Pembahasan HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

bukan belum menjadi merah jambu yang berakibat volum titran semakin besar dan akhirnya kadar yang kami temukan lebih besar dari pada kadar aslinya. http:odeyoni.blogspot.com201206titrasi- permanganometri.html b. Penambahan KMnO 4 yang Terlalu Cepat Akibat penambahan KMnO 4 yang terlalu cepat pada H 2 C 2 O 4 yang telah diberi H 2 SO 4 dan dipanaskan, maka akan menyebabkan reaksi antara MnO 4 - dan Mn 2+ , sesuai dengan reaksi berikut : 2MnO 4 - + 3 Mn 2+ + 2H 2 O  5MnO 2 + 4H + Reaksi antara MnO 4 - dan Mn 2+ membentuk MnO 2 , dimana MnO 2 akan menganggu saat TAT. MnO 2 mengakibatkan dimana seharusnya TAT berwarna merah jambu menjadi coklat. Hal ini sama dengan larutan KMnO 4 yang terpapar sinar matahari terlalu lama, diamana KmnO 4 akan terurai menjadi MnO 2 yang menggangu TAT. Oleh karena itu warna TAT yang kami dapat tidak merah jambu, maka kami terus menambahakan KMnO 4 sehingga TAT telampaui dan kadar yang kami temukan lebih besar dari kadar aslinya. http:odeyoni.blogspot.com201206titrasi- permanganometri.html IV.2.2. Pemanasan Saat Standarisasi Pada saat standarisasi harus dilakukan pemanasan karena permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan reaksi : MnO 4 - + 8H + + 5e  Mn 2+ + 4H 2 O Namun beberapa substansi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Banyak kesulitan yang terjadi bila menggunakan reagen ini. Contohnya permanganate adalah agen unsur pengoksidasi yang cukup kuat untuk mengoksidasi Mn 2+ menjadi MnO 2 sesuai persamaan : 2MnO 4 - + 3 Mn 2+ + 2H 2 O  5MnO 2 + 4H + Kelebihan dari sedikit permanganat yang hadir pada TAT cukup untuk menyebabkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO 2 . Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganate. Tindakan- tindakan ini biasanya berupa larutan Kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi-substansi yang dapat direduksi dan penyaringan Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 23 melalui asbestos atau gelas yang disinter filter-filter pereduksi untuk menghilangkan MnO 2 . Underwood 290 IV.2.3. Larutan Standar Baku Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti. Larutan baku biasanya ditempatkan pada alat yang namanya buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya dengan menggunakan pipet seukuran gondokpipet volumetri dan ditempatkan di Erlenmeyer. Larutan baku ini ada 2 jenis yaitu : 1. Larutan baku primer Larutan baku primer adalah larutan yang memiliki syarat sebagai berikut a. memiliki tingkat kemurnian yang tinggi; b. kering, tidak terpengaruh oleh udaralingkunganzat tersebut stabil; c. mudah larut dalam air; d. mempunyai massa ekivalen yang tinggi. Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan larutan baku primer ini biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu. Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat C 2 H 2 O 4 .2H 2 O, BoraksNa 2 B 4 O 7. 10H 2 O, asam benzoatC 6 H 5 COOH. 2. Larutan baku sekunder Larutan baku sekunder adalah larutan baku yang zat terlarutnya tidak harus zat yang tingkat kemurniannya tinggi. Larutan baku sekunder ini konsentrasinya ditentukan berdasarkan standarisasi dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer. Sebagai larutan baku sekunder dapat digunakan larutan basa atau asam dari senyawa anorganik misalnya NaOH, HCl. Larutan baku sekunder ini umumnya tidak stabil sehingga perlu distandarisasi ulang setiap minggu. Cara standarisasi larutan baku sekunder :  Siapkan alat-alat untuk melakukan titrasi Erlenmeyer, gelas kimia kecil, kaca arloji, corong pendek, pipet gondok, buret, statip, klem buret, Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 24 alas yang berwarna putih, tabung reaksi, kertas isap, larutan indikator, larutan baku primer, dan larutan baku sekunder.  Bilas alat-alat ukur dengan larutan yang akan digunakan.  Isi buret dengan larutan baku sekunderNaOH yang akan ditentukan konsentrasinya.  Ambil larutan baku primer menggunakan pipet gondok dan masukkan Erlenmeyer  Lakukan titrasi dengan cara meletakkan Erlenmeyer yang berisi larutan baku primer tadi di bawah buret yang telah terisi larutan standar sekunder  Catat kebutuhan larutan standar sekunder dan hitung konsentrasinya http:lutfirachman.wordpress.com20080505standarisasi-larutan-baku

BAB V PENUTUP

V.1. Kesimpulan

1. Kadar Fe yang ditemukan sebesar 0,07 lebih besar daripada kadar aslinya sebesar 0,03718 dan persen errornya 88. 2. Kadar Fe yang ditemukan lebih besar dari kadar aslinya karena larutan KMnO4 pada buret rusak dan penambahan KMNO4 yang terlalu cepat. 3. Saat standarisasi larutan harus dilakukan pemanasan untuk menghancurkan substansi-substansi yang dapat direduksi. 4. Larutan standar adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti yang terbagi 2 jenis yaitu larutan standar primer dan sekunder.

V.2. Saran

1. Titrasi dilakukan dengan cermat agar TAT tidak terlampaui. 2. Melakukan prosedur kerja dengan benar. 3. Mencuci semua alat yang digunakan sebelum dipakai agar tidak terkontaminasi. 4. Untuk melarutkan sampel terlebih dahulu dimaksukkan H 2 SO 4 encer baru setelah itu dimasukkan sampel. 5. Menjaga suhu pada saat standarisasi agar tetap pada kisaran 70 – 80 o C. Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 25 DAFTAR PUSTAKA Ode Yoni. Titrasi Permanganometri. http:odeyoni.blogspot.com201206titrasi- permanganometri.html. 13 November 2013. R.A.Day,Jr.A.L.Underwood.1986.Analisis Kimia Kuantitatif edisi 5.Jakarta:Erlangga. Tauipiono, Raditya Mahmud. Larutan Baku Primer dan Sekunder. http:lutfirachman.wordpress.com20080505standarisasi-larutan-baku. 16 Oktober 2013 Laboratorium Dasar Teknik Kimia 1 26