Film Porno Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Sejarah

digambarkan lebih besar dan lebih lebar, biasanya organ genital digambarkan dengan sangat jelas. Dalam lukisan Shunga, pelukis menyertakan sebuah script pendek yang berupa dialog tokoh yang dilukiskan. Script ini biasanya berisi rangsangan seksual secara verbal agar menciptakan gairah seksual bagi orang yang melihatnya. Di masa Edo ditemukan juga lukisan Shunga yang menampilkan “model” orang barat. Salah satu pelukis Shunga yang terkenal yaitu Katsushika Hokusai. Karya-karya Hokusai yang terkenal antara lain The Dream of the Fisherman’s Wife 1814 dan The Adonist Plant 1815. Ditemukan pula banyak karya literatur erotik yang ditemukan di banyak negara seperti Kama-Sutra, sebuah literatur Sanskrit dari abad ke-5 yang merupakan sebuah seni dalam bercinta. Kama-sutra menggambarkan jenis-jenis gerakan dalam bercinta. Diyakini bahwa gerakan-gerakan tersebut merupakan sebuah bentuk komunikasi kepada dewa melalui proses bercinta. Lalu ada Ghazal sebuah syair Persia, Chin p’ing sebuah novel klasik Cina dari abad ke-16, Venus and Adonis karya seniman tersohor William Sakhespere, serta karya D.H Lawrence yang berjudul Chatterley’s Lover. Pornografi Modern Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, pornografi juga seakan berdinamisasi dengan teknologi yang ada. Di era cyber yang dikuasai teknologi ini, berbagai media hiburan seperti film, media cetak majalah, musik juga ikut berkembang. Di segala aspek yang berkembang itu, pornografi juga ikut merasuk di dalamnya.

1. Film Porno

Film porno pertama diproduksi tak lama setelah ditemukannya proyektor gambar bergerak pada tahun 1895. Dua orang yang menjadi pionir dalam dunia pornografi adalah Eugēne Pirou dan Albert Kirchner dari Perancis. Mereka mengarahkan film porno pertama di bawah merek dagang Lēar. Film-film karya Pirou dan Kirchner menginspirasi pembuat film Perancis lainnya untuk membuat film yang menampilkan wanita-wanita yang menanggalkan pakaiannya karena film jenis ini merupakan hal baru dan menjanjikan keuntungan yang besar. Menurut Patrick Robertson dalam bukunya Film Facts, film porno paling awal yang diketahui pembuatannya yaitu film berjudul A’Lecu d’Or ou la bonne auberge yang dibuat di Perancis pada tahun 1908. Film ini menceritakan seorang tentara yang kelelahan kemudian bercinta dengan seorang pelayan perempuan di sebuah penginapan. Setelah diteliti lebih jauh lagi, pada tahun 1907 telah dibuat film berjudul El Satario yang dibuat di Argentina. Kemudian berdasarkan penelitian Robertson diketemukan lagi “artefak” film porno dari Jerman yang berjudul Am Abend 1910 yaitu sebuah film berdurasi sepuluh menit yang dimulai dengan adegan seorang wanita yang memuaskan dirinya sendiri di kamar dan kemudian berganti scene saat wanita tersebut berhubungan seks dengan seorang pria dengan melakukan fellatio foreplay dan penetrasi anal. Pada masa-masa awal tersebut film porno masih sangat jarang diketahui di muka publik. Robertso mencatat bahwa film-film porno tertua yang masih ada tersimpan dalam Kinsey Collection di Amerika Serikat. Pada tahun 1970 dibuat Mona The Virgin Nymph, film porno pertama yang memiliki plot cerita dan dibuat secara terbuka banyak publik tahu dan telah diedarkan di bioskop-bioskop Amerika Serikat. Satu tahun kemudian muncul sebuah film porno berjudul The Boys in the Sand. Film ini menjadi yang pertama dalam beberapa hal mengenai publikasi seksual. Film ini juga yang pertama dalam menampilkan adegan porno homoseksual. Film ini juga yang pertama mencantumkan nama-nama kru film walaupun banyak nama kru yang disamarkan. Pada tahun 1972 juga muncul film porno yang dikenal luas berjudul Deep Throat. Pertengahan hingga akhir tahun 1980-an disebut sebagai “The Golden Age of Porn” karena mulai banyak aktor dan aktris porno yang mulai terkenal di masyarakat. Dave Thompson merupakan salah satu orang yang berusaha mendokumentasikan film porno secara ilmiah. Hasilnya terlihat pada film dokumenternya yang berjudul In Black and White and Blue 2008. Thompson menceritakan banyak bukti bahwa industri film porno pertama kali muncul di Buenos Aires dan kota-kota di Amerika Latin lainnya saat pergantian abad. Dari Amerika Latin tersebut lalu film-film pornografi mulai menyebar ke seluruh Eropa. Di daratan Asia Jepang masih menjadi pionir utama dalam pembuatan film porno. Jepang terkenal dengan JAV Japan Adult Vudeo yang merupakan rumah produksi berbagai video porno. Untuk film layar lebar, Jepang menyebut film bergenre porno dengan sebutan Pink Eiga. Pink Eiga mulai muncul pada awal tahun 60-an setelah sebelumnya sangat dilarang oleh Restorasi Meiji. Namun JAV lebih banyak disoroti publik karena aksesnya yang mudah dan lebih banyak produksinya. JAV sendiri dilegalkan di Jepang dengan cara menyensor setiap adegan yang menunjukan organ-organ genital.

2. Majalah