Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi

b. Uji Parsial T-test

Uji parsial T-test digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel indepeden yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 α=5, dimana H = koefisien tidak signifikan, H 1 = koefisien signifikan. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut Ghozali, 2009:  Bila nilai signifikansi t 0.05, maka H ditolak atau H 1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.  Apabila nilai signifikansi t 0.05, maka H diterima atau H 1 ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

c. Uji Koefisien Determinasi R²

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji besarnya persentase variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Nilai R Square koefisien deteminasi adalah antara nol dan satu, nilai yang besar berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin kuat. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen Ghozali, 2009.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pinjaman luar negeri Indonesia yang mempengaruhi beberapa variabel diantaranya inflasi, PDB, keseimbangan fiskal dan neraca berjalan hasilnya sesuai dengan hipotesis dan tujuan. Dari hasil pengujian asumsi klasik pada persamaan atau model tidak terdapat autokorelasi dan heteroskodasitas. Dalam pengujian normalitas hasilnya bahwa dalam penelitian ini data terdistribusi secara normal. Kemudian untuk uji multikolienaritas, ada 2 variabel diantaranya inflasi dan neraca berjalan mengalami masalah multikolienaritas sedangkan untuk PDB dan keseimbangan fiskal bebas dari masalah multikolienaritas. Maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: 1. Inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan pinjaman luar negeri Indonesia. Dimana hipotesis pertama terdukung dengan penelitian terdahulu yang menunjukkan hubungan inflasi dengan pinjaman luar negeri adalah positif dan signifikan. Dampak dari hutang luar negeri akan menambah jumlah uang beredar dan akan menimbulkan inflasi. Tingkat inflasi ini dapat mengukur tingkat kedisiplinan pemerintah, jadi tingginya tingkat inflasi menyebabkan ketidakpuasan