Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA

17 mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar. Pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506CKepPP2004 tanggal 11 November 2004 tentang penilaian perkembangan anak didik dicantumkan dalam indikator dari kemampuan pemahaman konsep sebagai hasil belajar matematika. Indikator tersebut adalah sebagai berikut: ”a. Menyatakan ulang suatu konsep. b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep. d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika. e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep. f. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan konsep.”

B. Kerangka Pikir

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT X, serta variabel terikatnya adalah pemahaman konsep matematika Y. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan TGT diawali dengan penjelasan materi oleh guru. Kemudian setiap siswa bekerja dalam kelompok yang telah ditentukan. Setiap kelompok diberikan tugas atau latihan dalam bentuk LKK. Masing-masing anggota kelompok harus dapat memahami tugas yang diberikan. Tugas atau latihan yang terdapat pada LKK adalah tugas atau latihan yang telah disusun sesuai dengan indikator pemahaman konsep. Apabila ada anggota kelompok yang belum paham, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk memberi penjelasan sebelum 18 mengajukan pertanyaan kepada guru. Untuk mengetahui sejauh mana konsep telah dipahami setiap kelompok, maka guru menunjuk perwakilan dari beberapa kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Untuk memastikan semua kelompok telah memahami konsep yang diberikan, maka guru memberikan pertandingan. Dalam pertandingan ini, siswa terbagi dalam meja-meja pertandingan. Setiap meja pertandingan, terdiri dari 4 siswa yang berasal dari kelompok yang berbeda dengan kemampuan akademik yang homogen. Setiap siswa mengerjakan masing-masing empat soal sesuai dengan jumlah anggota dalam setiap meja pertandingan. Hasilnya diperiksa dan dinilai sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu. Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan gelar superior, very good, good, medium. Di dalam pertandingan setiap anggota kelompok memegang tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan kelompoknya. Jumlah skor individu untuk tiap kelompok akan dihitung setelah waktu yang telah ditentukan dalam turnamen berakhir. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi, mendapat penghargaan kelompok. Dengan berdiskusi dalam kelompok seperti pada pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa akan lebih mudah memahami konsep. Sehingga pemahaman konsep siswa akan meningkat. Dengan pemahaman konsep yang optimal akan membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang baik. Dari uraian di atas, diduga penerapan model pembelajaran koopertif tipe TGT berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP 19 Negeri 1 Pagelaran. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran diatas, dapat dilihat pada diagram Gambar 2.2.

C. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 6 46

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP (Studi Pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 52

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Natar Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 29 40

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 10 135

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Sribhawono Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 19 132

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 15 161