Hasil Percobaan Pembahasan HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

7. Catat kebutuhan Na 2 S 2 O 3 seluruhnya. Cu 2+ ppm = VxN Na 2 S 2 O 3 x BM Cu x 1000 V sampel Atau Cu 2+ ppm = VxN Na 2 S 2 O 3 x BM Cu x 1000 10 mgr L

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Percobaan

Tabel 1.1. Hasil Percobaan Iodo-Iodimetri Sampel Kadar Asli ppm Kadar yang Ditemukan ppm error I 599,04 173,36 71 II 718,84 151,13 79 III 838,65 315,6 62 Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 10

IV.2. Pembahasan

IV.2.1. Kadar yang Ditemukan Lebih Kecil dari Kadar Asli a. Sebagian I 2 menguap. Pada saat sampel ditambahkan dengan KI, ada sebagian I 2 yang menguap karena sifatnya yang sensitive dengan udara. Reaksi yang terjadi : 2Cu 2+ + 4 I -  2CuI + I 2 Adanya cahaya matahari membuat I 2 menguap dan mengakibatkan I 2 yang tersisa dalam sampel sedikit. Padahal I 2 sangat berguna untuk mengikat I - menghasilkan I 3- dengan reaksi : I 2 + I -  I 3 - Amylum + I 3 -  Amylum + I - biru Karena warna biru kurang optimal, maka TAT terjadi lebih awal. Hal itulah yang menyebabkan kadar Cu2+ yang kami dapatkan lebih kecil dari kadar asli. Underwood 296 b. Penambahan Indikator Amilum Terlalu Cepat Mekanisme reaksi : 2Cu 2+ + 4I -  2CuI + I 2 I 2 + 2S 2 O 3 2-  2I - + S 4 O 6 2- I 2 + I -  I 3 - Amylum + I 3 -  Amylum + I - biru Amilum menyerap iod sehingga menyebabkan iod sukar lepas kembali, sehingga yang bereaksi dengan tiosulfat dan membentuk kompleks trioksida menjadi berkurang. Reaksi: I 2 + 2S 2 O 3 2-  2I - + S 4 O 6 2- I 2 + I -  I 3 - Berkurangnya I 2 menyebabkan kebutuhan Na2S2O3 pada saat titrasi menjadi semkain kecil sehingga kadar Cu2+ yang ditemukan pada saat percobaan menjadi lebih kecil. Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 11 Underwood 296-298 c. Kecepatan Reaksi I 2 + 2S 2 O 3 2-  2I - + S 4 O 6 2- Rendah Adanya penguapan I 2 dan penyerapan oleh amilum menyebabkan konsentrasi I 2 dalam larutan menjadi kecil, selain itu karena adanya sebagian tiosulfat yang teroksidasi menjadi sulfat mengakibatkan konsentrasi S 2 O 3 2- menjadi lebih rendah. 4I 2 + S 2 O 3 2- + 5H 2 O  8 I - + 2SO 4 2- + 10H + Kecilnya konsentrasi I 2 dan SO 3 2- menyebabkan laju pembentukan kompleks triodida melambat akibat rendahnya kompleks I 3 - menyebabkan reaksi dengan amilum menjadi lebih cepat sehingga TAT tercapai sebelum titik kesetaraan yang seharusnya. Underwood 296-298 IV.2.2. Hidrolisa Amilum Teori yang mendasari hidrolisa amilum menurut Faseenden adalah amilum merupakan polisakarida yang terdapat pada sebagian besar tanaman, terbagi menjadi 2 fraksi yaitu Amilosa dan Amilopektin. Amilum dalam suasana asam bila dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.hidrolisis dapat menggunakan iodium dan hasil akhirnya ditegaskan dengan uji benedict. Percobaan diawali dengan pengaturan PH optimum. Setelah itu ditambakan air ludah.penambahan air liur pada amilum berfungsi sebagai enzim amylase yang akan mengubah amilum menjadi maltose karena amilum mengandung enzim ptyalin. Proses perubahan amilum menjadi maltose merupakan hidrolisis. Tanpa adanya enzim amylase,pati akan susah terhidrolisis menjadi komponen sakar-sakarnya. Hidrolisis amilum akan optimum pada PH 5 dengan temperature 40 o C. Pada kondisi optimalini, enzim amylase akakn lebih cepat dalam membantu proses hidrolisis kanji. http:kuhascexpress.blogspot.com201005hidrolisis-sukrosa-dan- pati-kanji.html IV.2.3.Sampel + KI  Timbul Endapan Pada saat sampel ditambahkan KI timbul sebuah endapan.endapan itu adalah endapan KI sebagai akibat dari sampel yang mengandung Cu 2+ direaksikan dengan KI. Perhatikan perhitungan ksp berikut : Ksp CuI 2 = 1,27 x 10 -12 4s 3 = 1,27 x 10 -12 Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 12 s 3 = 3,2 x 10 -13 s 3 = 6,8 x 10 -5 Ksp KI = 3,71 x 10 -14 s2 = 3,71 x 10 -14 s = 1,93 x 10- 7 Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 13 Dari perhitungan dia atas didapat kesimpulan bahwa KI akan lebih cepat mengendap dibandingkan CuI 2 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa endapan yang terlihat adalah endapan KI karena kelarutan KI lebih kecil daripada CuI 2 . http:www.ktf-split.hrperiodnienabckpt.html

BAB V PENUTUP