IV. SETTING PENELITIAN
A. Tentang Organisasi
Gerakan mahasiswa memainkan peran penting dalam perubahan sosial di Indonesia. Wadah gerakan dirasa perlu sebagai media perjuangan. Keberpihakan
adalah perlu bagi gerakan. Keberpihakan pada yang diperlakukan secara tidak adil oleh yang berkuasa dan mahasiswa muncul untuk mematahkan dominasi penguasa
tersebut dan terus menyuarakan kebenaran untuk membangkitkan kesadaran rakyat.
Perjuangan demokrasi kemudian menjadi sebuah proses sosial yang penting untuk masyarakat Indonesia. Jatuhnya Soeharto di Mei 1998 jelas adalah salah satu batu
loncatannya. Gerakan mahasiswa menjadi salah satu tulang punggung perjuangan melawan kediktatoran Orde Baru. Sepanjang 1998-1999 sangat terlihat begitu
banyak aksi-aksi mahasiswa, dengan ribuan sampai jutaan massa rakyat mencoba menghantam satu per satu pilar kekuasaan Orde Baru.Tetapi, demokrasi yang
mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial yang sejati belum terwujud. Gerakan mahasiswa kerakyatan memang tidak luput dari kelemahan. Salah
satunya adalah persoalan perjuangan yang terus berkelanjutan. Organisasi, mau tidak mau, menjadi masalah yang penting. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
memperkuat diri gerakan ini. Mulai dari Rembuk Mahasiswa Nasional Indonesia atau RMNI I di Bali pada Maret 1999, RMNI II di Surabaya pada Mei 1999,
ataupun front-front perjuangan mahasiswa secara nasional yang berdiri dan bubar sepanjang 1998-2001.
Sejak jatuhnya Soeharto, beberapa komite aksi menyadari kebutuhan sebuah organisasi perjuangan yang bergerak secara nasional, menyatukan perlawanan
mahasiswa bersama rakyat dengan sistematis dan terprogram. Dimulai dengan pendirian Front Nasional untuk Reformasi Total FNRT pada pertengahan Mei
1998, 11 komite aksi dari 10 kota termasuk Mahasiswa Timor Leste mencoba mengatasi persoalan gerakan secara nasional.
Usia FNRT tidak lama. Pada pertengahan 1998, FNRT bubar dengan sendirinya. Tetapi komite-komite yang pernah bergabung di dalamnya mencoba membentuk
lagi sebuah organisasi nasional, Aliansi Demokratik ALDEM pada Agustus 199
8. Mereka berhasil menerbitkan sebuah majalah “ALDEM” satu kali dan upaya menggalang aksi nasional pada tanggal 14 September dengan isu Cabut
Dwifungsi ABRI. Malang, nasibnya tak jauh dengan FNRT. Putus koordinasi menjelang Sidang Istimewa 1998.
Upaya berikutnya adalah pembentukan Front Nasional untuk Demokrasi FONDASI pada pertengahan Februari 1999. Buntunya RMNI II di Surabaya
dalam persoalan Pemilu Juni 1999 memaksa FONDASI untuk memunculkan dirinya dan mengadakan Kongres Mahasiswa di Bogor, 9-12 Juli 1999. Dari 20
komite aksi mahasiswa-rakyat, 19 di antaranya sepakat untuk membentuk sebuah organisasi nasional demi terwujudnya kesatuan perjuangan gerakan secara
nasional. Organisasi tersebut bernama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi, disingkat LMND
bisa dibaca “elemende”.
LMND sendiri lahir sebagai sebuah wadah bertujuan untuk menghancurkan sistem yang menindas hak-hak rakyat untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
yang demokratis, berkeadilan sosial dan berkedaulatan rakyat menggerakkan dan memimpin perjuangan mahasiswa., aktif ikut serta membangun gerakan rakyat
yang memperjuangkan demokrasi di Indonesia dan aktif dalam kerja-kerja solidaritas internasional untuk pembebasan rakyat tertindas.
Sampai saat ini LMND telah berhasil meluas dan hadir di 22 provinsi dan lebih dari 49 kota. Saat ini, LMND untuk komisariat Universitas Lampung menjadikan
salah satu pondokan yang ada di Kampung Baru Jalan Bumi Manti Gang Salam No. 19 B ini sebagai sekretariat. Kegiatan administrasi, diskusi-diskusi kecil dan
perumusan gerakan dilaksanakan disini dan tindakan konkretnya lebih difokuskan di luar sana, yaitu di mahasiswa dan basis gerakan lain.
Sebagai wadah gerakan yang progresif, LMND juga menamkan prinsip-prinsip pada anggotanya. Prinsip-prinsip tersebut, yaitu:
1. garis massasupel, peduli dan berkemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan kampusnya
2. kepeloporanberpola pikit progresif, lebih maju dan memiliki kemampuan menyelesaikan masalah sosial
3. sentralisme demokratikberwatak musyawarah untuk mufakat disetiap pengambilan keputusan atau penyelesaian masalah dengan mengutamakan
kepentingan mayoritas atau pihak yang dilemahkan.
B. Perjalanan Organisasi