Pembentukan Sikap Fungsi Sikap
32 umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu Komalasari, 2011: 54. Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran Suyadi, 2013: 15. Oleh karena itu, pendekatan dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa student centered approach dan pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada
guru teacher centered approach. Implementasi kurikulum 2013 dapat dilakukan dengan berbagai
pendekatan antara lain pendekatan kontekstual contextual teaching and learning, bermain peran, pembelajaran partisipatif participative teaching
and learning, belajar tuntas mastery learning, dan pembelajaran konstruktivisme contructivism teaching and learning Mulyasa, 2013:
109. Selain itu, kurikulum 2013 juga mengamanatkan esensi pendekatan scientific dalam pembelajaran sebagai pengembangan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan. Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan scientific dalam
pembelajaran yang diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
siswa. Pendekatan scientific dapat disebut juga dengan pendekatan ilmiah. Oleh karena itu,
pada pendekatan ini pembelajaran merupakan proses ilmiah. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-
nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti
berikut ini: 1.
Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
33 dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-
kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2.
Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau
penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3.
Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. 4.
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari
materi pembelajaran. 5.
Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6.
Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun
menarik sistem penyajiannya. Kemendikbud: 2013
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pendekatan scientific adalah suatu konsep dasar sebagai titik tolak dalam
perumusan proses pembelajaran yang akan ditempuh dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah.