Latar Belakang dan Masalah

1 I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Melon Cucumis melo L merupakan salah satu jenis sayuran buah yang memiliki nilai ekonomi dan prospek pasar yang cukup besar. Komoditas ini diminati oleh masyarakat dan memiliki harga yang relatif tinggi, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Data ekspor menunjukkan bahwa melon merupakan komoditas penghasil devisa kelima dari kelompok sayuran buah. Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Deptan 2009 yang dikutip oleh Sobir dan Siregar 2010, volume ekspor melon terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005 ekspor melon sebesar 321,445 ton, pada tahun 2006 sebesar 140,931 ton, dan tahun 2007 sebesar 51,624 ton dan pada tahun 2008 sebesar 39,433 ton. Pada luasan 1 hektar produktivitas rata rata mencapai 27,6 ton. Penurunan ini diduga karena peningkatan konsumsi dalam negeri yang tinggi serta kegiatan budidaya yang kurang optimal. Dari data tersebut tampak bahwa potensi konsumsi dalam negeri cukup besar tetapi tidak didukung oleh budidaya yang optimal Sobir dan Siregar, 2010. Berbagai macam pupuk kandang yang dihasilkan dari kotoran ayam, kambing, kelinci, dan sapi memiliki kandungan unsur hara baik makro maupun mikro yang dapat memperbaiki sifat fisik, biologis maupun kimia tanah. Macam-macam pupuk kandang tersebut merupakan bahan organik yang dapat digunakan untuk 2 pembenah kualitas tanah. Tanah yang mengandung bahan organik mempunyai warna yang gelap. Di samping itu, tekstur tanah yang berkaitan dengan perbandingan pasir, liat, dan debu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman melon. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi, kambing, ayam, dan kelinci umumnya berbeda dalam dekomposisinya. Kotoran sapi lebih lama terdekomposisi daripada kotoran ayam, kambing, dan kelinci Sutejo dan Kartasapoetra, 1988 yang dikutip oleh Trihastoaji, 2008. Dekomposisi dipengaruhi oleh kadar air kotoran hewan. Jika kadar air dalam kotoran hewan lebih rendah maka proses dekomposisi semakin cepat Setyamidjaja 1986, yang dikutip oleh Trihastoadji, 2008. Menurut Sajimin, Raharjo, dan Purwantari 2003, kandungan serat kasar pada kotoran kelinci sangat rendah sehingga lebih cepat terdekomposisi. Pupuk pelengkap mengandung unsur hara lengkap baik makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman agar tanaman tumbuh sehat, tahan dari hama penyakit, dan fluktuasi cuaca. Pupuk pelengkap Plant Catalyst merupakan katalisator dan berperan dalam mengefektifkan serta mengoptimalkan tanaman dalam menyerap pupuk-pupuk utama dari dalam tanah dan dari pupuk dasar NPK, SP-36, KCl, ZA, Urea, dan pupuk kandang. Plant Catalyst umumnya merupakan pupuk majemuk yang berguna untuk melengkapi penggunaan pupuk makro N, P, dan K dan menambah unsur hara lain karena kandungan utamanya adalah unsur hara mikro sehingga dapat mendukung produktivitas tanaman Tim Plant Catalyst 2006. 3 Konsentrasi pupuk yang digunakan pada setiap jenis tanaman berbeda, hal ini karena setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan susunan kimia tanah yang berbeda. Pemupukan harus dibuat lebih rasional dan berimbang berdasarkan kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan hara bagi tanaman melon itu sendiri sehingga efisiensi dalam penggunaan pupuk yang diikuti dengan produksi yang optimal Setyamidjaja, 1986 Pemberian pupuk kandang ayam menghasilkan tanggapan lebih baik dalam meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman kailan batang dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan kambing Triastoadji, 2008. Pemberian pupuk kandang sapi dan ayam meningkatkan tinggi tanaman, panjang seludang daun, jumlah seludang daun, dan bobot kering akar Rusnedi, 2005. Hasil riset tiga peneliti dari Balai Penelitian Ternak Balitnak Bogor, Sajimin, Rahardjo, dan Purwantari 2005 menyimpulkan, pupuk kandang dari kotoran kelinci berpengaruh pada pertumbuhan maupun produksi rumput P. maximum dan leguminos S. hamata setelah 6 kali panen umur 258 hari. Berdasarkan latar belakang masalah maka disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan berbagai jenis pupuk kandang memberikan pengaruh yang berbeda pada pertumbuhan dan produksi tanaman melon kultivar Sky Rocket? 2. Apakah peningkatan konsentrasi pupuk pelengkap menghasilkan kecenderungan yang meningkat atau kuadratik dalam pertumbuhan dan produksi tanaman melon kultivar Sky Rocket? 4 3. Apakah terdapat pertumbuhan dan produksi yang optimal jika penggunaan pupuk kandang disertai dengan pupuk pelengkap Plant Catalyst dalam konsentrasi yang semakin ditingkatkan dari 0 sampai 3 gl.

B. Tujuan penelitian