4.2.3 Kuat Impak
Pengujian kekuatan impak ini bertujuan untuk menentukan ketangguhan sampel terhadap pembebanan dinamis. Metode impak ini disesuaikan dengan
model Charpy, dimana sampel dalam bentuk tertidur dengan ukuran yang telah ditentukan, dengan kedua ujung sampel diletakkan pada penumpu lalu
melepaskan beban dinamis dengan tiba- tiba menuju sampel.
Tabel 4.5 Nilai rata-rata Kuat Impak
Data hasil pengujian
kuat impak dihitung dengan menggunakan persamaan 2.7. Data hasil pengujian dan perhitungan selengkapnya dilampirkan pada Tabel L.6 di Lampiran B dan
nilai kuat impak rata-rata ditampilkan pada Tabel 4.5 berikut ini:
No Sampel
Komposisi Kuat Impak
Limbah LDPE : Aspal: Pasir: Serat Pendek Sabut Kelapa
rata-rata kJm
2
1 30: 5: 65: 0
10.81 2
30: 5: 64: 1 11.93
3 30: 5: 63: 2
12.46 4
30: 5: 62: 3 13.47
5 30: 5: 61: 4
21.47 6
30: 5: 60: 5 24.71
Berdasarkan Tabel 4.5 hasil pengujian kuat impak pada sampel 1 dengan komposisi 30: 5: 65: 0 merupakan nilai kegetasan yang paling kecil yaitu 10.81
kJm
2
. Komposisi ini hanya terdapat matrik sebagai pengikat serta agregat pasir tetapi tanpa serat yang berfungsi sebagai penahan gaya yang efektif. Kuat impak
yang terbesar ada pada sampel 6 dengan komposisi 30: 5: 60: 5 yaitu 24.71 kJm
2
, dengan nilai komposisi matrik tetap maka partikel-partikel antara agregat akan terikat satu sama lain oleh aspal dan LDPE dengan baik sesuai dengan fungsi
aspal dan LDPE sebagai bahan pengikat yang memberikan ikatan yang kuat antara aspal dan LDPE dengan agregat pasir sebagai bahan pengisi untuk mengisi
rongga antara butir-butir agregat dan pori yang ada antara agregat itu sendiri, sehingga terjadi penguatan ikatan antara matrik dan
filler.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan kuat impak dengan variasi komposisi dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 4.5 berikut:
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kuat impak dan komposisi serat pendek sabut kelapa
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi kuat impak sebesar 24,71 kJm
Berdasarkan Gambar 4.5 seiring penambahan komposisi serat dan pengurangan pasir maka kekuatan impak semakin meningkat, hal ini sesuai
dengan fungsi keberadaan serat sebagai penguat atau penahan gaya sehingga dapat membuktikan bahwa penambahan serat pendek sabut kelapa mampu
memperbaiki sifat material yang sebelumnya getas menjadi liat dan juga pasir berfungsi sebagai material perkerasan yang menahan beban.
2
yang diperoleh lebih tinggi dari nilai kekuatan impak serat panjang ijuk sebesar 18 kJm
2
yang diperoleh dari penelitian Suryati, 2012B dan serat panjang sabut kelapa yang memiliki nilai kekuatan impak sebesar 20 kJm
2
, hasil dari penelitian Milawarni, 2012. Pada umumnya, serat panjang lebih
mudah penanganannya jika dibandingkan dengan serat pendek. Sedangkan komposit serat pendek, dengan orientasi yang benar, akan menghasilkan kekuatan
yang lebih besar jika dibandingkan continous fiber. Orientasi serat berdampak langsung pada distribusi tegangan antara matriks
dan serat. Kontribusi serat terhadap sifat-sifat komposit akan maksimum jika arah pembebanan searah
dengan arah serat.
4.3 Sifat Termal Genteng Komposit Polimer