Krim Bahan-bahan Dalam Krim Anti-Aging

15

2.4 Anti-aging

Sesuai dengan asal katanya, anti berarti menahan atau melawan, sementara aging berarti penuaan, apabila diartikan anti-aging adalah menahan atau melawan terjadinya penuaan. Anti-aging merupakan suatu proses untuk mencegah atau memperlambat efek penuaan supaya seseorang terlihat lebih segar, cantik, dan awet muda Kelly, 2010. Kosmetik anti-aging pada umumnya berupa bahan aktif yang mengandung antioksidan untuk melindungi kulit dari efek radikal bebas Muliyawan dan Suriana, 2013.

2.4.1 Antioksidan

Merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa ini mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi, dengan cara mencegah terbentuknya radikal. Antioksidan juga merupakan senyawa yang dapat meghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif, akibatnya kerusakan sel akan dihambat Winarsi, 2007

2.5 Krim

Krim didefinisikan sebagai bentuk sediaan setengah padat, diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air untuk penggunaan kosmetika Ditjen POM, 1995. Secara garis besar krim terdiri dari 3 komponen yaitu bahan aktif, bahan dasar dan bahan pembantu. Bahan dasar terdiri dari fase minyak dalam fase air yang dicampur dengan penambahan bahan pengemulsi emulgator kemudian akan membentuk basis krim. Menurut kegunaannya krim anti-aging digolongkan dalam kosmetik perawatan Muliyawan dan Suriana, 2013. 16

2.6 Bahan-bahan Dalam Krim Anti-Aging

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti-aging adalah sebagai berikut: a. Propilen glikol Propilen glikol adalah salah satu bahan pembantu dalam formulasi sediaan semi padat yang berfungsi sebagai kosolven Reynolds, 1982. Propilen glikol digunakan sebagai emulsifier untuk menstabilkan dua atau lebih campuran yang tidak bercampur. Digunakan dalam industri kosmetik dimana minyak dan air harus dicampur untuk menghasilkan krim Chatterje dkk, 2011 b. Trietanolamin Trietanolamin berupa cairan kental jernih berwarna kuning pucat sampai tidak berwarna, berbau amoniak yang samar. Bahan ini banyak digunakan pada formulasi sediaan topikal terutama sebagai emulgator. Trietanolamin jika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat akan membentuk sabun anionik yang dapat berfungsi sebagai pengemulsi untuk membentuk emulsi minyak dalam air yang stabil. Konsentrasi yang biasa digunakan untuk mengemulsikan asam stearat adalah 8 – 20 Reynolds, 1982. c. Setil alkohol Setil alkohol berbentuk granul, butiran atau kubus yang seperti lilin. Setil alkohol banyak digunakan pada formulasi topikal sebagai emolien, emulgator lemah dan sebagai peningkat konsistensi. Sebagai bahan peningkat konsistensi setil alkohol digunakan sebesar 2 – 10 Lieberman dkk, 1994. 17 d. Asam stearat Asam stearat berbentuk serbuk padatan mengkilat atau kristal berwarna putih atau kekuningan. Pada formulasi topikal konsentrasi asam stearat yang biasa digunakan berkisar antara 1 – 20. Larut dalam etanol, heksan dan propilen glikol Reynolds, 1982 e. Nipagin Nipagin berbentuk kristal tidak berwarna atau putih yang tidak berbau. Digunakan secara luas sebagai pengawet pada kosmetika, produk makanan dan formulasi farmasetika. Dapat digunakan secara tunggal, atau kombinasi dengan paraben lain. Kekuatan pengawet meningkat dengan penambahan propilen glikol 2 – 5 . Penggunaan topikal nipagin berkisar antara 0,02 – 0,3. Sukar larut dalam air, larut dalam air panas, mudah larut dalam alkohol, aseton dan propilen glikol Reynolds, 1982

2.7 Skin Analyzer