Indikator Penelitian KONTRIBUSI KERAJINAN ANYAMAN BAMBU TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA TULUNGAGUNG KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2011

3. Indikator Penelitian

Indikator adalah alat pemantau sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan KBBI : 329. Definisi indikator penelitian merupakan suatu petunjuk pelaksanaan bersifat ilmiah yang dapat digunakan oleh peneliti sehingga indikator dalam penelitian dapat dikaji, dianalisis dan dapat dideskripsikan. Berdasarkan hal tersebut maka defenisi indikator penelitian ini adalah : a. Luas lahan garapan petani adalah lahan garapan yang diolah oleh petani meliputi lahan sawah tadah hujan, pekarangan dan tegalan yang dihitung dalam satuan hektar. b. Jumlah anak kepala keluarga petani sawah tadah hujan adalah banyaknya anak yang dilahirkan hidup dan masih menjadi tanggungan keluarga petani sawah tadah hujan, jumlah tanggungan keluarga yaitu banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan kepala keluarga. c. Pendapatan keluarga petani sawah tadah hujan dalam penelitian ini merupakan pendapatan yang didapat dari hasil mengolah lahan pertanian selama kurun waktu satu tahun dihitung dengan satuan kilogram Kg untuk padi, rampai dan terong serta dalam satuan ikat untuk sayuran jenis kacang pankang yang dikemudian dikonversikan ke dalam satuan rupiah. d. Pendapatan keluarga petani sawah tadah hujan dari sektor kerajinan anyaman bambu adalah pendapatan bersih keluarga petani sawh tadah hujan dari sektor kerajinan anyaman bambu dihitung dalam waktu satu tahun. e. Kontribusi pendapatan kerajinan anyaman bambu terhadap pendapatan total keluarga petani sawah tadah hujan dihitung dengan mencari persentase penghasilan dari sektor kerajinan anyaman bambu dengan pendapatan total keluarga. Penghasilan dari sektor kerajinan anyaman bambu dibagi dengan pendapatan total keluarga kemudian dikalikan dengan seratus maka akan menghasilkan perserntase kontribusi tersebut. f. Peningkatan pendapatan kepala keluarga petani sawah tadah hujan dapat dihitung dengan membagi pendapatan dari sektor kerajinan dengan pendapatan kepala keluarga petani selanjutnya dikali seratus persen untuk mendapatkan persentase kenaikannya. g. Peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga petani sawah tadah hujan dapat dihitung dengan mempresentasekan pendapatan dan pendapatan total kepala keluarga petani tadah hujan dengan jumlah kebutuhan pokok minimum keluarga. Selanjutnya, diklasifikasikan berdasarkan : 1 Pemenuhan kebutuhan kurang dari 75 adalah miskin sekali 2 Pemenuhan kebutuhan 75 - 125 adalah miskin 3 Pemenuhan kebutuhan 125 - 200 adalah hampir miskin 4 Pemenuhan lebih dari 200 adalah tidak miskin. Totok Mardikanto,1990:24. Persentase peningkatan pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga petani sawah tadah hujan ditentukan dengan menghitung selisih presentase pendapatan kepala keluarga petani tadah hujan terhadap jumlah pemenuhan kebutuhan pokok dan presentase pendapatan total kepala keluarga petani tadah hujan terhadap jumlah pemenuhan kebutuhan pokok minimum keluarga.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono 2010:193, terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Berdasarkan pendapat tersebut maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik Observasi