kegiatan ekonomi. Selain itu BMT dapat menerima dana zakat, infak dan shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai peraturan dan
amanahnya.
23
e. Pegadaian Syariah; adalah suatu lembaga keuangan atau devisi dari form pegadaian dengan memberikan uang pinjaman kepada nasabah
yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
3. Prinsip-prinsip Lembaga Keuangan Syariah
Dalam operasionalnya, lembaga keuangan syariah berada dalam koridor prinsip-prinsip:
24
a. Keadilan, yakni berbagi keuntungan atas dasar penjualan riil sesuai kontribusi dan resiko masing-masing pihak.
b. Kemitraan, yang berarti posisi nasabah investor penyimpan dana, dan pengguna dana, serta lembaga keuangan itu sendiri, sejajar sebagai
mitra usaha yang saling bersinergi untuk memperoleh keuntungan. c. Transparansi, lembaga keuangan Syariah akan memberikan laporan
keuangan secara terbuka dan berkesinambungan agar nasabah investor dapat mengetahui kondisi dananya.
23
B.S Kusmuljono, Menciptakan Kesempatan Rakyat Berusaha Bogor: IPB Press, 2009.
24
Eko Budiawan, “Konsep Lembaga Keuangan Syariah” artikel diakses pada 22 Juni 2015
dari http:lorong2ilmu.blogspot.com201307konsep-lembaga-keuangan-syariah.html.
d. Universal, yang artinya tidak membedakan suku, agama, ras, dan golongan dalam masyarakat sesuai dengan prinsip Islam sebagai
rahmatan lil alamin. Dalam proses transaksi, terdapat hal yang dilarang di dalam lembaga
keuangan syariah, hal ini dikarenakan dalam bentuk transaksi terdapat kemungkinan adanya unsur-unsur yang menjadikan suatu transaksi menjadi
haram. Berikut diantara bentuk transaksi yang dilarang baik di dalam Al-Quran
maupun Hadist:
25
a. Tadlis Penipuan; adalah situasi dimana adanya penipuan dari pihak penjual yang tidak diketahui oleh pihak pembeli.
b. Riba; adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam, secara bathil atau bertentangam dengan
prinsip muamalah dalam Islam. c. Gharar; Gharar atau disebut juga taghrir adalah situasi dimana terjadi
ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi. d. Ikhtikar; adalah rekayasa pasar dalam supply dimana seorang penjual
mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply agar harga produk yang dijualnya naik.
25
Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010, h.29.
e. Ba ’i Najasy; adalah rekayasa pasar dalam demand dimana seorang
pembeli menciptakan permintaan palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap suatu produk sehingga harga jual produk itu akan
naik. f. Maysir Perjudian; yang dimaksud dengan maysir atau perjudian
adalah suatu permainan yang menempatkan salah satu pihak harus menanggung beban pihak yang lain akibat permainan tersebut.
g. Risywah Suap-Menyuap; yang dimaksud dengan suap menyuap adalah memberi sesuatu kepada pihak lain yang untuk mendapatkan
sesuatu yang bukan haknya.
F. Variabel