D. Peluang dan Tantangan Usaha Mikro dan Kecil
Identifikasi dan pemilihan prioritas apa yang akan diambil tergantung pada analisis situasi yang akan dihadapi pihak pembuat kebijakan. Beberapa indikator
kinerja yang dapat dipergunakan untuk dapat menentukan industri kecil unggulan. Sebagai indikator tersebut adalah banyaknya unit usaha, produktifitas
tenaga kerja, nilai tambah penyerapan tenaga kerja, dan kategori potensial untuk ekspor atau tidak Mudrajad Kuncoro, 2004;194.
Tabel 4. Peluang dan Tantangan Usaha Mikro dan Kecil
Peluang Tantangan
Membuat kebijakan yang lebih adil dan transparan bagi semua usaha
yang bergerak di sektor apapun Membantu usaha dan upaya
pemerintah dalam membangun pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi Meningkatkan kompetensi lokal
dan nasional atas produk-produk unggulan yang berkualitas dan
dapat bersaing dengan produk luar Memudahkan melakukan berbagai
kebijakan baru yangberhubungan dengan usaha pemulihan,
perubahan, dan peningkatan kebijakan ekonomi
Menyediakan dan membuka lapangan usaha dan kerja baru bagi
masyarakat Mengatasi masalah pengangguran
yang menjadi beban pemerintah Memperbanyak peraturan hukum disemua
jenis sektor usaha secara adil dan proporsional tanpa melakukan
diskriminatif Meyediakan dana dalam jumlah yang
relative besar bagi pengembangan usaha ini agar konsisten menjalankan usaha
Menegakkan budaya formal-institusional dalam organisasi usaha mikro dan kecil
yang menjalankan organisasi usaha secara tradisional
Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dan pengetahuan kepada
pemilik dan pekerja usaha mikro dan kecil Membuat kebijakan yang melindungi
usaha mikro dan kecil dengan menjamin pasar lokal dari masuknya produk non
lokal Meyediakan para penyidik yang
mempunyai kualitas dan kapabilitas yang memadai dibidangnya
Peluang Tantangan
Adanya dorongan akselerasi kemandiarian terhadap
ketergantungan financialutang pada pihak luar negeri
Dapat bekerja sama dengan pihak ketiga dalam membantu masalah
pendanaan usaha yang dikelola Tumbuhnya usaha mikro dan kecil
secara cepat dan merata dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat Dapat membentuk jaringan pasar
yang lebih luas secara lokal maupun regional
Meningkatkan hubungan kerja sama yang lebih mencerminkan
komponen biaya proses produksi dan hasil produksi yang lebih rill
Melakukan kerja sama produksi antara usaha besar dengan usaha
mikro dan kecil untuk memenuhi permintaan
Memperbanyak jenis-jenis produksi yang dihasilkan oleh
usaha mikro dan kecil dalam suatu industri.
Memberikan kemudahan fasilitas institusional dan prosedural pinjaman
dana usaha ini terhadap lembaga perbankan
Melakukan usaha dan upaya pendidikan dan pelatihan pelaporan atas usaha yang
dikelola dan manfaatnya Mempermudah usaha dan upaya untuk
memiliki dan hokum usaha melalui kebijkan yang adil dan transparan
Membentuk lembaga pengembangan produk yang menyediakan fasilitas dan
informasi pasar yang dapat membuka peluang secara lebih luas dan beragam
Membuat kebijakan yang menetapkan system dan modal pengupahan yang adil
dan wajar bagi bagi setiap pelaku ekonomi Membuat kebijakan yang
memprioritaskan peningkatan produksi terhadap produk-produk usaha mikro dan
kecil dalam suatu industry Menyediakan dana atau anggaran untuk
membantu usaha mikro dan kecil dalam penelitian dan pengembangan produk
Sumber : soeratno, et al. 2001
E. Teori Ekonomi Kelembagaan
Dalam kajian historis akar dari Teori Kelembagaan sendiri sesungguhnya sudah dimulai sejak lama, terutama ahli kelembagaan dari tradisi AS American
Institutionalist Tradition seperti: Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, John R.