PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh Herlina

Hasil belajar dan aktivitas belajar siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo rendah yang ditunjukkkan dengan persentase siswa tuntas belajar matematika berdasarkan ulangan harian I semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 hanya mencapai 50% dengan rata-rata nilai 64,1. Rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa disebabkan karena pembelajaran yang monoton dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII.2 semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Data aktivitas siswa diperoleh melalui observasi selama pembelajaran berlangsung dan data pemahaman konsep matematika diperoleh melalui tes akhir siklus.

Dari penelitian ini diperoleh bahwa persentase siswa aktif dan persentase siswa tuntas pemahaman konsep dari siklus ke siklus meningkat hingga pada siklus


(2)

akhir berturut-turut mencapai 81,25% dan 68,75%. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Kata kunci: aktivitas belajar, konsep matematika, TGT.


(3)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil

SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh

Herlina

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(4)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

Nama Mahasiswa : Herlina Nomor Pokok Mahasiswa : 1013110006

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd Drs. M. Coesamin, M.Pd NIP 19610524 198603 1 006 NIP 19591002 198803 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si


(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd ...

Sekretaris : Drs. M. Coesamin, M.Pd ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Caswita, M.Si ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sragen Jawa Tengah pada tanggal 28 September 1965 dan merupakan anak keempat dari sembilan bersaudara dari pasangan bapak Sukapdi dan ibu Sri Hartati.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bangunrejo lulus tahun 1977, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Persiapan Bangunrejo lulus tahun 1981 kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Kalirejo dan lulus tahun 1984.

Pada tahun 1984 penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Lampung pada Diploma 1 program studi Pendidikan Matematika jurusan Pendidikan MIPA dan lulus tahun 1985. Tahun 1986 penulis diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), tempat tugas di SMP Negeri 1 Gadingrejo dan pada tahun 1989 dan menikah dengan seorang jejaka bernama Sukar dan dikarunia dua orang anak yaitu Adiba Karlen dan Jannatin Karlen.

Pada tahun 2010 penulis diterima menjadi mahasiswa S1 dalam Jabatan program studi Pendidikan matematika jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai tahun 2013.


(7)

MOTTO


(8)

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,

kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan

kasihku

Kepada

Ibu dan bapakku tersayang yang telah

membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan

tak pernah lelah berdoa untuk keberhasilanku.

Suamiku tercinta yang senantiasa memberi

semangat, dukungan, dan cinta.

Anak-anakku terkasih yang telah memberiku

inspirasi dan motivasi.

Para pengajar dan Pembimbing yang ku hormati.

Teman-teman seperjuangan


(9)

SANWACANA

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung beserta staf dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan sekaligus sebagai Pembahas yang telah memberikan kesempatan dan masukan serta saran demi terselesaikannya skripsi.

3. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan dukungan dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi.

4. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd. selaku pembimbing akademik sekaligus sebagai pembimbing I yang telah bersedia memberikan bimbingan, nasehat, dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.


(10)

5. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberi-kan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

7. Bapak Drs. Alamsyah selaku Kepala SMP Negeri 1 Gadingrejo yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

8. Ibu Endang Agustini, S.Pd dan Ibu Eliya Safitriningsih, S.Pd selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam kegiatan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas VII. 2 SMP Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2012/2013 atas bantuan dan kerjasamanya.

10. Sukar, suamiku yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

11. Adiba Karlen dan Jannatin Karlen, anak-anakku yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.

12. Ibu dan bapakku yang telah memberikan doa, semangat, dan dukungan.

13. Subagiyo Sriwidodo, Sundari, dan Dini Kusmiati yang selalu memberikan semangat dan atas persahabatan selama ini.

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT serta semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Pembelajaran Kooperatif ... 6

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT ... 8

3. Aktivitas Belajar ... 13

4. Pemahaman Konsep ... 15

B. Kerangka Pikir ... 16

C. Hipotesis Tindakan ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 18

B. Faktor Yang Diteliti ... 18

C. Data Penelitian ... 19

D. Teknik Pengumpulan Data ... 19

E. Instrumen Penelitian ... 20

F. Teknik Analisis Data ... 23

G. Pelaksanaan Tindakan ... 25


(12)

xiv IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 39 B. Pembahasan ... 49 V. SIMPULAN DA SARAN

A. Simpulan ... 52 B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 2.1 Perhitungan Poin Game dan Turnamen untuk empat pemain ... 12

2. Tabel 2.2 Perhitungan Poin Game dan Turnamen untuk tiga pemain ... 12

3. Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok ... 13

4. Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep ... 22

5. Tabel 4.1 Persentase Siswa Aktif ... 49

6. Tabel 4.2 Persentase Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep ... 50


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal Tindakan ... 54

2. Silabus ... 55

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66

4. Perhitungan Aktivitas Siswa ... 180

5. Analisis Pemahaman Konsep ... 185

6. Daftar Nilai Tes Akhir Siklus ... 190

7. Daftar Perolehan Poin Turnamen ... 191

8. Daftar Pembagian Kelompok Diskusi ... 198

9. Daftar Pembagian Meja Turnamen ... 200

10. Lembar Observasi aktivitas Siswa ... 208

11. Rencana Judul Skripsi ... 232

12. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 233

13. Surat Keterangan Penelitian ... 234

14. Daftar Hadir Seminar Hasil ... 235


(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki kualitas manusia agar mampu menghadapi tantangan hidup yang terjadi sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman. Pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada gilirannya dapat mewujudkan manusia sebagai sumber daya yang berkualitas sehingga mampu membangun masyarakat berbangsa yang lebih baik. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sudah sepantasnya selalu dilakukan secara berkesinambungan.

Upaya meningkatkan mutu pendidikan antara lain dapat dilakukan melalui sekolah, karena sekolah merupakan salah satu lembaga yang berperan sangat besar dalam upaya tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang diarahkan pada aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar siswa dapat mempengaruhi hasil belajar berupa kemampuan siswa dalam memahami konsep.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan selama mengajar matematika di kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ulangan harian untuk materi operasi hitung bilangan bulat dan pecahan pada semester ganjil Tahun pelajaran 2012/2013, persentase


(16)

2

siswa tuntas belajar (mendapat nilai ≥70) hanya mencapai 50% dari 32 siswa yang mengikuti tes dengan rata-rata nilai 64,1, hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa rendah.

Selama ini pembelajaran matematika di kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran diawali dengan ceramah tentang materi, dilanjutkan dengan pemberian tugas atau latihan yang dikerjakan secara individu. Dengan pembelajaran yang monoton seperti itu, seringkali ditemukan siswa melakukan aktivitas yang tidak ada kaitannya dengan belajar, juga ditemukan siswa-siswa yang berkemampuan dibawah rata-rata tidak dapat menyelesaikan atau tidak mengerjakan tugas. Hal ini menunjukkan pembelajaran di kelas tersebut belum dapat mendorong semua siswa melakukan aktivitas belajar dan meningkatkan pemahaman konsep matematika, khususnya bagi yang berkemampuan akademik rendah.

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran yang digunakan guru menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa sehingga berdampak pada rendahnya pemahaman konsep matematika siswa. Oleh karena itu perlu adanya perubahan dari penggunaan model pembelajaran konvensional yang lebih berpusat pada guru ke penggunaan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa dalam interaksi positif antara siswa dengan siswa lain maupun dengan guru, yaitu model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika adalah tipe Team Games Tournament (TGT). Menurut Slavin dalam Yusron (2008: 166-169) tipe TGT ini memiliki komponen


(17)

3

presentasi di kelas, tim, game, turnamen, dan rekognisi tim (penghargaan kelompok). Melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT para siswa mendapat tanggung jawab untuk memahami konsep yang dipelajari, karena pada setiap akhir pembelajaran akan diadakan turnamen akademik dimana setiap anggota kelompok diminta mewakili kelompoknya untuk berkompetisi. Karena tanggung jawab ini, diharapkan pada saat presentasi kelas, siswa tidak akan melakukan hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan belajar. Demikian juga pada saat kegiatan diskusi, setiap siswa akan lebih aktif untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa dari kelompok akademik rendah akan aktif bertanya kepada siswa dari kelompok akademik yang lebih tinggi sebelum bertanya kepada guru. Sebaliknya siswa dari kelompok akademik yang lebih tinggi akan aktif memberikan pemahaman tentang konsep yang sedang dipelajari kepada temannya agar pada saat turnamen, temannya dapat menyumbangkan skor maksimal bagi tim. Ketika teman dari kelompok tinggi tidak mampu menjawab pertanyaan dari siswa dari kelompok rendah atau jawabannya tidak memuaskan maka siswa tersebut tidak akan ragu atau malu untuk bertanya kepada guru. Dengan cara demikian mereka dapat dengan mudah memahami konsep yang sedang dipelajari dan diharapkan tidak ada tugas yang tidak dapat diselesaikan serta kegiatan pembelajaran lebih terpusat pada siswa. Adanya game dan turnamen memungkinkan pembelajaran berlangsung dalam suasana kompetitif yang menyenangkan.

Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, diharapkan siswa akan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman konsep matematika. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang


(18)

4

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Gadingrejo untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Apakah model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep ma-tematika siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Guru, yaitu memberikan gambaran langsung pembelajaran kooperatif tipe TGT dan menambah wawasan tentang model pembelajaran sebagai bahan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengembangkan model pembelajaran matematika yang berorientasi pada model pembelajaran kooperatif.

2. Siswa, yaitu menumbuhkan rasa ketergantungan positif sesama teman, bertang-gung jawab, keterampilan berkomunikasi dengan baik dan memberikan suasa-na baru yang menyesuasa-nangkan dalam pembelajaran matematika.


(19)

5

3. Sekolah, yaitu memberikan sumbangan informasi dan pemikiran dalam upaya peningkatan mutu sekolah.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah pembelajaran kooperatif yang kegia-tan utamanya adalah (1) presentasi kelas, (2) Tim (belajar kelompok), (3) game

/turnamen, dan (4) penghargaan kelompok.

2. Aktivitas siswa adalah kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Aktivitas siswa yang diamati meliputi memperhatikan penjelasan guru, bertanya atau menanggapi pertanyaan guru, berdiskusi antar siswa dalam kelompok, mengerjakan LKK, dan menanggapi hasil kerja kelompok lain.

3. Pemahaman konsep adalah adalah kemampuan memahami ide yang diabstrak-kan dari peristiwa atau contoh konkrit. Indikator kemampuan pemahaman konsep dalam penelitian ini mengacu pada Juknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang penilaian perkembangan anak didik SMP yaitu: (1) menyatakan ulang suatu konsep, (2) mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, (3) memberikan contoh dan non contoh dari konsep, (4) menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis, (5) Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep, (6) menggunakan/memanfaatkan/memilih prosedur tertentu, dan (7) mengaplikasikan konsep atau algoritma ke dalam pemecahan masalah.


(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran kooperatif

Slameto (2010: 2) mendefinisikan pengertian belajar sebagai berikut: “Belajar

ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.” Sedangkan Degeng dalam Wena (2011:

2) menyatakan “pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa.” dan Nurhadi

(2004: 112) mengemukakan bahwa: “Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar.”

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru sebagai upaya membelajarkan siswa menggunakan kelompok kecil untuk bekerjasama dalam memaksimalkan proses usaha siswa dalam mencapai perubahan tingkah laku sesuai tujuan belajar.

Selanjutnya Trianto (2009: 56) menyatakan sebagai berikut:

Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang sederajat tetapi heterogen dalam hal kemampuan akademis, jenis kelamin, atau suku/ras dan satu sama lain saling membantu.


(21)

7

Tujuan dibentuknya kelompok-kelompok tersebut adalah sebagai wadah bagi siswa untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah dan untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa saling membantu antar anggota kelompok dan meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok telah menguasai konsep yang sedang dipelajari, hal ini sesuai pendapat Trianto (2009:

56) yang menyatakan bahwa: “Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling

membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.”

Menurut Slavin dalam Trianto (2009: 61) konsep utama pembelajaran kooperatif, adalah (1) Penghargaan kelompok, (2) Tanggung jawab individual, dan (3) Ke-sempatan yang sama untuk sukses.

1. Penghargaan kelompok akan diberikan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. 2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung

pada usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota kelompok. Tanggung jawab ini terpusat dalam usaha untuk membantu anggota kelompoknya dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi secara mandiri.

3. Kesempatan yang sama untuk sukses, siswa dapat membantu kelompok dengan cara memaksimalkan belajarnya sendiri. Hal ini memastikan bahwa setiap siswa tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok akan sangat mempengaruhi kesuksesan kelompok.


(22)

8

Menurut Ibrahim dalam Yamin (2011: 176) terdapat unsur-unsur yang harus diperhatikan oleh siswa dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

Dalam kelompoknya siswa harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”, bertanggung jawab, melihat bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama, berbagi tugas antara anggota kelompok, berbagi kepemimpinan, dan siswa diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok pada saat evaluasi.

Melalui pembelajaran kooperatif diharapkan siswa lebih aktif dalam mendiskusi-kan konsep dan prinsip tentang pelajaran mereka. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama untuk mencapai suatu penghargaan bersama. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengem-bangkan keterampilan berkomunikasi dengan sesama siswa yang akan sangat ber-manfaat baginya pada kehidupan di luar sekolah.

2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Para siswa berkompetisi sebagai wakil dari tim masing-masing dengan anggota tim lain yang memiliki kemampuan akademik setara. Dengan demikian siswa yang berkemampuan akademik rendah sekalipun memiliki peluang yang sama untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya sebagai siswa yang berprestasi tinggi.


(23)

9

Komponen-komponen dalam TGT menurut Slavin dalam Yusron (2008: 166-169) adalah (1) Presentasi di Kelas, (2) Tim, (3) Game, (4) Turnamen, dan (5) Rekognisi Tim.

1. Presentasi di Kelas

Dalam presentasi kelas guru memperkenalkan materi pelajaran secara langsung atau mendiskusikan dalam kelas. Pembelajaran mengacu pada apa yang disam-paikan oleh guru agar nantinya dapat membantu siswa dalam mengikuti game

dan turnamen. 2. Tim

Tiap kelompok terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen misalnya berdasarkan kemampuan akademik, jika memungkinkan juga dapat berdasarkan suku, ras atau kelas sosial. Dengan terbentuknya kelompok ini diharapkan setiap anggota kelompok dapat melakukan yang terbaik bagi kelompoknya dan berusaha untuk saling membantu antar anggota kelompok sehingga dapat meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan bekerjasama diantara siswa serta meningkatkan rasa percaya diri.

3. Game

Game (permainan) dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan untuk menguji pe-mahaman siswa yang didapat dari presentasi kelas dan latihan kelompok. Game dimainkan dalam meja turnamen yang berisi tiga atau empat siswa yang diwakili oleh kelompok berbeda. Siswa mengambil kartu dan berusaha menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor dan diperbolehkan pemain lain menantang jawaban pemain lain.


(24)

10

4. Tournament

Turnamen (kompetisi) dilaksanakan setelah guru membuat presentasi kelas dan kelompok-kelompok mengerjakan latihan pada lembar kerja. Pada kompetisi pertama guru mengelompokkan siswa dengan kemampuan setara yang dimiliki masing-masing tim dalam meja turnamen yang terdiri dari tiga sampai empat peserta, dan diusahakan tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Alur penempatan peserta turnamen menurut Slavin dalam Yusron (2008: 168) dapat dilihat seperti pada Diagram 2.1

Team A

Diagram 2. 1 Alur Penempatan Peserta Turnamen

Permainan diawali dengan dengan memberitahukan aturan permainan sebagai berikut. Pertama, dalam tiap meja turnamen ditentukan terlebih dahulu pembaca soal, penantang, dan pemain pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian sebagai pemain pertama mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal.

Meja turnamen 4 Meja

turnamen 3 Meja

turnamen 2 Meja

turnamen 1

C1 C2 C3 C4

Tinggi sedang sedang rendah ren

B1 B2 B3 B4

Tinggi sedang sedang rendah

A1 A2 A3 A3


(25)

11

Kedua, pembaca kemudian membacakan soal dan mempersilahkan pemain untuk menjawab soal tersebut sesuai waktu yang telah ditentukan.

Ketiga, setelah waktu untuk mengerjakan soal habis, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang searah putaran jarum jam.

Keempat, pembaca soal membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau kepada penantang yang pertama kali memberi jawaban benar. Apabila tidak ada jawaban yang benar maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam sehingga setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pemain, pembaca soal, dan penantang. Permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, pembaca soal, dan penantang.

Setelah permainan selesai, seluruh peserta dalam satu meja turnamen menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Contoh perhitungan poin game dan turnamen menurut Slavin dalam terjemahan Yusron (2008: 175) tersaji dalam Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompoknya untuk melaporkan poin yang diperolehnya kemudian ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggotanya ke dalam tabel yang telah disediakan dan menghitung rata-rata poin yang diperoleh kelompoknya.


(26)

12

Tabel 2.1 Perhitungan poin Game dan Turnamen untuk Empat pemain

Pemain Tan-pa seri Seri nilai ter-tinggi Seri nilai te-ngah Seri nilai rendah Seri nilai tertinggi 3 macam Seri nilai terendah 3 macam Semua seri Seri nilai atas dan ba-wah Skor

tertinggi 60 50 60 60 50 60 40 50

Skor menengah

atas

40 50 40 40 50 30 40 50

Skor menengah

bawah

30 30 40 30 50 30 40 30

Skor

terendah 20 20 20 30 20 30 40 30

Yusron (2008: 175)

Tabel 2.2 Perhitungan Poin Game dan Turnamen untuk Tiga Pemain

Pemain Tanpa seri Seri nilai tertinggi

Seri nilai

terendah Semua seri

Skor tertinggi 60 poin 50 60 40

Skor menengah 40 poin 50 30 40

Skor terendah 20 poin 20 30 40

Yusron (2008: 175)

5. Rekognisi Tim

Setelah Game selesai, dan masing-masing kelompok telah menghitung rata-rata poin yang diperoleh, selanjutnya ditentukan jenis penghargaan yang diperoleh tiap kelompok. Penghargaan kelompok dapat berupa hadiah, sertifikat, atau


(27)

13

yang lainnya. Penghargaan kelompok akan diberikan kepada tim yang meme-nuhi kategori rata-rata poin seperti yang tertera pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan kelompok

Kriteria ( Rata-rata Kelompok ) Predikat

30 sampai 39 Tim Kurang Baik

40 sampai 44 Tim Baik

45 sampai 49 Tim Baik Sekali

50 ke atas Tim Istimewa

( dimodifikasi dari Slavin )

Berdasarkan uraian di atas, turnamen dalam TGT merupakan turnamen yang berlangsung dengan penempatan siswa yang homogen, artinya siswa dengan kemampuan setara berada dalam satu meja turnamen. Dengan demikian turnamen ini menjadi sebuah turnamen dengan kompetisi yang seimbang. Kompetisi yang seimbang ini memungkinkan para siswa dari tingkatan kemampuan akademis ber-beda dapat berkontribusi secara maksimal dalam mengumpulkan skor bagi tim mereka. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT, juga ada hal penting yang bisa diperoleh yaitu dengan adanya turnamen tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

3. Aktivitas Belajar

Keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi oleh pemilihan model pembelajaran yang tepat, karena penggunaan model pembelajaran mempengaruhi aktivitas yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran maka penting bagi guru untuk memperhatikan aktivitas belajar apa saja yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.


(28)

14

Pendapat Sardiman (2007: 95) tentang aktivitas belajar adalah sebagai berikut: Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah

laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting didalam interaksi belajar mengajar.

Aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan yang direncanakan dan disadari untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu perbaikan pengetahuan dan keteram-pilan pada siswa yang melakukan kegiatan belajar. Keberhasilan kegiatan pembe-lajaran sangat ditentukan oleh bagaimana kegiatan interaksi dalam pembepembe-lajaran tersebut, dengan demikian aktivitas merupakan faktor yang penting dalam menca-pai pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan pendapat Hamalik (2004: 171) yang mengatakan bahwa: “Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang

menyedia-kan kesempatan belajar sendiri atau melakumenyedia-kan aktivitas sendiri.”

Hamalik (2004: 175) juga mengungkapkan bahwa penggunaan aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran, sebagai berikut.

Dengan aktivitas berarti siswa langsung mengalami sendiri, berbuat sendiri, memupuk kerjasama yang harmonis, siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri, memupuk disiplin dan suasana belajar menjadi demokratis.

Kegiatan aktivitas juga akan mempererat hubungan antara siswa dan guru, pengajaran diselenggarakan secara realistis sehingga mengembangkan pemaham-an dpemaham-an berpikir kritis serta pengajarpemaham-an di sekolah menjadi hidup sebagaimpemaham-ana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

Dalam proses pembelajaran seorang guru harus mampu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir dan berbuat. Penerimaan materi pelajaran apabila dilakukan dengan aktivitas siswa sendiri akan mampu bertahan lebih lama dalam ingatan dan


(29)

15

akan menjadi sebuah pemahaman yang nantinya akan dikeluarkan lagi pada kesempatan lain saat diperlukan.

Dengan demikian aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan perubahan perilaku belajar pada diri siswa yang akan mempengaruhi pemahaman isi materi pelajaran yang pada gilirannya akan mempengaruhi hasil belajar siswa dalam bentuk pemahaman konsep.

4. Pemahaman Konsep

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009: 625-626): “pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan.” Sedangkan pengertian Konsep dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009: 476): “Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit”.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan memahami ide yang diabstrakkan dari peristiwa atau contoh konkrit. Konsep pada umumnya dapat dipelajari melalui pengamatan dan definisi. Informasi yang sama mengenai benda-benda, sifat-sifat, peristiwa-peristiwa akan menghasilkan konsep-konsep yang sama.

Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran adalah memberikan pengertian bah-wa materi-materi yang diajarkan kepada sisbah-wa bukan hanya sebagai hapalan, namun lebih dari itu bahwa siswa dituntut untuk dapat menghubungkan apa yang telah dimiliki dengan struktur berpikirnya berupa konsep yang sebelumnya telah dikuasai.


(30)

16

Menurut Petunjuk teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas No 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang penilaian perkembangan anak didik SMP, menjelaskan bahwa kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dalam pembelajaran matematika mencakup (1) Pemahaman konsep, (2) Penalaran dan komunikasi, dan (3) Pemecahan masalah. Indikator pemahaman konsep matematika adalah seperti yang tercantum dalam ruang lingkup.

B. Kerangka Pikir

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT dimungkinkan siswa untuk dapat terlibat aktif, karena menjadi tanggung jawab setiap anggota tim untuk dapat memberikan sumbangan skor tertinggi bagi timnya saat turnamen berlangsung. Peraih skor tertinggi mendapat poin 60 tanpa peduli dari meja turnamen yang mana mereka mendapatkannya. Mereka yang berprestasi rendah ataupun yang berprestasi tinggi memiliki peluang yang sama untuk sukses. Pada saat pembelajaran berlangsung teman dalam satu tim akan saling membantu untuk keberhasilan kelompoknya. Siswa yang berkemampuan rendah akan lebih aktif meminta bantuan dengan bertanya kepada siswa yang berkemampuan lebih tinggi, sedangkan siswa yang berkemampuan lebih tinggi juga akan aktif membantu. Dengan demikian aktivitas belajar akan lebih berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator saja.

Dengan meningkatnya aktivitas siswa dalam pembelajaran akan meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa terhadap materi yang dipelajari. Hal ini dimungkinkan karena dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT, setiap siswa akan terpacu untuk melakukan yang terbaik dalam proses belajar agar nantinya dapat


(31)

17

selalu memberikan jawaban yang benar untuk setiap soal yang diberikan pada kegiatan turnamen, sehingga dapat memberikan sumbangan poin terbaik bagi tim.

Berdasarkan uraian di atas, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Dengan meningkatnya aktivitas siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa berupa peningkatan pemahaman konsep matematika.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas VII.2 SMPN 1 Gadingrejo semester ganjil Tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika.


(32)

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini diadakan di SMPN 1 Gadingrejo yang terletak di Jl. Raya Gading-rejo yang berjarak kurang lebih 12 kilometer dari ibukota Kabupaten Pringsewu. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII.2 semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan kemampuan akademik heterogen, mayoritas berasal dari etnis Jawa dengan latar belakang pekerjaan orang tua sebagai petani, pedagang, atau Pegawai Negeri Sipil. Kelas VII.2 terletak dibagian yang paling dekat dengan jalan raya sehingga suara mesin kendaraan yang melintas terdengar jelas dari dalam kelas. Fasilitas yang tersedia di dalam kelas adalah seperangkat meja kursi untuk siswa dan guru, serta papan tulis dan penghapus. Sebelumnya mereka belum pernah belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Subjek penelitian ini berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 24 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki.

B. Faktor Yang Diteliti

Faktor yang diteliti adalah:

1. Aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran. 2. Pemahaman konsep matematika siswa


(33)

19

C. Data Penelitian

Data penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data aktivitas siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada setiap siklus, sedangkan data kuantitatif berupa nilai pemahaman konsep matematika siswa yaitu nilai indikator pemahaman konsep yang dicapai siswa dari tes yang diberikan pada setiap akhir siklus.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian digunakan teknik observasi dan tes. 1. Observasi

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan melalui lembar observasi dengan memberikan tanda chek list (√) pada setiap aktivitas yang dilakukan siswa, dan dilakukan oleh tiga orang observer yaitu peneliti dan dua orang guru mitra. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Aktivitas siswa yang diamati adalah memperhatikan penjelasan guru, bertanya atau menanggapi pertanyaan guru, berdiskusi antar siswa dalam kelompok, mengerjakan LKK, dan menanggapi hasil kerja kelompok lain.

2. Tes

Pelaksanaan tes dilakukan pada setiap akhir siklus untuk menguji setiap indikator pemahaman konsep sesuai kisi-kisi.


(34)

20

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi

Aktivitas siswa yang diamati adalah aktivitas siswa diluar kegiatan turnamen. Untuk menjamin validitas instrumen, maka instrumen disusun berdasarkan indikator aktivitas siswa sebagai berikut.

1.1 Memperhatikan penjelasan guru.

Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika dua indikator berikut terpenuhi: 1.1.1 Pandangan fokus ke depan

1.1.2 Tidak mengobrol dengan siswa lain 1.2 Bertanya atau menanggapi pertanyaan guru.

Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator berikut terpenuhi:

1.2.1 Bertanya kepada guru

1.2.2 Menjawab pertanyaan yang diajukan guru 1.3 Berdiskusi antar siswa dalam kelompok.

Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator berikut terpenuhi:

1.3.1 Bertanya kepada teman dalam kelompok. 1.3.2 Menjawab pertanyaan teman dalam kelompok. 1.3.3 Menanggapi penjelasan dari teman dalam kelompok. 1.4 Mengerjakan LKK

Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator berikut terpenuhi:


(35)

21

1.4.1 Bertanya atau memberi ide dalam menyelesaikan LKK. 1.4.2 Menulis hasil diskusi dalam lembar jawaban LKK. 1.5 Menanggapi hasil kerja kelompok lain.

Siswa dihitung melakukan aktivitas ini jika minimal satu dari indikator berikut terpenuhi:

1.5.1 Mempresentasikan hasil diskusi.

1.5.2 Bertanya kepada siswa yang melakukan presentasi. 1.5.3 Menganggapi hasil presentasi.

2. Perangkat Tes

Soal yang diberikan berbentuk uraian, bertujuan untuk memperoleh data tentang pemahaman konsep matematika siswa. Agar diperoleh validitas dari perangkat tes maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

2.1 Membuat kisi-kisi soal.

2.2 Membuat butir soal berdasarkan kisi-kisi.

2.3 Meminta pertimbangan kepada sesama guru matematika yang dilakukan pada kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) sekolah untuk mendapatkan kesesuaian antara kisi-kisi dan soal terhadap standar isi yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum.

2.4 Memperbaiki kisi-kisi dan soal berdasarkan saran dari rekan sesama guru anggota MGMP matematika sekolah.


(36)

22

Tabel 3.1 Pedoman penskoran Tes Pemahaman konsep N

0 Indikator Ketentuan Skor

1

Menyatakan ulang sebuah konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang sebuah konsep tetapi salah

1 c. Mampu menyatakan ulang sebuah konsep

dengan benar 2 2 Mengklasifikasi-kan objek menurut sifat-sifat tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasikan tetapi salah 1 c. Mampu mengklasifikasikan objek-objek

menurut sifat tertentu dengan benar

2

3

Memberi contoh dan non contoh dari konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Memberikan contoh dan contoh tetapi salah 1 c. Mampu memberikan contoh dan non

contoh dengan benar 2

4 Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematis

a. Tidak menjawab 0

b. Mampu menyajikan tetapi salah 1 c. Mampu menyajikan konsep dalam bentuk

representasi matematis dengan benar 2

5

Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep tetapi salah

1 c. Mampu mengembangkan syarat perlu atau

cukup dari suatu konsep dengan benar

2 6 Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Mampu menggunakan prosedur tertentu tetapi tidak sesuai

1 c. Mampu menggunakan,

memanfaatkan,memilih prosedur tertentu dengan benar 2 7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah

a. Tidak menjawab 0

b. Mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah tetapi tidak tepat

1 c. Mampu mengaplikasikan konsep atau

algoritma ke pemecahan masalah dengan benar

2 Sasmita ( 2011: 30)


(37)

23

F. Teknik Analisis Data

Data diperoleh setelah diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diambil disetiap akhir siklusnya.

1. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data aktivitas siswa, rumus untuk menghitung persentase aktivitas siswa adalah:

A = x 100% Keterangan:

A = persentase aktivitas siswa pada setiap pertemuan/siklus

= banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa = banyaknya aktivitas yang diamati

Siswa dikatakan aktif pada suatu pertemuan/siklus jika telah melakukan minimal 60% dari total aktivitas yang diamati.

Untuk menghitung persentase siswa aktif digunakan rumus : PS = x100%

Keterangan:

PS = persentase siswa aktif pada setiap pertemuan/siklus Sa = banyaknya siswa aktif pada setiap pertemuan/siklus

S = banyaknya siswa yang hadir 2. Data kuantitatif

Data kuantitatif ini adalah data hasil belajar setelah diterapkannya pembelajar-an dengpembelajar-an menggunakpembelajar-an model TGT berupa nilai pemahampembelajar-an konsep ypembelajar-ang diperoleh dari nilai tes akhir siklus.


(38)

24

N = x100 Keterangan:

N = Nilai akhir yang diperoleh setiap siswa. = jumlah skor yang diperoleh.

n = skor maksimum.

Siswa dikatakan tuntas jika telah mendapat nilai pemahaman konsep lebih dari atau sama dengan 70.

Untuk menghitung persentase siswa yang tuntas pemahaman konsep digunakan rumus:

T = x 100% Keterangan:

T = persentase siswa yang tuntas pemahaman konsep. = banyaknya siswa yang tuntas pemahaman konsep. p = banyaknya siswa peserta tes.

Untuk menghitung persentase pencapaian indikator pemahaman konsep digunakan rumus:

K = x 100% Keterangan:

K = persentase pencapaian suatu indikator pemahaman konsep jumlah skor yang dicapai pada indikator pemahaman konsep m = skor total indikator dikali banyaknya siswa


(39)

25

G. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 siklus dan tiap siklusnya mencakup 4 tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus I dan II masing-masing dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan tiap pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran (@ 40 menit, setelah tiga kali pertemuan, pada pertemuan keempat dilaksanakan tes. Siklus III dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan selanjutnya dilakukan tes. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Tahapan yang dilakukan pada siklus ini adalah: 1.1 Perencanaan

1.1.1 Menyusun silabus dan RPP. 1.1.2. Menyusun LKK.

1.1.3 Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa. 1.1.4 Menyusun perangkat turnamen

1.1.5 Menyusun perangkat tes akhir siklus. 1.1.6 Membuat name tag siswa

1.2 Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan sebagai berikut: 1.2.1 Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27 0ktober 2012 pukul 13.00 - 14.20 WIB dengan materi Persamaan Linear Satu Variabel ( PLSV). Dimulai dengan doa bersama kemudian guru memotivasi siswa agar fokus pada


(40)

26

kegiatan pembelajaran dan menyampaikan tujuan pembelajaran, serta setiap siswa diberi name tag untuk digunakan selama proses pembelajaran. Selanjutnya guru memberitahukan langkah-langkah pembelajaran, siswa diberitahukan bahwa pada setiap akhir pembelajaran akan diadakan games berupa kegiatan turnamen akademik dimana setiap siswa akan mewakili kelompoknya dalam kegiatan tersebut dan bagi kelompok yang memperoleh poin terbaik akan diberi hadiah.

Guru membacakan daftar nama anggota kelompok diskusi dan meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompoknya kemudian guru menyampaikan materi pelajaran secara garis besar dan siswa memperhatikan. Setelah presentasi guru, kepada setiap kelompok dibagikan LKK 1.1. Siswa mulai berdiskusi mengerjakan LKK 1.1, guru dan observer mengamati jalannya diskusi antar siswa dan memberikan bantuan jika diperlukan. Setelah diskusi selesai seharusnya salah satu siswa dari salah satu kelompok mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tetapi kegiatan tersebut tidak dilakukan karena dua jam pelajaran telah habis, sehingga kegiatan turnamen juga tidak dapat terlaksana.

1.2.2 Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 30 0ktober 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dengan materi yang dipelajari masih melanjutkan materi pada pertemuan pertama yaitu PLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang pengertian dan contoh PLSV dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberitahukan bahwa diakhir kegiatan pembelajaran akan diadakan games dimana setiap siswa akan diminta


(41)

27

untuk mewakili kelompoknya dalam kegiatan turnamen akademik dan kepada kelompok yang memperoleh poin terbaik akan diberikan hadiah.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya yang daftar anggota kelompok diskusi sebelumnya telah ditempel di papan pengumuman dalam kelas. Kemudian guru membagikan LKK 1.2 serta daftar nama pembagian meja turnamen 1.2 kepada setiap kelompok, kemudian siswa mulai berdiskusi mengerjakan LKK 1.2, guru dan observer mengamati jalannya diskusi dan mencatat aktivitas siswa pada lembar observasi. Setelah diskusi selesai salah seorang siswa (yang ditunjuk secara acak) dari kelompok 7 mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, tetapi siswa dari kelompok lain belum ada yang menanggapinya. Hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang mendapat rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 1 dengan perolehan poin 47,5 dan kepada kelompok tersebut diberikan hadiah berupa 4 buah pena.


(42)

28

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumber.

1.2.3 Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 3 November 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB, dengan materi yang dipelajari masih melanjutkan materi pada pertemuan kedua yaitu PLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang PLSV yang setara dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 1.3. Siswa mulai berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 1 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian guru meminta setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing menurut daftar yang sebelum kegiatan pembelajaran telah ditempel di papan pengumuman dalam kelas untuk mewakili kelompoknya bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran dua peserta masing-masing dari kelompok 3 dan kelompok 4 yang semula berada pada meja 7 bergeser ke meja 8, dan dua perserta masing-masing dari kelompok 5 dan kelompok 6 yang semula berada pada meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan


(43)

29

menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang mendapat rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 3 dengan perolehan poin 45 dan kepada masing-masing kelompok pemenang diberikan hadiah 4 buah pena.

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes.

1.2.4 Pertemuan keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari selasa tanggal 6 November 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB yang diikuti 32 siswa. Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes dan tidak dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.

1.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggu-nakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh peneliti bersama dua orang guru mitra.

1.4 Refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pada kegiatan ini dilakukan diskusi antara peneliti dan kedua guru mitra selaku observer, tentang kekurangan


(44)

30

dan kelebihan pembelajaran yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa serta hasil belajar.

2. Siklus II

Pembelajaran siklus II ini dilaksanakan dari tanggal 10 November 2012 sampai dengan 20 November 2012. Pembelajaran pada siklus II merupakan lanjutan dari siklus I dan merupakan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Tahap yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:

2.1 Perencanaan

Tahap ini secara umum sama dengan perencanaan siklus I yaitu menyusun RPP, menyusun LKK, mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, menyusun perangkat turnamen, dan menyusun perangkat tes akhir siklus.

2.2 Pelaksanaan

2.2.1 Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 10 November 2012 dimulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dan materi yang dipelajari yaitu Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV). Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang penyelesaian dari suatu PLSV dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 2.1 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 4 yang ditunjuk secara acak mewakili


(45)

31

kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapinya. Guru memberikan pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran salah satu peserta dari kelompok 6 yang semula berada di meja 7 bergeser ke meja 8, dan salah satu peserta dari kelompok 3 yang semula berada pada meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 5 dengan perolehan poin 45 dan kepada kelompok pemenang diberikan hadiah berupa 4 buah pena.

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumber.

2.2.2 Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 13 November 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB, materi yang dipelajari masih melanjutkan materi pada pertemuan pertama yaitu PtLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan


(46)

32

pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang penyelesaian dari suatu PtLSV.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 2.2 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 6 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapinya. Guru memberikan pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini tidak terjadi pergeseran peserta pada setiap meja turnamen. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 7 dengan perolehan poin 45 dan kepada kelompok pemenang diberikan hadiah 4 buah pena.

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumber.


(47)

33

2.2.3 Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 17 November 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dengan materi PtLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang PtLSV yang setara serta menyampaikan tujuan pembelajaran.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 2.3 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 5 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memberikan pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran salah satu peserta dari kelompok 1 yang semula berada pada meja 7 bergeser ke meja 8, dan salah satu peserta dari kelompok 7 yang semula berada pada meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan


(48)

34

tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 6 dengan perolehan poin 47,5 dan memberikan hadiah berupa 4 buah pena kepada kelompok tersebut .

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumber dan menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes.

2.2.4 Pertemuan keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 November 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB diikuti 32 siswa. Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes dan tidak dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.

2.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh peneliti bersama dua orang guru mitra.

2.4 Refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pada kegiatan ini dilakukan diskusi antara peneliti dan kedua guru mitra selaku observer, tentang kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa serta hasil belajar.


(49)

35

3. Siklus III

Pembelajaran siklus III ini dilaksanakan dari tanggal 24 November 2012 sampai dengan 1 Desember 2012. Pembelajaran pada siklus III merupakan pembelajaran dengan memperhatikan hasil berdasarkan refleksi dari siklus II. Tahap yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut:

3.1 Perencanaan

Tahap ini secara umum sama dengan perencanaan siklus II yaitu menyusun RPP, LKK, mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, menyusun perangkat turnamen, dan menyusun perangkat tes akhir siklus.

3.2 Pelaksanaan

3.2.1 Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24 November 2012 dimulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dan materi yang dipelajari yaitu membuat model dari masalah yang berkaitan dengan PLSV dan PtLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang berbagai bentuk PLSV dan PtLSV.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 3.1 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 8 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memberikan pemantapan


(50)

36

materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran peserta salah satu siswa dari kelompok 2 yang semula berada di meja 7 bergeser ke meja 6, satu siswa dari kelompok 8 yang semula berada di meja 6 bergeser ke meja 7, satu siswa dari kelompok 3 yang semula di meja 7 bergeser ke meja 8, dan satu siswa dari kelompok 6 yang semula di meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 4 dengan perolehan poin 45 serta memberikan hadiah berupa 4 buah pena kepada kelompok pemenang.

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumber.

3.2.2 Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 November 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dengan materi yang dipelajari adalah menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan PLSV dan PtLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar


(51)

37

fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang penyelesaian PLSV dan PtLSV.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 3.2 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 2 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memberikan pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran, dua siswa masing-masing dari kelompok 7 saling bertukar posisi yakni dari meja 6 ke meja 7 dan sebaliknya. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok 4 yang kembali mendapat rata-rata poin tertinggi yaitu 47,5 dan memberikan hadiah berupa 4 buah pena kepada kelompok tersebut.

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumberserta memberitahu bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan tes.


(52)

38

3.2.3 Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB diikuti 32 siswa. Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes dan tidak dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.

3.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggu-nakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh peneliti bersama dua orang guru mitra.

3.4 Refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pada kegiatan ini dilakukan diskusi antara peneliti dan kedua guru mitra selaku observer, tentang kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa serta hasil belajar.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini adalah:

1. Persentase siswa aktif dari siklus ke siklus meningkat hingga pada siklus akhir mencapai > 75%.

2. Persentase siswa tuntas pemahaman konsep (memperoleh nilai ≥ 70) dari siklus ke siklus meningkat hingga pada siklus akhir mencapai > 75%.


(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan di kelas VII.2 semester ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian ini, bagi guru yang siswanya memiliki kesamaan karakteristik dengan subjek penelitian ini disarankan agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa. Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru harus memastikan bahwa materi prasyarat sudah dikuasai siswa, dan LKK yang dibuat hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.


(54)

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurhadi. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sasmita, Aji. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TSTS Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis. Skripsi. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Tim Pustaka Phoenix.2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. PT Media Pustaka Phoenix. Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

landasan, dan implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Predana Media. Jakarta.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Konteporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.

Yamin, Martinis. 2011. Paradigma baru Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Yusron, Narulita.2008. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Robert E. Slavin.2005. Nusa Media. Bandung.


(1)

3. Siklus III

Pembelajaran siklus III ini dilaksanakan dari tanggal 24 November 2012 sampai dengan 1 Desember 2012. Pembelajaran pada siklus III merupakan pembelajaran dengan memperhatikan hasil berdasarkan refleksi dari siklus II. Tahap yang dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut:

3.1 Perencanaan

Tahap ini secara umum sama dengan perencanaan siklus II yaitu menyusun RPP, LKK, mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa, menyusun perangkat turnamen, dan menyusun perangkat tes akhir siklus.

3.2 Pelaksanaan

3.2.1 Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24 November 2012 dimulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dan materi yang dipelajari yaitu membuat model dari masalah yang berkaitan dengan PLSV dan PtLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang berbagai bentuk PLSV dan PtLSV.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 3.1 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 8 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memberikan pemantapan


(2)

materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran peserta salah satu siswa dari kelompok 2 yang semula berada di meja 7 bergeser ke meja 6, satu siswa dari kelompok 8 yang semula berada di meja 6 bergeser ke meja 7, satu siswa dari kelompok 3 yang semula di meja 7 bergeser ke meja 8, dan satu siswa dari kelompok 6 yang semula di meja 8 bergeser ke meja 7. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang memperoleh rata-rata poin tertinggi yaitu kelompok 4 dengan perolehan poin 45 serta memberikan hadiah berupa 4 buah pena kepada kelompok pemenang.

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumber.

3.2.2 Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 November 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB dengan materi yang dipelajari adalah menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan PLSV dan PtLSV. Diawali dengan doa bersama, pada kegiatan pendahuluan guru memotivasi siswa agar


(3)

fokus pada kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan kembali tentang penyelesaian PLSV dan PtLSV.

Guru mengkondisikan siswa agar menempati tempat duduk sesuai kelompoknya dan membagikan LKK 3.2 kepada setiap kelompok, kemudian siswa berdiskusi mengerjakan LKK, guru dan observer mengamati jalannya diskusi. Setelah diskusi selesai salah satu siswa dari kelompok 2 yang ditunjuk secara acak mewakili kelompoknya untuk mempresentasikan hasil diskusi, sedangkan siswa dari kelompok lain memperhatikan dan menanggapi. Guru memberikan pemantapan materi dan hasil kerja kelompok dikumpulkan kepada guru kemudian setiap siswa duduk menurut meja turnamen masing-masing mewakili kelompoknya untuk bertanding dalam turnamen akademik. Dalam turnamen ini terjadi pergeseran, dua siswa masing-masing dari kelompok 7 saling bertukar posisi yakni dari meja 6 ke meja 7 dan sebaliknya. Setelah permainan selesai, seluruh pemain dalam meja turnamen menghitung nilai dalam kartu yang diperolehnya dan menentukan poin yang diperoleh berdasarkan pedoman pemberian poin dan menuliskannya pada lembar hasil turnamen yang telah disediakan. Kemudian setiap siswa kembali ke kelompoknya untuk melaporkan skor/poin yang diperoleh dan salah satu siswa lalu melaporkan rata-rata poin kelompok kepada guru. Selanjutnya guru membacakan hasilnya dan meminta siswa untuk memberikan tepuk tangan kepada kelompok 4 yang kembali mendapat rata-rata poin tertinggi yaitu 47,5 dan memberikan hadiah berupa 4 buah pena kepada kelompok tersebut.

Guru mengakhiri pertemuan ini dengan membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas rumah berupa soal dari buku sumberserta memberitahu bahwa pertemuan berikutnya akan dilakukan tes.


(4)

3.2.3 Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 1 Desember 2012 mulai pukul 13.00 – 14.20 WIB diikuti 32 siswa. Pada pertemuan ini hanya dilakukan tes dan tidak dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.

3.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggu-nakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan dilakukan oleh peneliti bersama dua orang guru mitra.

3.4 Refleksi

Refleksi dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Pada kegiatan ini dilakukan diskusi antara peneliti dan kedua guru mitra selaku observer, tentang kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa serta hasil belajar.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini adalah:

1. Persentase siswa aktif dari siklus ke siklus meningkat hingga pada siklus akhir mencapai > 75%.

2. Persentase siswa tuntas pemahaman konsep (memperoleh nilai ≥ 70) dari siklus ke siklus meningkat hingga pada siklus akhir mencapai > 75%.


(5)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan di kelas VII.2 semester ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian ini, bagi guru yang siswanya memiliki kesamaan karakteristik dengan subjek penelitian ini disarankan agar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa. Sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, guru harus memastikan bahwa materi prasyarat sudah dikuasai siswa, dan LKK yang dibuat hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurhadi. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Pertanyaan dan Jawaban. Grasindo. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sasmita, Aji. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif tipe TSTS Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis. Skripsi. FKIP Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Tim Pustaka Phoenix.2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. PT Media Pustaka Phoenix. Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, landasan, dan implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Predana Media. Jakarta.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Konteporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.

Yamin, Martinis. 2011. Paradigma baru Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Yusron, Narulita.2008. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktik. Robert E.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 15 67

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 54

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 37

FEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 49

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 18 64

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 10 52

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 52