatu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.

Model regresi linier berganda (multiple regression) dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), BLUE dapat dicapai bila memenuhi asumsi klasik. Sedikitnya terdapat lima uji asumsi yang harus dilakukan terhadap suatu model regresi tersebut, yaitu:

1. Uji normalitas 2. Uji autokorelasi 3. Uji multi kolinieritas 4. Uji heteroskedastisitas 5. Uji linearitas


(46)

Penelitian ini hanya akan menggunakan empat jenis uji asumsi klasik dari lima asumsi diatas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) mempunyai distribusi normal atau tidak. Ghozali (2006:10) mengatakan uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Suliyanto (2005:63) “uji normalitas adalah pengujian untuk mengetahui residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak”.

Data yang berdistribusi normal mempunyai pola distribusi seperti kurva berbentuk bel. Kurva berbentuk bel mempunyai dua karakteristik pokok, yaitu kurva berkonsentrasi di posisi tengah dan menurun di dua sisi dan kurva berbentuk bel ini bersifat simetris.

Untuk mengetahui normalitas data dapat diuji dengan menggunakan histogram, Normal plot, Skewness dan Kurtosis atau dengan menggunakan uji

Kolmogorov Smirnov. Cara pertama yang dilakukan untuk menafsir normalitas data adalah dengan membuat hipotesis seperti berikut:

• : Data berdistribusi normal


(47)

Langkah kedua menentukan kriteria uji hipotesis seperti berikut:

• Jika sig < 0.05 H0 ditolak, diterima

• Jika sig > 0.05 H0 diterima, ditolak 2. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005:11) menyebutkan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu. Jika ada pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas maka tidak terjadi gejala heteroskedatisitas. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedatisitas adalah dengan melihat pada grafik scatter plot.

3. Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno (2008:47) uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan dalam asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam regresi adalah tidak adanya autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu Durbin-Watson (DW test), uji Langrage Multiplier (LM test), uji statistik Q dan Run Test.


(48)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound

(DU) dan 4-DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. Bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih rendah daripada batas bawah atau

Lower Bound (DL) maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

3. Bila nilai Durbin-Watson (DW) lebih besar daripada (4-DL) maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti ada auto korelasi negative.

4. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak di batas antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

4. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk melakukan pengujian apakah terdapat multikolinearitas atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan nilai tolerance dan lawannya

Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF > 10.


(49)

Ada dua cara yang dapat dilakukan jika terjadi multikolinearitas, yaitu sebagai berikut:

1. Membuang salah satu variabel.

2. Menggunakan metode lanjut, seperti Regresi Bayessian dan Regresi

Ridge .

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Hipotesis pertama (H1), hipotesis kedua (H2), hipotesis ketiga (H3) dianalisis dengan regresi linear berganda untuk melihat pengaruh masing-masing variabel, hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :

H1 : Total Asset Turn Over berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan

H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan

H3 : Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan


(50)

Total asset turn over, debt to equity ratio, debt to asset ratio secara terpisah terhadap Return On Asset yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + Y = a + Y = a +

Hipotesis keempat (H4) dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda untuk melihat pengaruh variabel total asset turn over, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara bersama-sama terhadap Return On Asset

yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + + + + e

Keterangan:

Y = Return On Asset a = Konstanta

b1,2,3 = Koefisien Regresi

X1 =Total Asset Turn Over X2 = Debt to Equity Ratio X3 = Debt to Asset Ratio e = Error

a. Uji Koefisien Determinasi

Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005:105)


(51)

Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”.

b. Uji F Statistik

Uji F Statistik adalah uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat.

H0 = 0, artinya Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to

Asset Ratio secara simultan tidak berpengaruh terhadap Return On Asset

Ha ≠ 0, artinya Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio secara simultan berpengaruh terhadap Return On Asset

c. Uji T Statistik

Uji T Statistik adalah uji hipotesis yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas berpengaruh secara masing-masing atau parsial terhadap variabel terikat.

H0 = 0, artinya Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to

Asset Ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset.

Ha ≠ 0, artinya Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to


(52)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009-2011, dimana jumlah populasi dari penelitian ini adalah sebanyak 32 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 25 perusahaan dengan total pengamatan yang digunakan sebanyak 75 amatan(25x3). Data Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio untuk tahun 2009-2011 dapat dilihat pada lampiran.

4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi data yang digunakan dalam penelitian.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

TATO 75 .02 .49 .2101 .12406

DER 75 .05 2.20 .8295 .57821

DAR 75 .04 .68 .3908 .18618

ROA 75 -.11 .14 .0395 .04541

Valid N (listwise)

75


(53)

Berdasarkan data dari tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa :

1. Nilai minimum total asset turnover adalah 0.02, nilai maksimum 0.49, nilai rata-rata adalah 0.2101, dengan deviasi standar sebesar 0.12406 dan jumlah data yang ada sebanyak 75.

2. Nilai minimum debt to equity ratio adalah 0.05, nilai maksimum 2.20, nilai rata-rata adalah 0.8295, dengan deviasi standar sebesar 0.57821 dan jumlah data yang ada sebanyak 75.

3. Nilai minimum debt to asset ratio adalah 0.04, nilai maksimum 0.68, nilai rata-rata adalah 0.3908, dengan deviasi standar sebesar 0.18618 dan jumlah data yang ada sebanyak 75.

4. Nilai minimum return on asset adalah -0.11, nilai maksimum 0.14, nilai rata-rata adalah 0.0395, dengan deviasi standar sebesar 0.04541 dan jumlah data yang ada sebanyak 75.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi linier berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian ini sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas serta autokorelasi.


(54)

4.2.2.1 Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis statistik dan grafik.

a. Analisis Statistik

Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (1 sampel KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0.05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji

Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .03579929 Most Extreme

Differences

Absolute .111

Positive .075

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .960


(55)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menunjukkan probabilitas sebesar 0.315. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.315 > 0.05.

b. Analisis Grafik

Pengujian normalitas data dengan hanya melakukan uji statistik tidak dapat diambil suatu keputusan yang konkret, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan grafik agar lebih meyakinkan. Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistibusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar disekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik.


(56)

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas


(57)

Gambar 4.2

Normal P-Plot Uji Normalitas

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Dengan melihat tampilan grafik histogram, dapat dilihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kanan atau ke kiri yang menunjukkan bahwa data telah berdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

Dari hasil pengujian normalitas diatas baik dari segi analisis statistik maupun analisis grafik keduanya menunjukkan hasil yang sama


(58)

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa data yang terdapat dalam penelitian ini telah berdistribusi secara normal.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali (2005:105) “uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedasitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedasitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 17. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2005:105) adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titi-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak heteroskedastisitas.


(59)

Gambar 4.3

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Pada gambar 4.3 tentang grafik scatterplott diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regeresi sehingga model regresi penelitian ini layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(60)

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan terhadap ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : a. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. c. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Mode

l R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .615a .379 .352 .03655 1.875

a. Predictors: (Constant), tato, der, dar b. Dependent Variable: roa

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Tabel tersebut memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.875 dimana angka tersebut terletak diantara -2 sampai +2, dari pengamatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.


(61)

4.2.2.4 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah model regeresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regeresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka varaiabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan. Untuk melakukan pengujian apakah terdapat multikolinearitas atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan nilai

tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance

mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance < 0.01 atau sama dengan VIF>10. Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .012 .013 .927 .357

TATO .255 .040 .695 6.384 .000 .737 1.356

DER .025 .024 .315 1.015 .313 .911 1.015


(62)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .012 .013 .927 .357

TATO .255 .040 .695 6.384 .000 .737 1.356

DER .025 .024 .315 1.015 .313 .911 1.015

DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140 .833 2.069 a. Dependent Variable: roa

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa :

a. Total Asset Turn Over memiliki nilai VIF sebesar 1.356 atau tidak >10 dan nilai tolerance sebesar 0.737 atau tidak < 0.1. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel total asset turnover

bebas dari adanya multikolinearitas.

b. Debt to Equity Ratio memiliki nilai VIF sebesar 1.015 atau tidak > 10 dan nilai tolerance sebesar 0.911 atau tidak < 0.1. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio bebas dari adanya multikolinearitas.

c. Debt to Asset Ratio memiliki nilai VIF sebesar 2,069 atau tidak > 10 dan nilai tolerance sebesar 0.833 atau tidak < 0.1. Dari kedua nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel debt to asset ratio bebas dari adanya multikolinearitas.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF>10 dan tidak ada yang


(63)

memiliki tolerance < 0.1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas.

4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1 Uji F Statistik

Untuk menguji signifikansi model regresi secara simultan dapat dilakukan dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan dilihat nilai signifikansi (sig), dimana jika nilai sig dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut

H0 : Tidak ada pengaruh antara variabel total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara bersamaan terhadap profitabilitas.

Ha : Ada pengaruh antara variabel total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara bersamaan terhadap profitabilitas

Tabel 4.6 Hasil Uji F ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .058 3 .019 14.421 .000a

Residual .095 71 .001

Total .153 74


(64)

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .058 3 .019 14.421 .000a

Residual .095 71 .001

Total .153 74

a. Predictors: (Constant), tato, der, dar b. Dependent Variable: roa

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Berdasarkan Uji F maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Jika F hitung (F0) > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

2. Jika F hitung (F0) < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai tabel F dengan tingkat probabilitas sebesar 0.05. dengan kriteria sebagai berikut :

Vektor 1 : Jumlah variabel – 1 atau 4-1 = 3

Vektor 2 : banyaknya data-vektor 1 atau 75-3 = 72

Dengan ketentuan menggunakan kedua vektor diatas maka diperoleh nilai F dari tabel sebesar 2.73. Dari keseluruhan hasil pengujian tersebut baik dari tabel ANOVA ataupun F tabel dapat dilihat bahwa F hitung (F0) sebesar 14.421 > nilai F tabel sebesar 2.73 dengan nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05. Maka diambil keputusan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan bahwa Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio

(DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset (ROA).


(65)

4.3.2 Uji t Statistik

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 = 0, artinya total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.

Ha ≠ 0, artinya total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.

Tabel 4.7 Hasil uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .013 .927 .357

TATO .255 .040 .695 6.384 .000

DER .025 .024 .315 1.015 .313

DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t

tabel dengan α/2 = 5%/2 =0.025. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji t

ini adalah :

1) Jika t hitung (t0) < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak 2) Jika t hitung (t0) > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima


(66)

Untuk menghitung nilai t, tabel cara yang dilakukan adalah dengan menghitung nilai dari Degree of Freedom (DF) terlebih dahulu dengan rumus DF = Jumlah data – 2 atau 75-2 = 73. Kemudian nilai DF yang didapat dicocokkan dengan α yang telah ditentukan sebelumnya atau 0.025. Dengan ketentuan tersebut didapatkan nilai t dari tabel sebesar 1.99300.

Dari hasil pengujian diatas maka dapat dijelaskan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1) Pengaruh total asset turnover terhadap tingkat return on asset. Hasil analisis uji t untuk variabel total asset turnover menunjukkan t hitung (t0) sebesar 6.384 dan t tabel sebesar 1.99300 dengan signifikansi sebesar 0.000. Karena t hitung (t0) 6.384> t tabel 1.99300 maka H0 ditolak dan Ha diterima dan signifikansi 0.000 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa total asset turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap retun on asset pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Pengaruh debt to equity ratio terhadap tingkat return on asset. Hasil analisis uji t untuk variabel debt to equity ratio menunjukkan t hitung (t0) sebesar 1.015 dan t tabel sebesar 1.99300 dengan signifikansi sebesar 0.313. Karena t hitung (t0) 1.015 < t tabel 1.99300 maka H0 diterima dan Ha ditolak dan signifikansi 0.313 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap retun on asset pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3) Pengaruh debt to asset ratio terhadap tingkat return on asset. Hasil analisis uji t untuk variabel debt to asset ratio menunjukkan t hitung (t0) sebesar


(67)

-1.491 dan t tabel sebesar 1.99300 dengan signifikansi sebesar 0.140. Karena t hitung (t0) -1.491< t tabel 1.99300 maka H0 diterima dan Ha ditolak dan signifikansi 0.140 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa debt to asset ratio

secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap retun on asset pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.4 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel independen yakni total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio terhadap variabel dependen yaitu ROA pada perusahaan

property dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .013 .927 .357

TATO .255 .040 .695 6.384 .000

DER .025 .024 .315 1.015 .313

DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140

a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Dari tabel diatas dapat diperoleh model persamaan regresi linier berganda ROA = 0.012+0.255 TATO+0.025 DER-0.118 DAR


(68)

Keterangan :

a) Nilai konstanta adalah 0.014 artinya jika total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio bernilai 0, maka return on asset akan meningkat sebesar 0.014,

b) Nilai koefisien total asset turnover 0.255 artinya setiap kenaikan total asset turnover akan meningkatkan return on asset sebesar 0.255,

c) Nilai koefisien debt to equity ratio 0.025 artinya setiap kenaikan debt to equity ratio akan meningkatkan return on asset sebesar 0.025,

d) Nilai koefisien debt to asset ratio -0.118 artinya setiap kenaikan debt to asset ratio akan menurunkan return on asset sebesar 0.118, begitu juga sebaliknya.

4.5 Uji Koefisien Determinasi (Uji Goodness of-Fit Model)

Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai

adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 4.5

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .615a .379 .352 .03655


(69)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .615a .379 .352 .03655

a. Predictors: (Constant), tato, der, dar b. Dependent Variable: roa

Sumber : Diolah dari SPSS, 2012

Nilai R sebesar 0.615 pada tabel diatas merupakan nilai koefisien korelasi dalam penelitian, sedangkan R2 (R Square) merupakan koefisien determinasi sederhana yang dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi tersebut. Namun banyak peneliti yang menyarankan untuk menggunakan Adjusted R Square. Menurut Ghozali (2005:105) “Adjusted R2 dianggap lebih baik dari R2 karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model”. Dari tabel diatas besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh sebesar 0.352. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Total Asset Turn Over (TATO), Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap return on asset (ROA) adalah sebesar 35.2%. Sedangkan sisanya sebesar 64.8% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(70)

4.6 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio baik secara simultan maupun secara parsial terhadap tingkat return on asset pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on asset.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 32 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 25 perusahaan dimana jumlah amatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 75 (25x3). Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas dan uji hipotesis (uji F statistik, uji t statistik dan uji koefisien determinasi). Berdasarkan hasil uji besarnya adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS versi 17 diperoleh angka sebesar 0.352. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio adalah sebesar 35.2%. Sedangkan sisanya sebesar 64.8% adalah dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(71)

Berdasarkan hasil uji F statistik diperoleh kesimpulan total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap return on asset. Berdasarkan hasil uji t statistik diperoleh total asset turnover

berpengaruh signifikan terhadap return on asset, sedangkan debt to equity ratio dan debt to asset ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset.

Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hilda Anggraini (2009), bahwa tidak ada hubungan antara debt to equity ratio dengan profitabilitas secara parsial, namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosita Alia (2011). Dalam penelitiannya dinyatakan bahwa variabel debt to equity ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.


(72)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian pada bab IV sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitablitas,

2. Variabel total asset turnover secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas,

3. Variabel debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

4. Variabel debt to asset ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

5.2 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan dalam penelitian-penelitian berikutnya. Keterbatasan-keterbatasa dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya dibatasi total asset turnover, debt to equity ratio dan debt to asset ratio yang menyebabkan terdapat kemungkinan faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan khususnya perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).


(73)

2. Periode pengamatan yang singkat selama empat tahun (2009-2011) menyebabkan jumlah pengamatan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini terbatas.

3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga belum tentu mencerminkan reaksi dari pasar modal secara keseluruhan.

5.3 Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan beberapa saran berikut :

1. Penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar dalam melakukan penelitian sejenis, peneliti sebaiknya memperbanyak jumlah sampel, variabel independen, periode dan meneliti perusahaan lain yang sejenis maupun tidak sejenis seperti manufaktur, perbankan, telekomunikasi, pertambangan dan bidang-bidang lainnya agar pengolahan data lebih akurat.

2. Penulis menyarankan bagi manajemen perusahaan agar hendaknya mengelola total asetnya secara optimal untuk meningkatkan tingkat penjualan dan pendapatan, sehingga akan menambah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas).

3. Penulis menyarankan bagi para investor khususnya yang berinvestasi di bidang real estate agar dalam menilai tingkat keuntungan tidak hanya melihat pada rasio-rasio keuangan yang telah diteliti, tetapi juga faktor-faktor lain yang berasal dari eksternal perusahaan.


(74)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Ardiyos, 2006. Kamus Standar Akuntansi, Citra Harta Prima, Jakarta.

Bringham, Eugene F and Joel F. Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi 10, PT. Salemba Empat, Jakarta.

Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuanga, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Erlina, 2008. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Mutivariate dengan Program SPSS,

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gitman, Lawrence J, 2003. Principles Of Managerial finance, Tenth Edition, Pearson Education, Inc, United States

Hanafi dan Abdul Halim, 2007. Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Hatch, E dan Farhady, H., 1982. Research Design and Statistic For Applied Linguistic, Newburry House Publisher Inc, Massachussets.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, PT Perkebunan Nusantara I s/d XIV dan PT Rajawali Nusantara, 2011. Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan (Revisi 2011), PT Perkebunan Nusantara I s/d XIV, Jakarta


(1)

Lampiran iii : Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TATO 75 .49 .2101 .12406

DER 75 .05 2.20 .8295 .57821

DAR 75 .04 .68 .3908 .18618

ROA 75 -.11 .14 .0395 .04541

Valid N (listwise) 75

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

ROA .0395 .04541 75

TATO .2101 .12406 75

DER .8295 .57821 75


(2)

70

Lampiran iv : Uji Normalitas


(3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 75

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .03579929

Most Extreme Differences Absolute .111

Positive .075

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z .960


(4)

72

Lampiran v : Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .013 .927 .357

TATO .255 .040 .695 6.384 .000

DER .025 .024 .315 1.015 .313

DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140

a. Dependent Variable: ROA

Scatterplot

Dependent Variable: ROA

R

egr

es

si

on

S

tu

d

en

ti

zed

Regression Standardized Predicted Value


(5)

Lampiran vi : Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .615a .379 .352 .03655 .379 14.421 3 71 .000 1.875

a. Predictors: (Constant), DAR, TATO, DER b. Dependent Variable: ROA

Lampiran vii : Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffici ents

t Sig.

Correlations

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Const

ant)

.012 .013 .927 .357

TATO .255 .040 .695 6.384 .000 .588 .604 .597 .737 1.356

DER .025 .024 .315 1.015 .313 .118 .120 .095 .091 1.015

DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140 .140 -.174 -.140 .083 2.069


(6)

74

Lampiran viii : Uji Hipotesis

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .615a .379 .352 .03655 .379 14.421 3 71 .000 1.875

a. Predictors: (Constant), DAR, TATO, DER b. Dependent Variable: ROA

Uji Simultan

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .058 3 .019 14.421 .000a

Residual .095 71 .001

Total .153 74

a. Predictors: (Constant), DAR, TATO, DER b. Dependent Variable: ROA

Uji Parsial

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .012 .013 .927 .357

TATO .255 .040 .695 6.384 .000

DER .025 .024 .315 1.015 .313

DAR -.118 .079 -.485 -1.491 .140

a. Dependent Variable: ROA


Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Analisis Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 117 80

Pengaruh Opini Audit, Debt To Total Asset Ratio, Earning Per Share, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 64 99

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Equity, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 74 95

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Kualitas Audit, dan Opini Going Concern Terhadap Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 49 97

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, dan Price Earnings Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 68 87

Pengaruh Debt to Total Assets Ratio, Quick Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Invetment Debitur terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja pada PT. BNI (Persero) Tbk. Medan

7 109 84

Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt To Equity Ratio (Der), Dan Net Profit Margin (Npm) Terhadap Rasio Profitabilitas (Roe) Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)

6 109 63

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset - Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17