Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data

Tingkat pengembalian internal IRR merupakan parameter yang dipakai apakah suatu usaha mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Kriteria layak atau tidak bagi usaha peternakan ini diusahakan dengan meminjam uang biaya dari bank pada saat nilai netto sekarang Net Present Value NPV=0 Rumus yang digunakan yaitu : IRR = i 1 Keterangan : NPV 1 = Present Value positif NPV 2 = Pesent Value Negatif i l = discount faktor, jika NPV 0 i 2 = discount faktor, jika NPV 0 Kriteria investasi : Bila nilai IRR tingkat suku bunga, maka proyek layak Bila Nilai IRR tingkat suku bunga, maka proyek tidak layak Bila Nilai IRR = tingkat suku, bunga, maka proyek Break Event Point c. Net BC Net BC Ratio merupakan nilai perbandingan antara penerimaan bersih dengan biaya bersih yang diperhitungkan nilainya saat ini. Bila net BC Ratio 1, maka usaha layak untuk diusahakan dan apabila net BC 1, maka usaha tidak layak untuk dijalankan. Rumus yang digunakan: ∑ ∑ Keterangan : Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke-t Ct = Biaya Cost pada tahun ke -t i = discount factor n = Umur proyek tahun Kriteria Kelayakan: a. Bila Net BC 1, maka proyek layak. b. Bila Net BC 1, maka proyek tidak layak dilaksanakan. c. Bila Net BC = 1, maka proyek dalam keadaan break event point. d. Gross BC Ratio Gross BC Ratio adalah perbandingan antara penerimaan atau manfaat dari suatu investasi dengan biaya yang telah dikeluarkan. Rumusnya adalah : ∑ ∑ Keterangan: Bt = Penerimaan benefit pada tahun ke –t. Ct = Biaya Cost pada tahun ke –t. i = Discount factor . n = Umur proyek tahun. Net BC = Gross BC = Kriteria kelayakan Bila Gross BC 1, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Bila Gross BC 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Bila Gross BC = 1, maka proyek dalam keadaan Break Event Point. e. Payback Period Pp Payback Period merupakan penilaian investasi suatu proyek yang didasajikan pada pelunasan biaya investasi berdasajikan manfaat bersih dari suatu proyek. Rumusnya adalah: Pp = Keterangan : Pp = Payback Periode I° = Investasi awal tahun ke- 0 = Manfaat bersih yang diperoleh Kriteria kelayakannya : a. Jika masa pengembalian lebih pendek dari umur ekonomis usaha, maka proyek tersebut layak untuk dikembangkan. b. Jika masa pengembalian lebih lama dari umur ekonomis usaha, maka proyek tersebut tidak layak untuk dikembangkan.

2. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitass adalah suatu kegiatan menganalisis kembali suatu proyek untuk melihat apakah yang akan terjadi pada proyek tersebut bila suatu proyek tidak berjalan sesuai rencana. Analisis sensitivitas mencoba melihat realitas suatu proyek yang didasajikan pada kenyataan bahwa proyeksi suatu rencana proyek sangat dipengaruhi unsur-unsur ketidakpastiann mengenai apa yang terjadi di masa yang akan datang. Gittinger,1993. Dalam pelaksanaan suatu proyek, besarnya NPV, Gross BC, Net BC, IRR dan PP dipengaruhi oleh besarnya penerimaan dan biaya. Perubahan NPV, Gross BC, IRR dan PP dapat terjadi karna adanya perubahan dalam dasar- dasar perhitungan biaya dan manfaat. Dalam penelitian ini, analisis sensitivitas dilakukan pada arus penerimaan dan pengeluaran. Adapun perubahan-perubahan yang akan dikaji pada analisis sensitivitas adalah sebagai berikut : a. Kenaikan harga pakan sebesar 10. b. Penurunan harga jual telur yang sebesar 18. c. Penurunan produksi telur itik sebesar 10 Analisis sensitivitas dapat merespon keadaan pada kondisi normal dan pada kondisi dimana, ada perubahan pada berbagai faktor pakan, obat-obatan dan lain-lain. Analisis sensitivitas menggunakan metode analisis kuantitatif dan deskriptif Analisis ini menghitung kepekaaan analisis finansial NPV, IRR, Net BC dan Gross BC Ratio terhadap perubahan yang terjadi pada harga faktor produksi dan harga hasil produksi serta dampak akhimya pada kondisi kelayakan finansial usaha ternak itik. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis sensitivitas pada usaha ternak itik adalah : a. Tingkat suku bunga yang digunakan pada analisis tesis ini berdasajikan skema pembiayaan ritail KUR Kredit Usaha Rakyat BRI unit UMKM Usaha mikro Kecil dan Menengah sebesar 13 per tahun merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada usaha produktif. Sumber dana KUR berasal sepenuhnya dari dana Bank Rakyat Indonesia. Syarat calon Debitur : - Legalitas Usaha : Identitas berupa KTP dan Kartu Keluarga - Perijinan calon debitur : Ijin usaha antara lain TDP, SIUP dan SITU dapat digantikan dengan carat keterangan usaha dari lurahkepala desa. b. Analisis sensitivitas apabila tedadi perubahan kenaikan harga pakan. c. Analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan penurunan harga jual telur. d. Analisis sensitivitas terjadi bila terjadi penurunan produksi telur. e. Analisis sensitivitas terjadi bila teradi kenaikan pada rata-rata tingkat suku bunga pinjaman pada bank umum. Mengitung laju kepekaan dengan rumus sebagai berikut : X 1 -X X Laju Kepekaan = Y 1 -Y Y dengan: XI = NPVIRRNet BC Gross BCPP setelah perubahan X o = NPVIRRNet BCPP sebelum perubahan X = Rata-rata perubahan NPVIRRNet BCGross BCPP Y 1 = BiayaProduksiharga jualsukubunga setelah perubahan Y o = Biaya produksihargajual suku bunga sebelum perubahan Y = Rata-rata perubahan biaya produksiharga jualsuku bunga Kriteria: 1. Jika laju kepekaan 1, maka hasil usaha atau proyek peka atau sensitif terhadap perubahan. 2. Jika laju kepekaan 1, maka hasil usaha atau proyek tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan. X 100 X 100

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Letak Dan Luas Daerah

Kecamatan Natar terdiri dari 24 desa yaitu Desa Banda Rejo, Suka Bandung, Beranti Raya, Bumi Sari, Candi Mas, Haduyang, Haji Menna, Karang Tani, Reformasi, Mandah, Merak Batin, Muara Putih, Negara Ratu, Pancasila, Pemanggilan, Purwosari, Rejosari, Simbar, Titian Rante, Suka Banjar, Suka Damai, Umbul Jepang, Tanjung Sari dan Umbul Kates Kecamatan Natar secara administrasif berbatasan dengan: 1. Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan di sebelah Timur 2. Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pasawaran di sebelah Utara. 3. Kecamatan Negri Katon Dan Kecamatan Tegineneng di sebelah Barat. 4. Kecamatan Raja Basa Kota Bandar Lampung di sebelah Selatan. Luas wilayah Kecamatan Natar 6.312 hektar, yang terdiri dari lahan basah dan lahan kering. Pembagian luas wilayah berdasarkan tata guna tanah disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Pembagian luas lahan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan tata guna tanah. No Jenis Tanah Penggunaan Luas ha Persentase 1. Lahan Basah higasi teknis 2.550 40,4 2. Lahan Kering Tegalan ladang 1.597 25,3 Pekarangan 200 3,2 Perumahan 1.415 22,4 Lain-lain 550 8,7 Jumlah 6.312 100,00 Sumber : Kantor Kecamatan Natar, 2011. Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebagian besar lahan merupakan lahan persawahan yaitu seluas 2.550 hektar, kemudian lahan kering yang berupa perumahan, pekarangan, ladang seluas 3.212 hektar, dan lain-lain seluas 550 hektar yang terdiri dari jalan, rawa-rawa, sungai, dan kolam.

B. Topografi dan lklim

Secara umum kondisi permukaan tanah Kecamatan natar adalah datar dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah termasuk Podzolik merah kuning dan berpasir, dengan pH tanah berkisar antara. 5 sampai 6. Kecamatan Natar termasuk daerah beriklim tropik dengan suhu berkisar 28 o – 34°C. Curah hujan rata-rata 2.275 mm per tahun atau 189,583 mm per bulan. Angin bertiup dari arah Barat Laut ke Tenggara dengan kecepatan rata-rata 5 kmjam.

C. Sarana dan prasarana

Keadaan sarana dan prasarana Kecamatan Natar terbagi dalam prasarana perhubungan, pemasaran, sosial, pendidikan,, kemasyarakatan, lembaga perekonomian dan saran angkutan serta sarana komunikasi. Secara jelas keadaan sarana dan prasarana tersaji pada Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5. Jenis dan jumlah sarana di Kecamatan Natar. Sarana Jenis Jumlah buah Angkutan Truk 200 Mikrolet 5 Mobil 153 Sepeda motor 1.049 Sepeda 1.44 Becak 25 Komunikasi televisi 2.758 radio 5.780 Sumber : Kantor Kecamatan natar, 2011. Tabel 6. Jenis dan junilah prasarana di Kecamatan Natar Prasarana Jenis Jumlah Perhubungan Jalan Aspal Halus 200 km Piper Area 32,8 km Jalan Tanah 142 km Jembatan Layang 20 km Pemasaran Pasar Kota 1 Toko Saprodi Pertanian 10 Toko Alat Pertanian 1 Bank BRI 1 Lembaga Perekonomian KUD 1 Koperasi Pertanian 4 Lembaga Pertanian 1 Pendidikan Sekolah - TK 20 - SD 40 - SMP 7 - SMA 4 - Masjid 41 - Gereja 60 Sumber : Kantor Kecamatan Natar, 2011. Tabel. 5 dan 6, menunjukkan bahwa sarana dan prasarana telah cukup tersedia. Keberadaan dan kondisi prasarana perhubungan yang baik terutama, pada jalan-jalan utama memberikan akses transportasi yang lancar. Kondisi ini didukung oleh sarana transportasi yang memadai sehingga memudahkan berinteraksi dengan daerah lain. Keberadaan lembaga perekonomian, lembaga pertanian, sekolah, dan sarana komunikasi yang baik juga mempercepat proses penyampaian informasi ke masyarakat khususnya peternak.

Dokumen yang terkait

Analisis pendpatan dan efisiensi biaya usaha pada usaha ternak itik petelur di desa Modopuro Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto

0 18 70

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

10 119 159

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

0 29 12

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL DAN PEMASARAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 9 10

FINANCIAL FEASIBLITY ANALYSIS AND MARKETING OF COCONUT SUGAR AGROINDUSTRY IN NATAR DISTRICT SOUTH LAMPUNG

0 7 17

PRIMARY SCHOOL TEACHER PERFORMANCE EVALUATION IN LEARNING IN NATAR DISTRICT SOUTH LAMPUNG REGENCY EVALUASI KINERJA GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 6 105

DESKRIPSI INDUSTRI KERAJINAN SULAM USUS DI DESA NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

4 24 46

Analisis Profitabilitas dan Kelayakan Finansial Usaha Ternak Itik Petelur di Kabupaten Sragen.

0 0 15

KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PENGGILINGAN PADI DI KECAMATAN TANJUNG LAGO BANYUASIN SUMATERA SELATAN FINANCIAL FEASIBILITY OF RICE MILLING BUSINESS IN TANJUNG LAGO BANYUASIN DISTRICT, SOUTH SUMATRA

0 0 6

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL BUDIDAYA INTENSIF TANAMAN PALA DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS (The Financial Feasibility Analysis Of Nutmeg Intensive Cultivation in Gisting District of Tanggamus Regency) Dwi Apriliansyah Astanu, R Hanung Ismono, No

0 0 8