Model Pembelajaran KAJIAN TEORI

Untuk mengetahui proses keberhasilan belajar peserta didik maka harus diukur tingkat keberhasilan belajar tersebut. Tingkatan keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dengan empat tingkatan sebagai berikut: 1. Istimewa atau maksimal yaitu apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali atau optimal yaitu apabila sebagian besar 76 sampai dengan 99 bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. 3. Baik atau minimal yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan sebesar 60 sampai dengan 75 dikuasai siswa. 4. Kurang yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 dikuasai oleh siswa Djamarah, 2010: 107. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang terjadi secara interaktif dengan komponen-komponen pendukungnya sehingga terlihat keberhasilan proses belajar dari pencapaian isi pembelajaran tersebut.

2.1.2 Model Pembelajaran

Model adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan sebuah kegiatan. Model pembelajaran merupakan kesatuan dari pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik yang terangkai secara utuh dalam bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Pengembangan sistem interaksional adalah proses menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Aplikasi model pengembangan sistem intruksional merupakan bentuk sebuah penerapan dari konsep perencanaan yang akan dilaksanakan dalam pengajaran intruksional sebagai upaya merealisasikan perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya. Model proses pengembangan sistem instruksional terdapat lima langkah pokok, yaitu: 1. Merumuskan tujuan instruksional khusus. 2. Menyusun alat evaluasi. 3. Menentukan kegiatan belajar mengajar dan materi pelajaran. 4. Merencanakan program kegiatan. 5. Melaksanakan program kegiatan Hamdani, 2011: 147-150. Jadi model pembelajaran merupakan kerangka dalam melakukan sebuah kegiatan. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dalam rangka mewujudkan perencanaan yang telah dirumuskan dalam pembelajaran. 2.1.2.1 Model Pembelajaran Coure Review Horay CRH Pembelajaran Coure Review Horay CRH merupakan cara pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar diwajibkan berteriak ‘hore’ atau yel-yel lainnya. Metode ini menguji pemahaman siswa dalam menjawab soal, di mana soal tersebut dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor Huda, 2014: 229. Pembelajaran model Coure Review Horay CRH biasanya dilaksanakan beberapa hari menjelang ujian. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling mengajukan pertanyaan-pertanyaan reviu review question, yakni pertanyaan-pertanyaan yang mencerminkan poin-poin utama dari materi pelajaran. Setelah itu, mereka diminta untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan itu, lalu mengajukannya kembali pada kelompok-kelompok yang lain. Baik kelompok yang mengajukan pertanyaan maupun kelompok yang mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar akan mendapatkan poin khusus. Begitu pula, kelompok lain yang mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan tambahan informasi baru juga akan memperoleh poin istimewa Huda, 2015: 131. Langkah-langkah model pembelajaran Coure Review Horay CRH sebagai berikut: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi. c. Memberi kesempatan siswa tanya jawab. d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh untuk membuat kotak 91625 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing- masing siswa. e. Guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan la ngsung didiskusikan, kalau benar √ dan salah diisi tanda silang x. f. S iswa yang sudah mendapat tanda √ vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak hore.... atau yel-yel lainnya. g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh. h. Penutup Suprijono, 2013: 129. Model Coure Review Horay CRH memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Strukturnya yang menarik dan dapat mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya. 2. Tidak monoton, karena diselingi dengan hiburan, sehingga suasana tidak menegangkan. 3. Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan. 4. Skill kerja sama antarsiswa yang semakin terlatih Huda, 2014: 231. Berdasarkan pemaparan di atas, model Coure Review Horay merupakan model pembelajaran yang menguji pemahaman peserta didik terhadap materi dalam menjawab soal yang dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan pembelajarannya bersifat menyenangkan karena jawaban yang benar wajib menyanyikan yel-yel kelompok. 2.1.2.2 Model Ekspositori Model pembelajaran ekspositori merupakan pembelajaran yang bercirikan pada penggunaan metode ceramah, penggunaan verbal dan teacher centered dalam pembelajaran. Menurut Sanjaya 2009: 179 model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai pelajaran secara optimal. Dalam pembelajaran dengan model ekspositori guru cenderung menggunakan model kontrol proses pembelajaran dengan aktif, sementara peserta didik relatif pasif menerima dan mengikuti apa yang disajikan guru. Model pembelajaran ekspositori ini merupakan proses pembelajaran yang lebih berpusat pada guru dan guru menjadi sumber dan pemberi informasi utama. Meskipun dalam pembelajaran ekspositori digunakan metode selain ceramah dan dilengkapi dengan penggunaan media, penekanannya tetap pada proses penerimaan pengetahuan bukan pada proses pencarian atau kontruksi pengetahuan. Keberhasilan penggunaan model ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru menyampaikan materi. Adapun langkah-langkah penerapannya sebagai berikut: 1.Persiapan. Pada tahap ini guru mempersiapkan siswa untuk belajar. 2.Penyajian. Guru memikirkan bagaimana cara menyajikan materi agar mudah dipahami siswa. 3. Korelasi. Pada langkah ini guru menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengalaman siswa atau keterkaitan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. 4. Menyimpulkan. Siswa bersama dengan guru memahami inti dari materi yang sudah dipelajari dengan menarik kesimpulan. 5. Mengaplikasikan. Siswa diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan materi yang sudah dipelajari dengan latihan soal sehingga guru bisa mengumpulkan informasi mengenai kemampuan siswa terhadap materi yang telah dipelajari Sanjaya, 2009: 185. Model ekspositori memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Guru bisa mengontrol urutan materi pembelajaran dan mengetahui penguasaan materi siswa. 2. Dengan waktu yang terbatas, siswa bisa menguasai materi yang cukup luas. 3. Siswa dapat mendengar sekaligus melihat atau mengobservasi apabila guru sedang melakukan demonstrasi. 4. Model ekspositori bisa digunakan untuk jumlah siswa yang banyak dan ukuran kelas yang besar Sanjaya, 2009: 190. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang digunakan dengan memberikan definisi, konsep materi pelajaran terlebih dahulu kemudian memberikan contoh- contoh latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, tanya jawab, dan penugasan serta berpusat pada guru.

2.1.3 Hakikat Belajar