D. Lokasi Penelitian
Basrowi dan Suwandi 2008:85 berpendapat bahwa cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lapangan penelitian adalah dengan cara
mempertimbangkan teori substantif dengan menjajaki lapangan untuk melihat kesesuaian dengan kenyataan yang berada di lapangan. Keterbatasan geografis
dan praktis seperti waktu, biaya, tenaga, perlu pula dijadikan pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan lokasi
yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi orientasi politik masyarakat Pekon Sebarus dalam pemilukada Kabupaten
Lampung Barat 2012.
Alasan peneliti memilih Kabupaten Lampung Barat karena kabupaten ini akan menyelenggarakan pemilihan bupati dan wakil bupati pada bulan September
2012. Lokasi penelitian ini merupakan wilayah pedesaan yang masih kental dengan nilai-nilai adat dan ketokohan sehingga menarik untuk melihat orientasi
politik masyarakatnya dalam pemilukada. Alasan lain yang menarik bagi peneliti adalah adanya seorang pengusaha dari Pekon Sebarus yang bernama
Piterson ikut mencalonkan diri sebagai Bupati. Adanya tokoh daerah yang ikut bersaing tentunya akan mengakibatkan perubahan orientasi sebagian
masyarakat Pekon Sebarus dalam pemilukada tahun 2012. Peneliti memilih lokasi penelitian di Pekon Sebarus, Kabupaten Lampung Barat ini juga
didasarkan atas faktor lokasi tempat tinggal peneliti. Pertimbangan dalam melakukan penelitian ini agar hasil yang didapatkan bisa efektif dan efisien
dalam segi waktu, biaya, dan tenaga.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki Sutrisno Hadi, 1990:70. Pengertian populasi menurut Bambang Prasetyo 2005: 119
adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya
sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Jadi, yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi sumber data
dalam suatu penelitian. Apabila jumlah populasi dibawah seratus maka populasi tersebut dijadikan sampel oleh peneliti, sebaliknya jika di atas seratus maka
digunakan perumusan dalam penarikan sampel.
Populasi dalam metode penelitian digunakan untuk menyebutkan serumpun atau kelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian Masyhuri
dan M. Zainuddin, 2008:151. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Sebarus, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung
Barat yang telah ditetapkan dalam daftar pemilih tetap DPT. Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh peneliti, jumlah seluruh penduduk Pekon
Sebarus adalah 2.600 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.325 jiwa dan perempuan 1.375 jiwa. Masyarakat Pekon Sebarus yang ditetapkan sebagai
daftar pemilih tetap sebanyak 1.961 orang. Jadi, total populasi yang diteliti oleh peneliti berjumlah 1.961 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Menurut Hadari Nawawi 1991:144,
sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi. Sampel juga diartikan sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi Burhan Bungin, 2005:106. Penentuan banyaknya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Husein Umar
1998:108. Rumusannya adalah sebagai berikut: N
n = 1 + Ne²
Keterangan: n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih ditolerir ditetapkan 0,1 yaitu penyimpangan dalam pemakaian sampel sebesar 10
1 = Bilangan konstanta
Berdasarkan rumus tersebut maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah :
1.961 n =
1 + 1.9610,1² 1.961
n = 1 + 1.9610,01
1.961 n =
= 95,148 20,61
Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 95,148 dibulatkan menjadi 96 orang.
3. Teknik Pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified sampling atau sampel yang bertingkat atau berstrata. Burhan
Bungin 2005:112, menjelaskan bahwa stratified sampling digunakan apabila populasi menunjukan sifat berstrata, ada beberapa syarat yang perlu
diperhatikan pada waktu menggunakan teknik sampling ini, yaitu: 1.
Setiap unit strata harus memiliki kriteria yang jelas, yang dipergunakan sebagai dasar dalam menentukan anggota unit strata.
2. Setiap unit strata harus dapat diketahui secara pasti jumlah anggotanya.
Misalnya, kalau populasi dibagi menjadi tiga strata, yaitu anggota Karang Taruna RT I, RT II, dan RT III. Masing-masing anggota
Karang Taruna tersebut harus diketahui dengan pasti berapa jumlahnya.
Setelah syarat-syarat di atas terpenuhi, langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah masing-masing perwakilan dari setiap strata yang ada.
Apabila berbicara teknik ini secara khusus, penentuan jumlah perwakilan setiap strata yang bergabung dalam struktur sampel penelitian tidak menjadi
persoalan. Hal yang terpenting bahwa setiap unit strata dalam keseluruhan populasi penelitian yang ada wakilnya dalam struktur sampel, ini
sebenarnya esensi dari stratified sampling Burhan Bungin, 2005:112. Alasan lain menggunakan teknik ini karena populasi terdiri dari beberapa
wilayah yang masing-masing berbeda jumlah subjeknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto 1998:127 yang menyatakan untuk memperoleh
sampel yang representatif, pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek
dalam masing-masing strata atau wilayah. Jadi, sampel yang diambil di setiap dusun sebanding dengan banyaknya sub populasi di masing-masing
dusun yang kemudian diambil secara acak sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan di setiap dusun. Oleh karena itu, banyaknya sampel setiap
dusun ditentukan menggunakan rumus:
Ni x n Nh =
N Keterangan:
Nh = Banyaknya sampel yang dibutuhkan dari setiap kelompok n = Jumlah sampel yang mewakili populasi
Ni = Banyaknya sub populasi dari setiap kelompok N = Jumlah populasi
Moh. Musa dan Titi Nurfitri, 1988:85
Berdasarkan rumusan di atas maka didapatkan sampel dari setiap dusun adalah sebagai berikut :
Jungku Kota Raja = 347 x 96 = 17
1.961 Jungku Umbulioh
= 282 x 96 = 14 1.961
Jungku Pekon Tengah = 253 x 96 = 12
1.961 Jungku Tikoran
= 228 x 96 = 11 1.961
Jungku Pelita = 216 x 96 = 11
1.961 Jungku Sembayung
= 192 x 96 = 9 1.961
Jungku Sabah Berak = 188 x 96 = 9
1.961 Jungku Sukajaya
= 146 x 96 = 7 1.961
Jungku Tanjung = 109 x 96 = 6
1.961
F. Sumber Data