Proses Pengolahan Air PDAM Tirtanadi

12 lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri kota dan sebagainya Chandra, 2007. Sumber air permukaan terdiri dari badan sungai, danau dan lautan. Air permukaan ini banyak digunakan untuk keperluan rekreasi seperti berenang, menangkap ikan, bermain perahu serta untuk irigasi Suparmoko dan Suparmoko, 2000. Air permukaan yang saat ini diambil sebagai air baku untuk pengadaan air bersih di pelayanan kota Medan dan sekitarnya berasal dari Sungai Belawan untuk Instalasi Produksi Air Bersih Sunggal yang terletak di Kecamatan Sunggal dan Sungai Deli untuk Instalasi Produksi Air Bersih Deli Tua yang terletak di Kecamatan Deli Tua Pasaribu, 2006.

2.3.3 Air Tanah

Air tanah adalah air yang berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian merembes dan mengalami proses filtrasi secara ilmiah di dalam tanah Chandra, 2007. Proses-proses yang dialami air hujan tersebut menyebabkan air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan. Biasanya kontaminasi dalam air tanah disebabkan oleh polusi yang berasal dari limbah industri dan saluran pipa. Jika air tanah terkontaminasi, maka akan dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk memperbaikinya Musa dan Ahanonu, 2013.

2.3.4 Mata air

Air dari mata air yang terletak didaerah Sibolangit digunakan untuk air baku dari Instalasi Produksi Air Bersih Sibolangit yang disadap dari beberapa mata air Pasaribu, 2006.

2.4 Proses Pengolahan Air PDAM Tirtanadi

1. Bendungan, sumber air baku yang digunakan adalah air permukaan sungai yang diambil melalui bangunan bendungan dengan panjang yang sesuai 13 dengan lebar air sungai dan tinggi ± 4 m dengan sisi kiri bendungan dibuat sekat channel berupa saluran penyadap yang lebarnya 2 m dilengkapi dengan pintu pengatur ketinggian air masuk ke intake tempat masuknya air baku. 2. Intake Tempat masuknya air baku, bendungan ini adalah saluran bercabang dua dilengkapi bar screen saringan kasar dan fine screne saringan halus yang berfungsi untuk masuknya kotoran-kotoran yang terbawa arus sungai. 3. Raw Water Tank RWT, bendungan ini dibangun setelah intake yang terdiri dari 2 unit 4 sel. Setiap unitnya berdimensi 23,3 × 20 m, tinggi 5 m, dilengkapi dengan dua buah outlate gate dan pintu bilas 2 buah berfungsi sebagai tempat pengendapan lumpur, pasir, dan lain-lain yang bersifat sedimen. 4.Raw Water Pump RWP, berfungsi untuk memompa air dari RWT ke Spitter Box tempat pembubuhan koagulan berupa alum dengan dosis normal rata- rata 20-25 gm 3 air dan pendistribusian air ke masing-masing cleator yang terdiri dari 5 unit pompa air baku, kapsitas setiap pompa 375 ldet dengan total head 15 m memakai elektromotor. 5. Cleator Proses Penjernihan Air, bendungan cleator terdiri dari 4 unit, dengan kapasitas masing-masing 350 ldet yang bervolume 1700 m 3 berfungsi sebagai tempat proses pemisahan antar flok-flok yang bersifat sedimen dengan air bersih hasil olahan melalui pembentukan dan pengendapan flok-flok yang menggunakan agiator pengaduk lambat. 6. Filter Penyaringan, dari cleator kemudian dialirkan ke filter untuk menyaring turbidity kekeruhan berupa flok-flok halus dan kotoran lain yang lolos dari clearator melalui pelekatan pada median filter. 14 7. Reservoir Tempat Menampung Air Bersih, adalah berupa bendungan beton berdimensi panjang 50 m, lebar 40 m, tinggi 7 m berfungsi untuk menampung air bersih air olahan setelah melewati media filter dengan kapasitas ± 12.000 m 3 dan kemudian didistribusikan ke pelanggan melalui reservoir-reservoir distrubusi di berbagai cabang. Air bersih yang mengalir dari filter ke reservoir dibubuhi chlor dan untuk netralisasi dibutuhkan larutan kapur jenuh. 8. Finish Water Pump FWP, berfungsi untuk mendristriusikan air bersih dari reservoir utama di instalasi reservoir-reservoir distribusi di cabang melalui pipa transmisi. 9. Sludge Lagoon Tempat Menampung Air Buangan, berfungsi sebagai media penampungan air buangan bekas pencucian sistem pengolahan dan kemudian air tersebut disalurkan kembali ke RWT untuk diproses kembali. 10. Monitoring System Sistem Pengawasan, fasilitas ini dapat memperlihatkan secara langsung kondisi proses pengolahan dari ruang tertentu baik terhadap kuantitas, kualitas maupun kontinuitas olahan.

2.5 Manfaat Mineral Dalam Air Minum

Dokumen yang terkait

Analisis Mineral Kalsium dan Magnesium pada Air Minum PDAM Tirtanadi di Beberapa Lokasi di Kota Medan

2 59 91

Analisis Kandungan Mineral Kalsium Dan Magnesium Pada Musim Hujan Di Bulan Desember Dan Musim Kemarau Di Bulan Maret Dalam Beberapa Air Minum Pdam Tirtanadi Di Kota Medan

1 36 113

Analisis Kandungan Mineral Kalsium Dan Magnesium Pada Musim Hujan Di Bulan Desember Dan Musim Kemarau Di Bulan Maret Dalam Beberapa Air Minum Pdam Tirtanadi Di Kota Medan

0 0 16

Analisis Kandungan Mineral Kalsium Dan Magnesium Pada Musim Hujan Di Bulan Desember Dan Musim Kemarau Di Bulan Maret Dalam Beberapa Air Minum Pdam Tirtanadi Di Kota Medan

0 0 2

Analisis Kandungan Mineral Kalsium Dan Magnesium Pada Musim Hujan Di Bulan Desember Dan Musim Kemarau Di Bulan Maret Dalam Beberapa Air Minum Pdam Tirtanadi Di Kota Medan

0 0 5

Analisis Kandungan Mineral Kalsium Dan Magnesium Pada Musim Hujan Di Bulan Desember Dan Musim Kemarau Di Bulan Maret Dalam Beberapa Air Minum Pdam Tirtanadi Di Kota Medan

2 2 3

Analisis Kandungan Mineral Kalsium Dan Magnesium Pada Musim Hujan Di Bulan Desember Dan Musim Kemarau Di Bulan Maret Dalam Beberapa Air Minum Pdam Tirtanadi Di Kota Medan

0 0 48

Analisis Mineral Kalsium dan Magnesium pada Air Minum PDAM Tirtanadi di Beberapa Lokasi di Kota Medan

2 5 36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Minum - Analisis Mineral Kalsium dan Magnesium pada Air Minum PDAM Tirtanadi di Beberapa Lokasi di Kota Medan

1 2 16

ANALISIS MINERAL KALSIUM DAN MAGNESIUM PADA AIR MINUM PDAM TIRTANADI DI BEBERAPA LOKASI DI KOTA MEDAN SKRIPSI

0 0 14