Pengukuran Kinerja Pegawai SDM
ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator masukan inputs, keluaran outputs, hasil outcomes, manfaat benefits dan dampak impacts.
Lebih lanjut LAN-RI mendefinisikan indikator maskan inputs adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia,
informasi, kebijakan ataupun peraturan perundang-undangan dan sebagainya. Indikator keluaran outputs adalah suatu yang dicapai dari suatu kegiatan yang
dapat berupa fisik maupun non fisik. Indikator hasil outcomes adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka
menengah efek langsung. Indikator manfaat benefits adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan. Indikator dampak impacts
adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indicator berdasarkan asumsi yang ditetapkan.
Penetapan indikator kinerja menurut LAN-RI, yaitu merupakan proses identifikasi
dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan dan pengelolahan data atau informasi untuk menentukan kinerja kegiatan, program, danatau
kebijakan. Penetapan indikator kinerja harus didasarkan pada masukan inputs, keluaran outputs, hasil outcomes, manfaat benefits, dan dampak impacts.
Dengan demikian indikator kinerja dapat digunakan untuk mengevaluasi tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan indikator kinerja, yaitu:
1. Spesifik dan jelas; 2. Dapat terukur secara objektif baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif;
3. Dapat menunjukan pencapaian keluaran, hasil, manfaat dan dampak; 4. Harus cukup fleksibel dan sensitive terhadap perubahan, dan
5. Efektif yaitu dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis datanya secara efisien dan efektif.
Simamora dalam Mangkunegara 2005:14 mengatakan bahwa kinerja pegawai
diukur dari beberapa faktor, antara lain: 1.
Faktor individual yang terdiri dari: a
Kemampuan dan keahlian b
Latar belakang c
Demografi 2.
Faktor Psikologis yang terdiri dari: a
Persepsi b
Attitude c
Personality d
Pembelajaran e
Motivasi 3.
Faktor Organisasi yang terdiri dari: a
Sumber daya b
Kepemimpinan c
Penghargaan d
Struktur e
Job design
Standar pekerjaan dapat ditentukan dari isi suatu pekerjaan, dapat dijadikan
sebagai dasar penilaian setiap pekerjaan. Untuk memudahkan penilaian kinerja karyawan, standar pekerjaan harus dapat diukur dan dipahami secara jelas. Suatu
pekerjaan dapat
diukur melalui
jumlah, kualitas,
ketepatan waktu
mengerjakannya, kehadiran, kemampuan bekerja sama yang dituntut suatu pekerjaan tertentu, Bangun, 2012: 233
1. Jumlah Pekerjaan.
Dimensi ini menunjukkan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaan. Setiap
pekerjaan memiliki persyaratan yang berbeda sehingga menuntut karyawan harus memenuhi persyaratan tersebut baik pengetahuan,
keterampilan, maupun kemampuan yang sesuai. Berdasarkan persyaratan pekerjaan tersebut dapat diketahui jumlah karyawan yang dibutuhkan
untuk dapat mengerjakannya, atau setiap karyawan dapat mengerjakan beberapa unit pekerjaan.
2. Kualitas Pekerjaan.
Setiap karyawan dalam perusahaan harus memenuhi persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu
pekerjaan tertentu. Setiap pekerjaan mempunyai standar kualitas tertentu yang harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat mengerjakannya sesuai
ketentuan. Karyawan memiliki kinerja baik bila dapat menghasilkan pekerjaan sesuai persyaratan kualitas yang dituntut pekerjaan tersebut.
3. Ketepatan Waktu.
Setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda, untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki
ketergantungan atas pekerjaan lainnya. Jadi, bila pekerjaan pada suatu bagian tertentu tidak selesai tepat waktu akan menghambat pekerjaan pada
bagian lain, sehingga mempengaruhi jumlah dan kualitas hasil pekerjaan. Demikian pula, suatu pekerjaan harus diselesaikan tepat waktu karena
karena batas waktu pesanan pelanggan dan penggunaan hasil produksi. Pelanggan sudah melakukan pemesanan produk sampai batas waktu
tertentu. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, pihak perusahaan harus menghasilkannya tepat waktu. Suatu jenis produk tertentu saja, ini
menuntut agar dpat digunakan sampai batas tertentu saja, ini menuntut agar diselesaikan tepat waktu, karena akan berpengaruh atas
penggunaannya. Pada dimensi ini, karyawan dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
4. Kehadiran.
Suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran karyawan dalam mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. Ada tipe pekerjaan yang
menuntut kehadiran karyawan selama delapan jam sehari untuk lima hari kerja seminggu. Kinerja karyawan ditentukan oleh tingkat kehadiran
karyawan dalam mengerjakannya. 5.
Kemampuan Kerja Sama. Tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan saja.
Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang karyawan atau lebih, sehingga membutuhkan kerja sama antarkaryawan
sangat dibutuhkan. Kinerja karyawan dapat dinilai dari kemampuannya bekerjasama dengan rekan sekerja lainnya.
Hasibuan dalam Mangkunegara 2005: 17 mengemukakan bahwa aspek-aspek yang dinilai kinerja mencakup sebagai berikut: 1. Kesetiaan; 2. Hasil kerja;
3. Kejujuran; 4. Kedisiplinan; 5. Kreativitas; 6. Kerjasama; 7. Kepemimpinan; 8. Kepribadian; 9. Prakarsa; 10. Kecakapan; dan 11.
Tanggung Jawab. Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas maka dalam konteks
penelitian ini konsep yang akan digunakan untuk mengukur kinerja pegawai adalah konsep yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi PTPN VII dan
berdasarkan data empiris di lapangan actionable causes, yaitu faktor individual, faktor psikologis, dan faktor organisasi.