4.3.1 Waktu Penyalaan Dan Jarak Bakar
Penilaian terhadap sifat tahanan api ditentukan dengan cara yang ditetapkan dalam JIS-K6911-1970 dan ASTM-D635-1974. Dalam pengujian ini
akan didapatkan data hubungan waktu yang diperlukan agar specimen menyala yang disebut waktu penyalaan detik dan panjang spesimen yang terbakar disebut
jarak bakar. Data hasil pengujian dan perhitungan selengkapnya dilampirkan pada Tabel L.7 di Lampiran B dan nilai
Tabel 4.6 Nilai rata-rata pengujian waktu nyala rata-rata dan jarak bakar
rata-rata diperlihatkan pada Tabel 4.6 berikut ini :
No Sampel
waktu nyala dan jarak bakar
Komposisi Jarak Bakar Waktu Penyalaan
Limbah LDPE : Aspal: Pasir: Serat Pendek Sabut Kelapa
rata-rata m rata-rata detik
1 30: 5: 65: 0
0.09 223.33
2 30: 5: 64: 1
0.09 253.00
3 30: 5: 63: 2
0.09 423.00
4 30: 5: 62: 3
0.09 506.00
5 30: 5: 61: 4
0.09 571.33
6 30: 5: 60: 5
0.09 622.33
Data hasil uji nyala genteng komposit polimer yang paling cepat menyala dan habis terbakar dengan sendirinya pada jarak bakar rata-rata 0.09 m adalah
sampel dengan komposisi 30: 5: 65: 0 yaitu sebesar 223.33 detik sampel tanpa serat pendek sabut kelapa. Waktu nyala yang paling lama terbakar berada pada
komposisi 30: 5: 60: 5 yaitu sebesar 622.33 detik dengan jarak bakar yang sama. Kemampuan nyala ini berhubungan dengan matrik yang digunakan yaitu aspal
yang terbentuk dari turunan minyak bumi dengan titik lembek dapat mencapai 50–60
C serta sesuai dengan sifat polimer yang sangat mudah menyala.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui hubungan antara waktu penyalaan dengan variasi komposisi bahan lebih jelasnya dapat dilihat dari
Gambar 4.6.
a Gambar 4.6 Grafik hubungan antara waktu penyalaan dan komposisi
Serat pendek sabut kelapa Berdasarkan Gambar 4.6 menunjukkan bahwa seiring dengan
bertambahnya komposisi serat pendek sabut kelapa dan pengurangan komposisi pasir maka waktu benda untuk menyala semakin lama. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian serat pendek sabut kelapa pada genteng komposit polimer selain meningkatkan kekuatan mekanik juga dapat meningkatkan ketahanan nyala api.
4.3.2 DTA