a. Menjelaskan bentuk latihan pada siklus ketiga yaitu melompati box yang terbuat dari kardus.
b. Siswa dibariskan kemudian siswa dibagi menjadi 3 kelompok dan berusaha melompati box yang terbuat dari kardus.
c. Menginstruksikan siswa melakukan jenis latihan pada hari tersebut.
Observasi :
Setelah tindakan dilakukan lalu melakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus ketiga. Kemudian terdapat tiga testor untuk
mengetes pada siklus ketiga.
Refleksi :
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 112 instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu
penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji melalui
instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terlampir pada lampiran 1.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian
dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:
100 n
f
Keterangan : P: Presentase keberhasilan
f : Jumlah gerakan yang dilakukan dengan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Bila hasil perhitungan meningkat 50 ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.
MOTTO
Segala Tantangan, Cobaan, Kegagalan Adalah Kunci Dalam Meraih Keberhasilan.
Berkaca Dari Masa Lalu Bukan Berarti Tidak Ingin Maju, Lurus Melihat Ke Depan Bukan Berarti Lupa
Siapa Diri. Waktu Tidak Akan Datang Untuk Kedua Kali,
Maka Dengan
Itu Gunakan
Waktu Sebaik
Mungkin.
Desi Ekayana
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang
teratur. Senam biasa digunakan orang untuk rekreasi, relaksasi atau menenangkan pikiran, biasanya ada yang melakukannya di rumah, di tempat
fitness, di gymnasium maupun di sekolah. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mendapat penekanan didalam program pendidikan jasmani.
Seperti juga kesulitan dalam memahami definisi dan arti senam, maka bisa juga kesulitan lain yang timbul manakala kita ingin membagi senam kedalam jenis-
jenisnya salah satu senam kependidikan dimana sarana utamanya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Hal ini mengisyaratkan bahwa yang
paling dipentingkan dari kegiatan tersebut adalah anaknya sendiri, bukan kegiatan atau keterampilan gerak nya.
Aktivitas senam meliputi; ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkatasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya di
antaranya gerakan tiger sprong. Loncat harimau Tiger sprong merupakan suatu lanjutan gerak dari lompatan
ke depan dengan tolakan kedua kaki, pada saat yang sama kedua lengan direntangkan ke depan siap untuk menopang badan yang jatuh mendarat di
atas matras, dilanjutkan dengan guling ke depan. Gerak dasar loncat harimau bukan merupakan gerakan yang mudah. Hal ini disebabkan karena pada waktu
melakukan gerakan tersebut siswa harus mempunyai penguasan teknik dasar loncat harimau dengan baik.
Dalam proses belajar dan mengajar, loncat harimau merupakan gerakan yang paling sulit dilakukan dalam senam lantai. Gerakan ini membutuhkan
keberanian dan teknik yang matang serta penggunaan modifikasi pada alat pembelajaran, dimana tingkat kesulitanya sering menjadi kendala, sehingga
para guru pendidikan jasmani harus dapat menentukan model pengajaran yang lebih efektif dalam pelaksananya, sehingga kegiatan pembelajaran berjalan
dengan lancar. Oleh karena itu, suatu upaya untuk meningkatkan penguasaan gerak dasar
loncat harimau maka perlu dilatih secara baik dan benar. Untuk meningkatkan pembelajaran loncat harimau dapat dilakukan dengan penggunaan modifikasi
alat pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut para siswa harus balajar secara baik dan teratur dengan menggunakan
modifikasi alat pembelajaran. Penggunaan modifikasi alat pembelajaran tersebut merupakan cara untuk meningkatkan pembelajaran loncat harimau.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada siswa kelas VI, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan loncat
harimau tiger sprong. Faktor utama adalah masih kurangnya unsur kondisi fisik siswa meliputi power, kecepatan, dan kelentukan untuk melakukan
gerakan. Penulis melihat bahwa pada pelaksanaan gerak dasar tiger sprong dibutuhkan kondisi fisik yang memadai berupa power otot tungkai dan