Pengamatan Ginjal Secara Mikrostruktur Pemeriksaan Kadar Pb Dalam Ginjal

c. Pewarnaan Sediaan Ginjal Suntoro, 1983.

Cara mewarnai sediaan ginjal dengan Hematoxilin Eosin adalah sebagai berikut: Sediaan direndam dalam Xylol I selama 15 menit kemudian berturut-turut dilakukan perendaman dalam xylol II selama 15 menit. Kemudian dialkoholisasi secara bertingkat dengan konsentrasi alkohol menurun, berturut-turut alkohol 100, 90, 96, 80,70, 60, 50, 40, 30 yang masing-masing dilakukkan selama 15 menit kemudian dibilas dengan aquadest selama 15 menit. Pewarnaan sediaan ginjal dilakukan dengan cara objek gelas dimasukkan ke dalam larutan pewarna Ehrilich’s haemotoxylin selama 7 menit, kemudian dibilas air mengalir selama 10 menit. Kemudiaan dicelupkan pada eosin selama 15 menit. Pada tahap dehidrasi sediaan dicelupkan dalam alkohol 50, 60, 70, 80, 90, 96 dan 100 masing-masing 30 menit. Disimpan pada xylen selama 10 menit. Kemudian dilakukan Mounting dengan menutup preparat dengan canada balsam kemudian ditutup dengan gelas penutup sediaan cover glass. Sedian kemudian diberi label dan disimpan beberapa jam sampai zat perekatnya kering.

3.4.3. Pengamatan Ginjal Secara Mikrostruktur

Dari ginjal tikus putih Rattus sp. yang telah dibuat menjadi preparat maka dilakukan pengamatan histologis sediaan ginjal. Pengamatan dilakukkan dengan melakukkan pembacaan pada lima lapang pandang pada daerah sediaan jaringan ginjal, yaitu pada empat sudut preparat berbeda dan ditengah preparat pengamatan dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 400x. Sasaran yang diamati berupa pembengkakan sel-sel epitel tubulus hyperplasia, pelebaran lumen tubulus, pelebaran ruang bowman, piknosis pengerutan inti, karyomegali Pembesaran inti, pembentukan intranuclear inclusioan bodies benda-benda inklusi, adanya runtuhan sel dan vakuolisasi lumen tubulus Hariono, 1991; Alatas, 2002; Anggraeni, 2008. Jumlah presentase kerusakan untuk lima lapangan pandang tiap jaringan ginjal tikus kemudian dirata-ratakan untuk semua lapangan pandang kemudian selanjutnya disesuaikan dengan kriteria skoring. Derajat kerusakan jaringan ginjal dikuantitatifkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara = Tidak ada kerusakan jaringan ginjal 1 = Bila ditemukan 0-25 keriteria diatas 2 = Bila ditemukan 25-50 kriteria diatas 3 = Bila ditemukan 50 kriteria diatas, Danuari, 2009

3.4.4. Pemeriksaan Kadar Pb Dalam Ginjal

Pembuatan preparasi untuk pemeriksaan kadar Pb dalam organ ginjal Hyde et al, 1977, dengan langkah sbb: Jaringan ginjal diambil seberat 0,5g, dimasukkan kedalam belender, lalu ditambahkan 5ml aquadest, jaringan dan aquadest kemudian diblender halus hingga jaringan homogen, kemudian diberi 0,5ml larutan 1mg0,5 ml magnesium asetat. Kemudian jaringan dibakar sampai menjadi abu dengan menggunakan muffle furnace pada suhu 500 – 550 ⁰C selama 4–5 jam. Setelah menjadi abu ditambah larutan 2M asam nitrat sebanyak 5ml kemudian larutan disentrifuge selama 5–10 menit pada kecepatan 2000rpm. Larutan yang telah disentrifuge diperiksa dengan alat Atomic Absorbtion Spectrophotometer AAS. Alat AAS yang digunakan adalah Simadzu AA 6200 Anggraini, 2008 yang proses pengukuran residu Pb-nya dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan Baristan Kementrian Perindustrian RI.

3.5. Analisa Data