Akar Radix Biji Semen Bunga Flos Fungsi Minyak Atsiri bagi Manusia

Bangun daunnya circumscriptio adalah lanset lanceolatus, ujungnya apex adalah runcing acustus pangkalnya basis folii adalah meruncing acuminatus, susunan tulang daunnya nervatio adalah menyirip penninervis, tepi daunnya margo adalah rata integer, dan daging daunnya intervenium adalah seperti kertas, tipis tetapi cukup tegar papyraceus dan daunnya ini berwarna hijau. Daun, bunga dan tangkainya mengandung minyak cengkeh yang banyak disenangi orang karena baunya yang khas. Bunga dan buahnya muncul pada ujung rantingnya Tjitrosoepomo, 1985.

b. Batang Caulis

Batang dari pohon cengkeh biasanya memiliki panjang 10-15 m. Batang berbentuk bulat teres, permukaan batangnya kasar biasanya memiliki cabang- cabang yang dipenuhi banyak ranting atau dapat dikatakan lebat rantingnya. Arah tumbuh batangnya tegak lurus erectus dan cara percabangan dari rantingnya dapat dikatakan monopodial karena masih dapat dibedakan antara batang pokok dan cabangnya. Lalu arah tumbuh cabangnya adalah condong ke atas patens. Selain itu pohon cengkeh dapat bertahan hidup hingga puluhan tahun Najiyati dan Danarti, 1991.

c. Akar Radix

Cengkeh memiliki empat jenis akar, yaitu akar tunggang, akar lateral, akar serabut, dan akar rambut. Akar tunggang dan akar lateral mempunyai ukuran yang relatif besar. Bedanya, akar tunggang tumbuh lurus ke bawah dan sedikit bercabang, sedangkan lateral tumbuh menyamping dan bercabang Najiyati dan Danarti, 1991. Universitas Sumatera Utara

d. Biji Semen

Pohon cengkeh mampu menghasilkan biji setelah penanaman 5 tahun. Bijinya terdiri dari kulit spermodermis, tali pusar funiculus dan inti biji nukleus seminis. Walaupun dalam jangka 20 tahun masih dapat menghasilkan biji, biji ini dapat dikatakan sudah tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan kualitasnya telah menurun dan tidak dapat digunakan lagi untuk industri, misal rokok Najiyati dan Danarti, 1991.

e. Bunga Flos

Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun flos terminalis dengan tangkai pendek dan bertandan bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai bunga. Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai pedicellus, ibu tangkai pedunculus dan dasar bunga repectaculum. Bunga cengkeh adalah bunga tunggal unisexualis jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan flos masculus dan betina flos femineus. Dasar bunganya repectaculum menjadi pendukung benang sari dan putik. Bunga cengkeh ini termasuk dalam setangkup tunggal maksudnya hanya bisa dibagi oleh satu bidang simetri menjadi 2 bagian. Wrna bunganya akan berubah- ubah sesuai umur pohonnya. Saat masih muda bunga cengkeh berwarna keungu - unguan , kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan dan jika sudah tua menjadi merah kecoklatan Tjitrosoepomo, 1985. Universitas Sumatera Utara

f. Buah Fructus

Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan saat sudah mekar berwarna merah . Buahnya termasuk buah semu karena ada bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah Tjitrosoepomo, 1985.

2.1.3 Taksonomi Tanaman

Taksonomi tanaman cengkeh menurut Tjitrosoepomo 1994. Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Subkelas : Dialypetalae Bangsa : Myrtales Suku : Myrtaceae Marga : Eugenia Spesies : Eugenia caryophillata

2.1.4 Jenis- jenis Tanaman

Di Indonesia banyak sekali ditemukan tipe-tipe cengkeh yang satu sama lainnya sulit sekali dibedakan. Misalnya cengkeh tipe ambon, tipe raja, tipe cengkeh sakit, tipe indari, tipe dokiri, cengkeh afo dan tauro. Perkawinan antara berbagai tipe itu membentuk tipe-tipe baru sehingga tipe-tipe cengkeh di Indonesia sangat sulit digolongkan. Secara keseluruhan, Cengkeh di Indonesia dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu “si putih”, ”si kotok”, “zanzibar”, dan “ambon”. Universitas Sumatera Utara 1. Cengkeh si putih Daun cengkeh si putih berwarna hijau muda kekuningan dengan helaian daun relatif lebih besar. Cabangnya jarang, sehingga kelihatan kurang rindang. Mahkota berbentuk bulat atau agak bulat. 2. Cengkeh si kotok Daun cengkeh si kotok mulanya berwarna hijau muda kekuningan kemudian berubah menjadi hijau tua dengan permukaan licin dan mengkilap. Helaian daunnya agak langsing dengan ujung agak membulat. Adaptasinya dan produksinya lebih baik dari pada si putih tetapi lebih rendah dari zanzibar, dengan kualitas sedang. 3. Cengkeh tipe zanzibar Tipe ini merupakan tipe cengkeh terbaik. Sangat dianjurkan karena daya adaptasi yang luas, produksi tinggi dan berkualitas baik. Daunnya awalnya berwarna merah muda, kemudian berubah menjadi hijau tua mengkilap pada permukaan atas dan hijau pucat memudar pada permukaan bawah 4. Cengkeh tipe ambon Tipe cengkeh ini tidak dianjurkan untuk ditanam, karena produksi dan daya adaptasinya rendah, serta kualitas hasil yang kurang baik. Daun yang muda berwarna rosa muda atau hijau muda lebih muda dari pada zanzibar. Daun yang tua permukaan atasnya berwarna hijau tua dan kasar, sedang permukaan bawah berwarna hijau keabu-abuan Najiyati dan Danarti, 1991. Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Budidaya Tanaman

Tanaman cengkeh yang baru ditanam di areal tanam tidak tahan terhadap kekeringan. Untuk mengatasinya, penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan dan dilakukan pada pagi hari atau sore hari, agar penguapan dapat ditekan serendah mungkin sehingga tanaman tidak layu. Lubang tanam yang semula ditutup, digali dengan ukuran yang sedikit kecil. Kemudian bibit tanaman cengkeh dimasukkan ke dalam lubang sampai batas leher. Pemeliharaan kebun dan tanaman cengkeh meliputi berbagai aspek yaitu : pemupukan, penggemburan tanah, pengendalian hama penyakit dan gulma. Pemupukan bertujuan untuk mencukupi kebutuhan unsur hara esensial bagi tanaman serta memperbaiki kondisi tanah, sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan dapat menyerap unsur hara dalam jumlah yang cukup. Penggemburan tanah d iluar daerah perakaran perlu digemburkan 2-3 tahun sekali, dengan menggunakan garpu tanah atau cangkul. Penggemburan ini akan berpengaruh baik bagi tanaman Najiyati dan Danarti, 1991.

2.1.6 Sistem Panen

Untuk memperoleh hasil yang bermutu baik, bunga cengkeh harus dipetik bila betul-betul sudah matang petik. Tanda-tanda matang petik yaitu, kepala bunga kelihatan sudah penuh, tetapi belum membuka. Matangnya bunga dalam satu tanaman umumnya tidak serempak sehingga pemetikannya juga dilakukan bertahap. Untuk menghemat tenaga, pemetikan bisa dimulai bila 50-60 jumlah bunga yang ada di pohon telah matang petik. Universitas Sumatera Utara Cara pemetikan : Sebelum pemetikan dimulai, alat yang perlu disiapkan adalah karung berukuran kecil atau keranjang bambu dan karung besar. Apabila tanaman sudah cukup tinggi dan bunganya tidak terjangkau oleh tangan, maka perlu disiapkan tangga segitiga berkaki empat. Bunga cengkeh dipetik pertandan tepat di atas buku daun terakhirnya dengan menggunakan kuku jari atau pisau kecil yang tajam. Daun terakhirtermuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh terikut terpetik bisa mengurangi jumlah tunas sampai 13-12 bagian Najiyati dan Danarti, 1991.

2.1.7 Kandungan Kimia

Bunga cengkeh mengandung minyak atsiri 15-20 dan daun cengkeh berkisar antara 1-4 Kartasapoetra, 1992. Kandungan kimia utama dari minyak cengkeh adalah Eugenol bebas 70 samapai 90, Eugenol asetat dan Kariofillen. Komponen lain yang terdapat dalam tanaman cengkeh yaitu Metil-n-amil Keton, Metil Alkohol, Valeraldehid, Metil-n-amil Karbinol, Metil Furfural, Furfural Alkohol dan Metil Benzoat Guenther, 1990

2.1.8 Manfaat Minyak Cengkeh

Minyak cengkeh diperoleh dengan cara penyulingan bunga, daun dan tangkai bunga yang sudah kering. Apabila bunga digunakan sebagai bahan baku kimia maka sebaiknya yang digunakan adalah bunga hasil sortiran karena harganya lebih murah. Minyak cengkeh yang berasal dari bunga mempunyai aroma lebih lembut dan harganya lebih mahal dari pada minyak yang berasal dari Universitas Sumatera Utara tangkai dan daun. Minyak cengkeh yang berasal dari tangkai dan bunga umumnya digunakan untuk bahan baku industri kosmetikawewangian, farmasi, makanan dan rokok. Sementara minyak cengkeh yang berasal dari daun banyak dipakai untuk bahan baku pembuatan eugenol. Minyak cengkeh dapat memperkuat saluran pernapasan dan membunuh parasit internal. Aromanya berkhasiat untuk menyehatkan dan memperkuat ingatan, membantu mengatasi kegelisahan mental, serta menciptakan perasaan berani dan perasaan untuk melindungi. Minyak cengkeh juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi gigi, hipertensi, serta gangguan tidak berfungsinya kelenjar tiroid Agusta, 2000. Selain itu minyak atsiri pada bunga cengkeh dan daun cengkeh dapat digunakan sebagai bahan obat penghilang rasa mules, rasa mual dan muntah- muntah Kartasapoetra, 1992.

2.2 Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan atau padatan yang memiliki komposisi maupun titik didih yang beragam. Minyak atsiri dapat diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan air, penyulingan dengan uap dan penyulingan dengan air dan uap Sastrohamidjojo, 2004. Pada umumnya minyak atsiri tidak berwarna, apabila dalam keadaan segar dan murni tanpa pencemar. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua gelap. Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang Universitas Sumatera Utara berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan berhubungan langsung dengan oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk Gunawan dan Mulyani, 2004.

2.2.1 Sifat-sifat Minyak Atsiri

Menurut Gunawan dan Mulyani 2004, sifat-sifat minyak atsiri ialah : 1 Tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa. 2 Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari macam dan intensitas bau dari masing-masing komponen penyusunnya. 3 Mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, menggigit, memberi kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit, tergantung dari jenis komponen penyusunnya. 4 Bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari, dan panas karena terdiri dari berbagai macam komponen penyusun. 5 Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air. 6 Sangat mudah larut dalam pelarut organik.

2.2.2 Fungsi Minyak Atsiri a. Fungsi Minyak Atsiri bagi Tanaman

Minyak atsiri dalam jumlah yang relatif besar disimpan dalam tanaman, karena tidak ditransfer ke batang atau daun sebelum daun itu gugur sehingga timbul asumsi kuat bahwa minyak atsiri merupakan sumber energi yang terpenting. Minyak ini dapat menolak kehadiran binatang akan tetapi bagi Universitas Sumatera Utara tanaman tertentu, minyak atsiri dapat menarik serangga sehingga penyerbukan lebih efektif. Dilain pihak tercipta sejenis daya tahan tanaman terhadap kerusakan oleh binatang maupun tanaman parasit dengan dihasilkan minyak dengan bau yang merangsang. Minyak berfungsi sebagai penutup bagian kayu yang terluka atau berfungsi sebagai vernis untuk mencegah penguapan air cairan sel yang berlebihan sehingga berfungsi sebagai penghambat penguapan air. Guenther, 1987

b. Fungsi Minyak Atsiri bagi Manusia

Minyak atsiri sebagai bahan pewangi dan penyedap, antiseptik internal atau eksternal. Minyak atsiri mempunyai sifat membius, merangsang atau memuakkan. Disamping itu beberapa jenis minyak atsiri lainnya dapat digunakan sebagai obat cacing. Minyak atsiri juga membantu pencernaan dengan merangsang saraf sekresi sehingga dengan mencium bau-bauan tertentu, maka akan keluar cairan getah sehingga rongga mulut dan lambung menjadi basah. Kegunaan lain dari minyak atsiri adalah sebagai bahan pewngi kosmetik Guenther, 1987. 2.2.3 Metode Penyulingan Minyak Atsiri Menurut Guenther 1987, metode penyulingan yang umumnya dilakukan ada tiga macam metode penyulingan, yaitu :

a. Penyulingan dengan Air