b. Meminimaliasikan risiko kekurangan modal pada suatu usaha. c. Pendayagunaan sumber daya ekonomi.
d. Penyaluran kelebihan dana dari yang surplus dana ke yang minus dana.
3. Jenis Pembiayaan
a. Pembiayaan menurut jangka waktunya
19
1 Pembiayaan jangka waktu pendek 1 bulan – 1 tahun
2 Pembiayaan jangka menengah 1 tahun – 5 tahun
3 Pembiayaan jangka waktu panjang lebih dari 5 tahun b. Menurut sifat penggunaanya
1 Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, yaitu untuk peningkatan usaha, baik
usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. 2 Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Jenis pembiayaan yang diberikan pada
umumnya bersifat perorangan. c. Menurut keperluannya
1 Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan dalam peningkatan produksi, baik secara kuantitatif,
19
Ibid., h. 160.
yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi dan untuk keperluan dagang atau peningkatan utility of place dari suatu
barang. 2 Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-
barang modal capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
4. Prinsip Dasar Analisis Pembiayaan
Dalam memberikan pembiayaan terdapat enam prinsip dasar yang harus diketahui untuk memberi informasi mengenai itikad dari nasabah mengajukan
pembiayaan dan bagaimana kemampuan membayaranya. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Character Karakter. Penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon peminjam untuk memperkirakan kemungkinan bahwa peminjam
dapat memenuhi kewajibannya. b. Capital Modal. Penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki
oleh calon peminjam, diukur dengan posisi usahaperusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio keuangan dan penekanan
pada komposisi modalnya. c. Capacity Kapasitas. Penilaian tentang kemampuan peminjam untuk
melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi
peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti karyawan, mesin, sarana produksi, cara
usahanya, dan lain sebagainya. d. Collateral Jaminan. Jaminan yang dimiliki calon peminjam.
Penilaian ini untuk lebih meyakinkan bahwa suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai
pengganti dari kewajibannya. e. Condition of Economy Kondisi Ekonomi. Pihak lembaga keuangan
harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat dan secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan
oleh calon peminjam. Hal tersebut dilakukan karena kondisi ekstrenal memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses berjalannya usaha
calon peminjam dalam jangka panjang. f. Constraint Batasan. Batasan yang memungkinkan seseorang
melakukan bisnis di suatu tempat.
E. Lembaga Keuangan Syariah