3.3 . Rancangan Percobaan
3.3.1. Jenis dan Rancangan Percobaan
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL.
Besar sampel yang digunakan pada penelitian
ini berdasarkan rumus Federer 1963:
t = kelompok perlakuan n = jumlah sampel tiap kelompok
Jumlah sampel pada penelitian ini terdiri dari 35 ekor tikus putih jantan yang dibagi secara acak dalam 7 kelompok yaitu 5 ekor tiap kelompok. Semua
tikus perlakuan diberi makanan biasa dan minum secara oral selama 7 minggu, dimana perlakuannya sebagai berikut:
K =
tanpa perlakuan kontrol.
P1 = perlakuan plumbum asetat 40 mgkgBBhari selama 7 minggu.
P2 = perlakuan plumbum asetat 40 mgkgBBhari selama 7 minggu
dan kitosan 0,5 selama 5 minggu terakhir.
P3 = perlakuan plumbum asetat 40 mgkgBBhari selama 7 minggu
dan kitosan 0,75 selama 5 minggu terakhir.
P4
= perlakuan plumbum asetat 40 mgkgBBhari selama 7 minggu dan kitosan 1 selama 5 minggu terakhir.
P5 = perlakuan kitosan 1 selama 7 minggu.
P6 = perlakuan pelarut asam asetat 1 selama 7 minggu.
3.3.2. Pemeliharaan Hewan Percobaan
Tikus ditempatkan d idalam kandang yang terbuat dalam bahan plastik ukuran 30x20x10 cm, ditutup dengan kawat kasa. Dasar kandang dilapisi dengan
sekam padi setebal ± 0,5 cm – 1 cm dan diganti setiap tiga hari. Cahaya ruangan dikontrol persis 12 jam terang pukul 06.00 sampai dengan pukul 18.00 dan 12
jam gelap pukul 18.00 sampai dengan pukul 06.00, sedangkan suhu dan kelembapan ruangan dibiarkan pada kisaran alamiah. Tikus diberi makan dan
t-1 n-1 ≥15
Universitas Sumatera Utara
minum secara bebas atau ad-libitum. Pemeliharaan hewan percobaan selama berlangsungnya penelitian ini ditempatkan di laboratorium Biologi FMIPA USU
Medan.
3.3.3. Pb
Plumbum asetat diberikan dalam bentuk cairan sebanyak 40mgKgBBhari Napitupulu, 2008 yang dilarutkan dalam aquades 0,5 ml dan diberikan secara
oral dengan menggunakan jarum gavage.
3.3.4. Kitosan
Kitosan yang diberikan pada tikus jantan adalah kitosan yang memiliki derajat destilisasi DD sebesar 80 Kusumawati, 2009 dan dalam bentuk
larutan dengan pelarut asam asetat sebesar 1 Knoor, 1982; Purwoningsih, 2008. Kitosan diberikan secara oral dengan menggunakan jarum gavage
sebanyak 0,5 ml dan diperoleh dari Laboratorium FMIPA terpadu.
3.3.5. Persiapan Pembuatan Zat Warna Hematoxylin-Eosin Suntoro, 1983