Aspal Buton Sumber Aspal Kandungan Aspal

molekul lain di mana setiap atom mempunyai isi molekul relatif yang sama Roiter dan Minko, 2005

2.5 Aspal

Dalam kehidupan sehari-hari aspal memiliki banyak kegunaan diantaranya digunakan sebagai pelapis dalam pembuatan jalan, coating atap dan sebagai waterproofing pada peralatan industri. Jenis aspal yang telah umum dikenal antara lain: 1. Aspal cair yaitu aspal keras yang dicampur dengan pelarut 2. Aspal emulsi yaitu aspal yang terdiri dari butir-butir aspal halus dilarutkan dalam air lebih encer dari aspal cair 3. Aspal keras yaitu aspal yang didapat dari penyulingan minyak bumi dengan kadar peragian rendah Napthan base crude oil yaitu lebih dari 2 berat 4. Aspal granular yaitu aspal yang ada di alam dalam bentuk bahan tambang. Aspal adalah salah satu material yang digunakan untuk membuat jalan raya, Aspal tersebut merupakan bahan hidrokarbon yang bersifat melekat adhesive, berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapisan permukaan perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam aspal buton atau aspal minyak aspal yang berasal dari minyak bumi. Aspal juga disebut cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan Asnawi, 2011.

2.5.1 Aspal Buton

Aspal Buton adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang terdapat di Pulau Buton. Jumlah deposit diperkirakan sebesar 350 juta ton, dengan kadar aspal bervariasi antara 10 sampai dengan 40 . Aspal ini berada di dalam tanah dengan variasi kedalaman mulai 1,5 m di bawah permukaan tanah. Universitas Sumatera Utara Lokasi aspal buton tersebar sekitar 70.000 ha dari Teluk Sampolawa disebelah Selatan sampai ke Teluk Lawele disebelah Utara dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Lokasi deposit aspal Buton Tobing, 2003 Terjadinya aspal Buton disebabkan oleh terdapatnya sumber minyak bumi di bawahnya ketika terjadi penggeseran atau patahan lempeng bumi. Patahan ini menyebabkan minyak bumi dengan tekanan yang kuat keluar melalui celah-celah patahan dan terjadilah “migrasi” atau perpindahan kelapisan yang lebih porous di atasnya. Minyak bumi kemudian terimpregnasi atau menyusup ke dalam rongga- rongga batuan atau bahan yang porous. Peristiwa geologis ini terjadi ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu Tobing, 2003. Penetrasi bitumen aspal Buton Lawele adalah 32-200 10 -4 m. Aspal Buton Lawele berupa gumpalan-gumpalan yang lunak. Jenis aspal Buton ini bersifat higroskopis mudah menyerap air. BGA Buton Granular Asphalt mempunyai ketahanan terhadap temperatur tinggi, titik lembek dapat mencapai 50 – 60 C bitumen sehingga campuran akan lebih tahan terhadap temperatur tropis yang tinggi.

2.5.2 Sumber Aspal

Aspal yang dihasilkan dari industri kilang minyak mentah crude oil. Isitilah aspal kilang minyak atau refinery bitumen merupakan nama yang tepat dan paling umum digunakan. Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah yang Universitas Sumatera Utara diperoleh melalui proses destilasi minyak bumi. Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 350 C di bawah tekanan atmosfir untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak seperti gasoline bensin, kerosene minyak tanah dan oil Wignall, 2003.

2.5.3 Kandungan Aspal

Kandungan aspal terdiri dari senyawa asphaltenes dan maltene. Asphaltenes merupakan campuran kompleks dari hidrokarbon, yang terdiri dari cincin aromatik kental dan senyawa heteroaromatik yang mengandung belerang, serta amina, amida, senyawa oksigen keton, fenol atau asam karboksilat, nikel dan vanadium. Aspal atau bitumen adalah suatu campuran cairan kental senyawa organik, berwarna hitam, lengket, larut dalam karbon disulfida, dan struktur utamanya oleh “polisiklik aromatis hidrokarbon” yang sangat kompak Nuryanto, 2008 Aspal polimer adalah suatu material yang dihasilkan dari modifikasi antara polimer alam atau polimer sintetis dengan aspal. Modifikasi aspal polimer atau biasa disingkat dengan PMA telah dikembangkan selama beberapa dekade terakhir. Dengan sedikit penambahan bahan polimer biasanya sekitar 2-6 sudah dapat meningkatkan hasil ketahanan yang lebih baik terhadap deformasi, mengatasi keretakan-keretakan dan meningkatkan ketahanan usang dari kerusakan akibat umur sehingga dapat mengurangi biaya perawatan atau perbaikan Hafizullah, 2011.

2.6 Polietilena Densitas Rendah atau LDPE