BAB I : Pendahuluan BAB II : Tinjauan Pustaka

Struktur APBN terdiri dari pendapatan Negara dan hibah, belanja Negara, keseimbangan primer, surplus deficit dan pembiayaan. Sejak tahun anggaran 2000, Indonesia telah mengubah komposisi APBN dari T-account menjadi I-account sesuai dengan standar statistic keuangan pemerintah Government Finance Statistics.

a. Pendapatan Negara dan Hibah

Penerimaan APBN yang diperoleh dari berbagai sumber. Secara umum yaitu penerimaan pajak yang meliputi Pajak Penghasilan PPh, Pajak Pertambahan Nilai PPN, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, cukai dan pajak lainnya, serta Pajak Perdagangan bea masuk dan pajakpungutan ekspor merupakan sumber penerimaan utama dari APBN. Selain itu, penerimaan Negara bukan pajak PNBP meliputi penerimaan dari sumber alam, setoran laba BUMN,dan penerimaan bukan pajak lainnya, walaupun memberikan konmtribusi yang lebih kecil terhadap total penerimaan anggaran, jumlahnya semakin meninkat secara signifikan setiap tahunnya.

b. Belanja Negara

Belanja Negara terdiri atas anggaran pemerintah pusat, dana perimbangan, serta dana otonomi khusus dan dana penyimbang. Sebelum adanya UU No. 17 tahun 2003, anggaran belanja pemerintah pusat dibedakan atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. UU No. 17 tahun 2003 memperkenalkan format unified budget sehingga tidak ada lagi perbedaan antara pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil dan dana alokasi umum serta dana alokasi khusus.

c. Defisit dan Surplus

Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut deficit, sebaliknya penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus.

d. Pembiayaan

Pembiayaan diperlukan untuk menutup deficit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah : pembiayaan dalam negeri perbankan dan non perbankan serta pembiayaan luar negeri netto yang merupakan selisih antara penarikan pinjaman luar negeri bruto dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri.

B. Defisit Anggaran

Menurut Rahardja dan Manurung 2004 defisit anggaran adalah anggaran yang memang direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah G T. Anggaran yang defisit ini biasanya ditempuh bila pemerintah ingin menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Definisi dari defisit anggaran menurut Samuelson dan Nordhaus 2001 adalah suatu anggaran dimana terjadi pengeluaran lebih besar dari pajak. Sedangkan menurut