Teori Belajar dan Pembelajaran

24 laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh impulsif dari dasar laut Bakornas PB, 2007: 59. Terjadinya tsunami dapat dipicu oleh berbagai macam gangguan berskala besar yang dialami oleh air laut misalnya gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor, maupun jatuhnya meteor ke bumi. Gelombang tsunami selain memakan korban jiwa, juga mampu memporakporandakan berbagai fasilitas umum seperti jembatan, jalan, dan bangunan yang dilewatinya yang dapat mengakibatkan kegiatan ekonomi terganggu. Sumber-sumber air bersih pun akan tercemar oleh air laut. Berbagai macam penyakit kerap muncul seperti diare dan infeksi saluran pernafasan dikarenakan banyaknya genangan air yang bercampur dengan lumpur dan zat-zat yang dapat berbahaya lainnya. Masih segar dalam ingatan kita tsunami yang terjadi di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004. Tsunami tersebut memakan banyak korban dan kerugian material lainnya serta hampir seluruh bangunan di Aceh rusak di hantam oleh tsunami tsunami tersebut terjadi akibat gempa tektonik di dasar laut dengan kekuatan 9,3 skala richter yang berpusat di sebelah utara Pulau Simeulue 3,298°LU dan 95,779°BT atau kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh dengan kedalaman 10 km Novikasari, 2007: 20. Peristiwa tsunami yang telah terjadi merupakan wake up call bagi bangsa Indonesia untuk mengerti arti penting tanggap terhadap bencana. Terungkap juga kenyataan bahwa kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat masih sangat rendah terhadap hal bencana. Banyaknya jumlah korban bencana di Indonesia menunjukkan bahwa kita belum memiliki kesadaran tanggap terhadap segala macam bencana. Karena itu, pemahaman terhadap bencana alam dan upaya mitigasinya sangat penting hal ini bertujuan untuk 25 mengurangi atau meniadakan korban jiwa dan kerugian yang ditimbulkan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa tsunami adalah gelombang laut yang tinggi yang disebabkan oleh berbagai macam gangguan skala besar dari dasar laut seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor di bawah laut, maupun jatuhnya meteor ke bumi.

C. Keterampilan Mitigasi

Peristiwa bencana tidak mungkin dihindari, tetapi yang dapat kita lakukan adalah memperkecil terjadinya korban jiwa, harta maupun lingkungan. Banyaknya korban jiwa maupun harta benda dalam peristiwa bencana yang selama ini terjadi lebih sering disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman pemerintah maupun masyarakat terhadap potensi kerentanan bencana serta upaya mitigasinya. Penanggulangan bencana bukan hanya berbentuk respon tanggap darurat, tetapi juga dilakukan pada saat pra dan pascabencana. Membangun kesadaran dan memberikan pelatihan keterampilan menghadapi bencana alam bagi masyarakat merupakan hal penting. Mitigasi merupakan bagian kegiatan dari pra bencana. Kegiatan pra bencana inilah yang sering dilupakan, padahal justru kegiatan ini sangat penting karena apa yang sudah dipersiapkan pada tahap ini merupakan modal dalam menghadapi bencana dan pasca bencana. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Dokumen yang terkait

THE IMPLEMENTATION OF SCIENTIFIC APPROACH THAT CONTAIN ALERT CHARACTER TO INCREASE MITIGATION SKILL AND STUDENT SOCIAL ATTITUDE IN TSUNAMI DISASTER UNSAFE AT THE STUDENTS OF IIIA CLASS OF SDN 5 PESISIR TENGAH PESISIR BARAT REGENCY ACADEMIC YEAR 2013/2014

0 10 120

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERMUATAN KARAKTER SIAP SIAGA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MITIGASI DAN SIKAP SOSIAL DI WILAYAH RAWAN BENCANA ALAM TSUNAMI PADA SISWA KELAS IIIA SDN 5 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 75

KENDALA PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI 1 PESISIR TENGAH KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 8 60

PENERAPAN MODEL EXCLUSIVE UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KESIAPSIAGAAN BENCANA DAN SIKAP SOSIAL DI WILAYAH RAWAN BENCANA TSUNAMI SISWA KELAS III A SD NEGERI 5 PESISIR TENGAH

0 15 81

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MITIGASI BENCANA DAN SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS IIIA SDN 1 PASAR KRUI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 76

PENERAPAN MODEL EXCLUSIVE DENGAN METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MITIGASI DI WILAYAH RAWAN BENCANA LONGSOR PADA SISWA KELAS III SDN 2 GUNUNG KEMALA TIMUR

0 9 104

PENERAPAN MODEL EXCLUSIVE DENGAN METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MITIGASI DI WILAYAH RAWAN BENCANA LONGSOR PADA SISWA KELAS III SDN 2 GUNUNG KEMALA TIMUR

0 6 181

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MITIGASI BENCANA DAN SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS IIIA SDN 1 PASAR KRUI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 78

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MITIGASI BENCANA DAN SIKAP SOSIAL PADA SISWA KELAS IIIA SDN 1 PASAR KRUI KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 7 218

MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR LAMPUNG Dwi Jokowinarno

0 0 8