Teori Indikator Amylum Mekanisme Reaksi Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

5Fe 2+ 5Fe 3+ + 5e merupakan reaksi oksidasi MnO 4 + 8H + + 5e Mn 2+ + 4H 2 O merupakan reaksi reduksi

II.3. Iodometri

Iodometri adalah analisa titrimetrik yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi III, tembaga II, dimana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat: Oksidator + KI I 2 + 2e I 2 + Na 2 S 2 O 3 NaI + Na 2 S 4 O 6

II.4. Iodimetri

Iodimetri adalah analisis titrimetrik yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodin dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat. Reduktor +I 2 2I Na 2 S 2 O 3 +I 2 NaI + Na 2 S 4 O 6

II.5. Teori Indikator Amylum

Amylum merupakan indikator kuat terhadap iodin, yang akan berwarna biru bila suatu zat positif mengandung iodin. Alasan dipakainya amilum sebagai indikator, diantaranya:  Harganya murah  Mudah didapat  Perubahan warna saat TAT jelas  Reaksi spontan tanpa pemanasan  Dapat dipakai sekaligus dalam iodo-iodimetri Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 3 Sedangkan kelemahan indikator ini adalah:  Tidak stabil mudah terhidrolisa  Mudah rusak terserang bakteri  Sukar larut dalam air Cara pembuatan indikator amylum:  3 gram kanji dimasukkan ke dalam beaker glass 250 ml, lalu ditetesi aquades sampai terbentuk pasta.  Masukkan air yang telah dipanaskan pada suhu 60-65 C sebanyak 100 cc ke dalam beaker glass yang berisi pasta amylum tersebut kemudian diaduk sampai amylum benar-benar larut.  Bila perlu tambahkan 3 tetes KI sebagai pelindung dari peruraian bakteri.  Diamkan sampai mengendap, setelah dingin ambil bagian tengah larutan sebagai indikator.

II.6. Mekanisme Reaksi

Mekanisme reaksi adalah tahapan-tahapan reaksi yang menggambarkan seluruh rangkaian suatu reaksi kimia. Mekanisme reaksi iodo-iodimetri: 2Cu 2+ + 4I -  2CuI + I 2 I 2 + 2S 2 O 3 2-  2I - + S 4 O 6 2- I 2 + I -  I 3 - Amylum + I 3 -  Amylum + I - biru

II.7. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. Titrasi sebaiknya dilakukan dalam keadaan dingin, di dalam erlenmeyer tanpa katalis agar mengurangi oksidasi I - oleh O 2 dan udara menjadi I 2 . 2. Na 2 S 2 O 3 adalah larutan sekunder yang harus distandarisasi terlebih dulu. 3. Penambahan indikator di akhir titrasi sesaat sebelum TAT Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 4 4. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam medium asam kuat karena akan terjadi hidrolisa amylum. 5. Titrasi tidak dapat dilakukan dalam medium alkali kuat karena I 2 akan mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat. 6. Larutan Na 2 S 2 O 3 harus dilindungi dari cahaya karena cahaya membantu aktivitas bakteri thioparus yang mengganggu.

II.8. Sifat Fisik dan Kimia Reagen