52
c. Pengamatan
Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung,
peneliti sebagai guru dan teman sejawat beserta guru sebagai observer: 1
Mengamati sikap sosial melalui lembar observasi dan keterampilan mitigasi melalui lembar penilaian untjuk kerja yang telah disiapkan.
2 Mengamati kinerja guru menggunakan lembar observasi yaitu untuk
melihat kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. 3
Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
Data yang diperoleh akan diolah, digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus
yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus berikutnya.
d. Refleksi
Dalam tahap refleksi, peneliti: 1
Menganalisis hasil pengamatan terhadap keterampilan mitigasi dan sikap sosial. Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui
sejauhmana peningkatan keterampilan mitigasi dan sikap sosial peserta didik melalui penerapan pendekatan scientific bermuatan
karakter siap siaga. 2
Merenungkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang tidak diharapkan atau yang
diharapkan.
53 3
Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran berlangsung.
4 Jika hasil analisis belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian,
maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
100
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV, maka dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian tindakan kelas yang diterapkan di kelas IIIA SDN 5 Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat tahun pelajaran 20132014
pada pembelajaran tematik pada tema menjaga kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut.
1. Penerapan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga dapat
meningkatkan keterampilan mitigasi siswa. Pada siklus I rata-rata nilai keterampilan mitigasi sebesar 62,84 dengan kategori cukup baik, siklus II
mencapai 71,51 dengan kategori baik, dan siklus III mencapai 81,29 dengan kategori sangat baik. Dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 8,67 dan dari siklus II ke siklus III sebesar 9,78. Apabila dilihat dari persentase ketuntasan klasikal keterampilan mitigasi pada siklus
I sebesar 46,43, siklus II sebesar 71,43, dan siklus III sebesar 89,29. 2.
Penerapan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga dapat meningkatkan sikap sosial siswa. Pada siklus I rata-rata nilai sikap sosial
sebesar 71,26 dengan kategori baik, siklus II mencapai 79,30 dengan kategori baik, dan siklus III mencapai 86,05 dengan kategori sangat baik.
Dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 8,04
101 dan dari siklus II ke siklus III 6,75. Apabila dilihat dari persentase
ketuntasan klasikal sikap sosial pada siklus I sebesar 46,43, siklus II sebesar 75, siklus III sebesar 92,86.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, peneliti memberikan
saran dalam menerapkan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga pada pembelajaran tematik, antara lain:
1. Bagi Siswa
Siswa hendaknya jangan takut untuk menyampaikan pendapat, bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan dari guru, dan berdiskusi dengan
kelompok maupun kelas. Partisipasi siswa dalam segala aktivitas di kelas atau keaktifan siswa dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan dalam
pembelajaran. 2.
Bagi Guru Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru sebagai pelaksana
dalam menerapkan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga. Secara umum hal-hal yang perlu persiapkan yaitu kelengkapan perangkat
pembelajaran pemetaan, silabus, RPP, dan instrument penilaian maupun penunjang pelaksanaan pembelajaran LKS, bahan ajar, dan media. Secara
khusus dalam penerapan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga hendaknya guru perlu memperhatikan yaitu aktivitas siswa dalam diskusi
kelompok dan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, pertanyaan, maupun jawaban.
102 3.
Bagi SDN 5 Pesisir Tengah Pendidikan sangat dibutuhkan dalam mengikuti perubahan dan
perkembangan dunia. Inovasi dalam pembelajaran perlu dilakukan mengingat dunia pendidikan terus mengalami peningkatan. Pembelajaran
perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta potensi alam yang ada di lingkungannya. Seperti pembelajaran tematik dengan menerapkan
pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga serta pengoptimalan sarana dan prasarana.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk dapat lebih berinovasi dalam pembelajaran.
Penerapan pendekatan scientific bermuatan karakter siap siaga dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah-sekolah yang rawan bencana
lainnya sebagai penanaman pengetahuan dan pembentukan karakter siap dan siaga siswa terhadap bencana alam.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, dkk,. Laporan Kemajuan Kegiatan Penelitian Strategi Nasional Tahun Anggaran 2012 Pengembangan Model Pembelajaran Tematik
Berorientasi Pendidikan Karakter Untuk Menumbuhkan Disaster Literacy dan Disaster Awareness Bagi Siswa di SekolahDasar di Wilayah Rawan
Bencana. Bandar Lampung: Lembaga Penelitian Universitas Lampung.
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk SD, SLB dan TK. Bandung:
Yrama Widya Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana. 2007. Pengenalan
Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Mitigasi Lakhar BAKORNAS PB.
BNPB.2012. Menuju Indonesia Tangguh Menghadapi Tsunami. Jakarta: BNPB. Dani, Irfan. 5 Maret 2013. Pengertian Karakter. 5 Mei 2014. Pustaka.pandani.
web.id201303pengertian-karakter.html?m=1 Fathurrahman, Pupuh, dkk,. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter.
Bandung: Refika Aditama. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Herdwiyanti, Fima dan Sudaryono. 2013. Perbedaan Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana Ditinjau dari Tingkat Self-Efficacy pada Anak Usia Sekolah Dasar di Daerah Dampak Bencana Gunung Kelud. JURNAL
Psikologi Kepribadian dan Sosial Volume 2. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.